4.1.14. Produksi Centellosida pada Daun dan Akar g
Data rataan produksi centellosida pada daun dan akar tanaman pegagan dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32 yaitu produksi asiatikosida daun, produksi
madekasosida daun, produksi asam asiatik daun, produksi asiatikosida akar, produksi madekasosida akar dan produksi asam asiatik akar. Uji beda rataan dan
rataan perlakuan umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29. Uji Beda dan Rataan Produksi Asiatikosida Daun PAD, Produksi Madekasosida Daun PMD, produksi Asam Asiatik Daun PAAD,
Produksi Asiatikosida Akar PAA, Produksi Madekasosida Akar PMA, Produksi Asam Asiatik Akar PAAA, pada Perlakuan
Umur Panen U, Metil Jasmonat J dan Pemupukan Fosfor F
Perlakuan Produksi Centellosida Tanaman Pegagan mg
PAD PMD
PAAD PAA
PMA PAAA
U
1
= 56 HST 38,63
124,15b 2170,25
39,141 44,05b
30,721 U
2
= 70 HST 53,80
102,15b 1595,03
68,410 66,02b
22,239 U
3
= 84 HST 62,04
198,55a 1554,48
104,560 513,55a
48,242
Rataan 51,489
141,616 1773,254
70,703 207,870
33,734 J
= 0 µM 47,919
120,813 1817,098
72,673 196,601
35,778 J
1
= 100 µM 52,633
145,562 1643,853
72,307 192,589
33,961 J
2
= 200 µM 53,916
158,474 1858,811
67,131 234,419
31,462
Rataan 51,489
141,616 1773,254
70,703 207,870
33,734 F
= 0 P
2 5
kgha 41,046
111,581 928,337b
59,787 148,501
34,566 F
1
= 18 P
2 5
kgha 52,342
151,075 2404,037a
81,386 201,476
38,817 F
2
= 36 P
2 5
kgha 42,487
128,010 2035,191a
67,053 188,959
29,163 F
3
= 54 P
2 5
kgha 70,083
175,800 1725,45ab
74,588 292,543
32,388
Rataan 51,489
141,616 1773,254
70,703 207,870
33,734
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan
4.1.14.1. Produksi Asiatikosida Daun mg
Data produksi asiatikosida pada daun dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Analisis sidik ragam Lampiran 33 dapat dilihat bahwa perlakuan umur
Universitas Sumatera Utara
panen, metil jasmonat, pemupukan fosfor, umur panen dan pemberian fosfor UxF, metil jasmonat dan pemberian fosfor JxF maupun interaksi tiga faktor
umur panen, metil jasmonat dan pemberian fosfor UxJxF tidak nyata mempengaruhi produksi asiatikosida pada daun. Tetapi interaksi dua faktor umur
panen dan metil jasmonat UxJ nyata mempengaruhi produksi asiatikosida pada daun.
Uji beda rataan produksi asiatikosida pada daun akibat perlakuan umur panen dan metil jasmonat UxJ dapat dilihat pada Tabel 4.30 di bawah ini.
Tabel 4.30. Uji Beda Rataan Produksi Asiatikosida pada Daun Tanaman Pegagan
pada Perlakuan Interaksi Umur Panen dan Metil Jasmonat
Umur Panen U Metil Jasmonat J
Rataan J
= 0 µM J
1
= 100 µM J
2
= 200 µM U
1
40,470c 45,606abc
29,809c
38,628 U
2
27,948c 67,984ab
65,456ab
53,796 U
3
75,340a 44,309abc
66,483ab 62,044
Rataan 47,92
52,63 53,92
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan
= transformasi X+0,5
12
Pada Tabel 4.30. produksi asiatikosida pada daun diperoleh pada perlakuan umur panen 84 HST dengan tanpa pemberian metil jasmonat 0 µM U
3
J 7,922
75,34 mg dan berbeda tidak nyata dengan umur panen 70 HST dengan pemberian metil jasmonat 100 µM U
2
J
1
7,484 67,984 mg diikuti umur panen 84 HST dan pemberian metil jasmonat 200 µM U
3
J
2
7,342 66,483 mg, U
2
J
2
, U
3
J
1
, U
1
J
1
namun berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya yaitu U
2
J
0,
U
1
J
2,
U
1
J . Produksi asiatikosida daun terendah ditemukan pada umur panen 56
HST dengan pemberian metil jasmonat 200 µM U
1
J
2
4,451 29,809 mg yang
Universitas Sumatera Utara
berbeda nyata dengan perlakuan U
2
J
1,
U
2
J
2,
U
3
J dan U
3
J
2
data dapat dilihat pada Lampiran 31.
