Metil Jasmonat Model Kerja Metil Jasmonat

sinyal kunci dalam proses elisitasi menuju akumulasi metabolit sekunder Lambert et al., 2011. Baru-baru ini, elisitor sintetik inkonvensional seperti jasmonat 2-hidroksietil HEJ juga ditemukan sangat kuat dalam menggalang metabolit sekunder tanaman dalam kultur sel Hu and Zhong, 2008. MJ adalah elisitor paling penting dalam menginduksi produksi triterpen saponin Lambert et al., 2011.

2.4.1. Metil Jasmonat

Asam jasmonat adalah senyawa organik yang terbentuk melalui biosintesis oleh enzim dan berfungsi menghambat pertumbuhan beberapa bagian tumbuhan tertentu dan sangat kuat mendorong terjadinya penuaan daun Salisbury and Ross,1995, karena fungsinya ini, asam jasmonat dan turunannya termasuk ke dalam hormon tumbuhan. Senyawa ini dan metil esternya metil jasmonat terdapat pada beberapa spesies tumbuhan dan di dalam minyak Parthier, 1990. Asam jasmonat pertama kali diisolasi dari Lasiodiplodia theobromae kemudian dalam bentuk metil ester sebagai senyawa yang memicu penuaan pada ulat kayu Osborne and McManus, 1995. Gambar 2.7. Metil Jasmonat Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Model Kerja Metil Jasmonat

Asam jasmonat memainkan banyak peran dalam tanaman, mulai dari faktor pertahanan, penuaan daun, dan akhirnya regulator kematian sel Reinbothe et al., 2009. Asam jasmonat dan turunannya menginduksi ekspresi gen penyandi pertahanan seperti proteinase, thionin dan proteinase inhibitor sedangkan ET mengaktifkan beberapa gen super patogenesis terkait PR juga bertindak secara sinergis dalam merangsang elisitor-induksi ekspresi gen PR dan menginduksi respon pertahanan secara sistematis. Metil jasmonat diperlukan untuk memicu meningkatnya akumulasi terpen, pemberian metil jasmonat pada konsentrasi yang berbeda 0, 5, 25, 50, 100 mM menyebabkan meningkatnya konsentrasi terpen mg g -1 walau secara statistik saling berbeda tidak nyata dan kecepatan respon bervariasi diantara klon yang diteliti Gambar 2.8.. Konsentrasi metil jasmonat mM Gambar 2.8. Pengaruh Perlakuan Metil Jasmonat pada Tanaman Picea abies Keterangan: Konsentrasi terpen diukur empat minggu setelah pemberian MJ. Huruf berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan ANOVA dikuti uji LSD, P = 0,05 Zenelli et al., 2006 . Ko n sen tr asi T er p en m g g -1 Universitas Sumatera Utara Percobaan yang telah dilakukan pada beberapa klon Picea abies, konsentrasi rata-rata terpen meningkat setelah pemberian metil jasmonat di semua klon Gambar 2.9, tetapi terdapat variasi yang luas di antara klon Martin et al., 2002. Konsentrasi Metil jasmonat mM Gambar 2.9. Pengaruh Perlakuan Metil Jasmonat terhadap Konsentrasi Terpen pada Klon Picea abies Zenelli et al., 2006 Keterangan: Konsentrasi terpen dinyatakan pada massa segar mgg, Respon terhadap terpen diukur pada akhir Mei sebelum aplikasi MJ, dan pada akhir Juni empat minggu setelah aplikasi MJ, pada saat inokulasi jamur. Variasi ini dapat mencerminkan perbedaan penginderaan sinyal pada MJ atau sistem antara klon atau dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan MJ untuk menembus kulit kayu. Jika lentisel merupakan rute utama untuk penyerapan melalui permukaan kulit, perbedaan tersebut dapat mengakibatkan kepekaan terhadap MJ diubah. Perlakuan dengan metil jasmonat tidak hanya menyebabkan K an d u n g an m o n o te rp en d an s esq u it er p en m g g -1 Universitas Sumatera Utara konsentrasi terpen meningkat, tetapi juga peningkatan resistensi terhadap jamur Ceratocystis polonica Gambar 2.10. Konsentrasi metil jasmonat mM Gambar 2.10. Gejala Infeksi Jamur pada Picea abies dengan Berbagai Konsentrasi Metil Jasmonat MJ Keterangan: A: persentase mati lingkar kambium, masa inokulasi dengan Ceratocystis polonica dibuat empat minggu setelah aplikasi MJ dan gejala diukur 15 minggu setelah inokulasi. Huruf berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata ANOVA diikuti uji LSD, P = 0,05 Zeneli et al., 2006. Para peneliti belum mengetahui dampak dari MJ pada kesehatan tanaman jangka panjang maupun perubahan anatomi dan kimia yang disebabkan oleh aplikasi MJ terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Perlakuan MJ terbukti dapat mencegah kematian pohon yang disebabkan oleh kumbang kulit kayu, ini bisa menjadi manfaat besar bagi pengelolaan hama hutan terpadu Erbilgin, et al., 2006. Penelitian pada buah loquat diberi pra-perlakuan dengan 10 µmol l metil jasmonat MJ selama 24 jam pada 20°C, dan kemudian disimpan pada 1°C selama 35 hari untuk melihat pengaruh perlakuan MJ pada cedera dingin dan perubahan dalam sistem antioksidan. Buah loquat mempunyai keteguhan buah yang meningkat, penurunan tingkat jus yang mencoklat selama penyimpanan. Gejala-gejala kerusakan secara signifikan dikurangi dengan perlakuan MJ. MJ juga nyata menunda peningkatan produksi kandungan laju-O 2 dan H 2 O 2 . Universitas Sumatera Utara Sementara itu, buah yang diberi perlakuan MJ menunjukkan aktivitas superoksida dismutase, katalase dan peroksidase askorbat nyata lebih tinggi, dan aktivitas lipoksigenase lebih rendah dari pada kontrol selama penyimpanan. Rasio asam lemak tak jenuhjenuh pada buah yang diberi perlakuan MJ juga secara signifikan lebih tinggi dibanding kontrol. Penurunan kerusakan dengan pemberian MJ, mungkin karena peningkatan aktivitas enzim antioksidan dan rasio asam lemak tak jenuh jenuh lebih tinggi Cao, et. al, 2009.

2.4.3. Triterpen Saponin Setelah Elisitasi pada Pegagan