Pengaruh perlakuan umur panen dan metil jasmonat terhadap produksi asiatikosida pada daun adalah linier, kuadaratik positif dan negatif dapat dilihat
pada Gambar 4.50.
Gambar 4.50. Grafik Pengaruh Umur Panen pada Berbagai Konsentrasi Metil Jasmonat Terhadap Produksi Asiatikosida pada Daun mg
Pada Gambar 4.50., tanpa pemberian jasmonat terjadi peningkatan produksi asiatikosida setelah 65 HST sampai 84 HST, sedangkan pada pemberian
jasmonat 100 µM diperoleh produksi asiatikosida daun maksimum 7,30 ± 67 mg
pada umur panen 70 HST. Pemberian jasmonat 200 µM diperoleh produksi asiatikosida daun yang terus meningkat dengan bertambahnya umur panen.
4.1.14.2. Produksi Madekasosida pada Daun mg
Data produksi madekasosida pada daun dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Dari analisis sidik ragam Lampiran 33 dapat dilihat perlakuan tunggal
Universitas Sumatera Utara
umur panen U nyata pengaruhnya sedangkan metil jasmonat J, pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap produksi madekasosida pada daun
Tabel 4.34. Interaksi kombinasi metil jasmonat dan pemupukan fosfor JxF nyata pengaruhnya, sedangkan interaksi dua faktor umur panen dengan
pemupukan fosfor UxF dan umur panen dan pemberian metil jasmonat UxJ serta interaksi tiga faktor, umur panen, pemberian metil jasmonat dan fosfor
UxJxF tidak nyata mempengaruhi produksi madekasosida pada daun. Pengaruh umur panen nyata terhadap produksi madekasosida daun dengan
hasil tertinggi 198,55 mg dengan umur panen 12 MST dan berbeda nyata dengan umur panen 8 MST maupun 10 MST. Umur panen 8 dan 10 MST saling berbeda
tidak nyata dan saat 10 MST produksi madekasosida pada daun terendah Tabel 4.29.. Hubungan umur panen dengan produksi madekasosida daun adalah
kuadratik negatif dengan titik minimum terdapat pada umur panen 67 HST Gambar 4.51..
Gambar 4.51. Grafik Pengaruh Umur Panen Terhadap Produksi Madekasosida
pada Daun mg Umur panen 84 HST Gambar 4.51. menghasilkan produksi madekasosida pada
daun tertinggi.
Universitas Sumatera Utara
Uji beda rataan produksi madekasosida pada daun pada kombinasi perlakuan pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor UxF disajikan pada
Tabel 4.31. di bawah ini. Tabel 4.31. Uji Beda Rataan Produksi Madekasosida Daun g pada Interaksi
Perlakuan Pemberian Metil Jasmonat dan Pemupukan Fosfor
Metil Jasmonat J
Pemupukan Fosfor F Rataan
F 0 kg P
2 5
ha F
1
18 kg P
2 5
ha F
2
36 kg P
2 5
ha F
3
54 kg P
2 5
ha J
= 0 µM
131,190ab 123,180ab
139,381ab 89,500b
120,813 J
1
= 100 µM
164,008ab 182,312ab
69,151b 166,777ab
145,562 J
2
= 200 µM
39,544b 147,734ab
175,498ab 271,122a
158,474 Rataan
111,581 151,075
128,010 175,800
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda
Duncan = transformasi X+0,5
12
Pada Tabel 4.31. dapat dilihat produksi madekasosida daun tertinggi dihasilkan pada perlakuan pemberian metil jasmonat 200 µM dan pemupukan fosfor 54 kg
P
2 5
ha J
2
F
3
13,718 271,122 mg berbeda tidak nyata dengan tanpa pemberian
metil jasmonat dan pemupukan fosfor 36 kg P
2 5
ha J F
2
diikuti pemberian metil
jasmonat 100 µM dan pemupukan fosfor 18 kg P
2 5
ha J
1
F
1
dan pemberian metil jasmonat dengan pemupukan fosfor lainnya, yaitu J
1
F
1
, J
1
F , J
F , J
F
1
, J F
, serta berbeda nyata dengan perlakuan J
2
F , J
F
3
, dan J
1
F
2
. Produksi madekasosida daun terendah diperoleh pada pemberian metil jasmonat 200 µM dan tanpa pemupukan
fosfor J
2
F 5,868 39,544 mg.
Perlakuan pemberian metil jasmonat dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.52.. Pengaruh pemberian metil jasmonat dan pemupukan
fosfor terhadap produksi madekasosida daun adalah linear positif dan kuadratik.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.52. Grafik Pengaruh Pemberian Metil Jasmonat dengan Pemupukan Fosfor Terhadap Produksi Madekasosida Daun mg
Pada Gambar 4.52. tanpa pemberian fosfor, produksi madekasosida daun maksimum yaitu 11,26 ± 183 mg dengan pemberian metil jasmonat 69,67
µM
dan peningkatan konsentrasi metil jasmonat menyebabkan penurunan produksi. Pemberian fosfor 18 F
1
dan 54 kg P
2
O
5
ha F
3
menyebabkan meningkatnya kandungan madekasosida daun dengan peningkatan konsentrasi metil jasmonat
yang diberikan hubungan linier positif dimana dengan pemberian metil jasmonat 200
µM dan pemupukan fosfor
54 kg P
2
O
5
ha F
3
menghasilkan produksi madekasosida daun yang lebih tinggi dibanding memberi pupuk fosfor 18 kg
P
2
O
5
ha. Sedangkan pemberian 36 kg P
2
O
5
ha F
2
,
produksi madekasosida daun minimum yaitu 7,21 69 mg dengan pemberian metil jasmonat 103,12
µM dan
produksi madekasosida daun meningkat bila pemberian metil jasmonat ditingkatkan.
ŶF = 9,8019+0,0418J-0,0003J
2
, R² = 1 Ŷmax = 11,26 pada J = 69,67 µM
ŶF
1
= 8,9592+0,0137J, r = 0,77 ŶF
2
= 11,459-0,0825J+0,0004J
2
, R² = -1 Ŷmin = 7,21 pada J = 103,12 µM
ŶF
3
= 7,3059+0,0331J, r = 0,98 5.0
6.0 7.0
8.0 9.0
10.0 11.0
12.0 13.0
14.0 15.0
100 200
Pro d
u ksi
Ma d
e ka
so si
d a
Dau n
Pemberian Metil Jasmonat µM F0
F1 F2
F3
Universitas Sumatera Utara
4.1.14.3. Produksi Asam Asiatik Daun mg
Data produksi asam asiatik pada daun dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Analisis sidik ragam Lampiran 33 dapat dilihat bahwa perlakuan umur
panen U, metil jasmonat J tidak nyata pengaruhnya, tetapi perlakuan pemupukan fosfor F nyata pengaruhnya terhadap produksi asam asiatik pada
daun. Interaksi dua faktor perlakuan umur panen dan metil jasmonat UxJ, faktor UxF dan JxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak nyata pengaruhnya.
Uji beda rataan perlakuan pemupukan fosfor terhadap produksi asam asiatik pada daun dapat dilihat pada Tabel 4.29.. Perlakuan pemupukan fosfor
18 P
2 5
kgha F
1
produksi asam asiatik daun 43,128 2404,0 mg berbeda tidak nyata dengan pemupukan fosfor 36 P
2 5
kgha F
2
38,908 2035,2 mg diikuti pemupukan fosfor 54 P
2 5
kgha F
3
34,546 1725,5 mg. Produksi asam asiatik daun terendah dihasilkan tanpa pemupukan fosfor F
24,567 928,3 mg. Hubungan antara pemupukan fosfor dengan produksi asam asiatik daun
dapat dilihat pada Gambar 4.53.
Gambar 4.53. Grafik Produksi Asam Asiatik Daun pada Perlakuan Pemupukan Fosfor
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 4.53. menunjukkan hubungannya kuadratik positif, yaitu dengan
pemupukan fosfor 31,01 P
2 5
kgha maksimum produksi asam asiatik daun 42,73 ± 2400 mg.
4.1.14.4. Produksi Asiatikosida pada Akar g
Data produksi asiatikosida pada akar dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Analisis sidik ragam Lampiran 33 dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal
umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F serta interaksi dua faktor perlakuan UxJ, faktor UxF dan JxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak
nyata pengaruhnya terhadap produksi asiatikosida pada akar . Rataan produksi asiatikosida pada akar akibat perlakuan tunggal, tertinggi
dari masing-masing perlakuan adalah umur panen 84 HST yaitu 9,235 104,6 mg, tanpa pemberian metil jasmonat 7,411 72,7 mg, dan pemupukan fosfor 18 kgha
P
2
O
5
yaitu 7,85 81,4 mg.
4.1.14.5. Produksi Madekasosida pada Akar g
Data rataan produksi madekasosida pada akar dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Analisis sidik ragam Lampiran 33 dapat dilihat bahwa perlakuan
umur panen U nyata pengaruhnya, sedangkan metil jasmonat dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya terhadap produksi madekasosida pada akar.
Interaksi dua faktor perlakuan metil jasmonat dan pemupukan fosfor JxF nyata mempengaruhi kandungan madekasosida pada akar, sedangkan interaksi dua
faktor lainnya UxJ dan UxF dan interaksi tiga faktor umur panen, metil jasmonat dan fosfor UxJxF tidak nyata mempengaruhi produksi madekasosida pada akar.
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.34. umur panen dapat mempengaruhi produksi madekasosida pada akar tertinggi 513,5 mg dihasilkan umur panen 84 HST dan berbeda nyata
dengan umur panen 70 HST dan umur panen 56 HST yang merupakan produksi madekasosida pada akar terendah 44,1 mg. Hubungan antara umur panen dan
produksi madekasosida pada akar dapat dilihat pada Gambar 4.54. a. Uji beda rataan produksi madekasosida akar pada perlakuan interaksi metil
jasmonat dan pemupukan fosfor JxF disajikan pada Tabel 4.32. Tabel 4.32. Uji Beda Rataan Produksi Madekasosida Akar pada Interaksi
Perlakuan Metil Jasmonat dan Pemupukan Fosfor
Metil Jasmonat J
Pemupukan Fosfor F Rataan
F 0 kg P
2 5
ha F
1
18 kg P
2 5
ha F
2
36 kg P
2 5
ha F
3
54 kg P
2 5
ha J
= 0 µM
108,979ab 175,919ab
174,824ab 326,682a
196,601 J
1
= 100 µM
305,560a 312,708ab
72,545ab 79,544ab
192,589 J
2
= 200 µM
30,966b 115,800ab
319,507a 471,403a
234,419 Rataan
148,501 201,476
188,959 292,543
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda
Duncan = transformasi X+0,5
12
Pada Tabel 4.32. produksi madekasosida pada akar tertinggi ditemukan pada perlakuan metil jasmonat 200 µM dan pemupukan fosfor 54 kg P
2 5
ha J
2
F
3
14,512 471,403 mg berbeda tidak nyata dengan metil jasmonat 100 µM dan tanpa pemupukan fosfor J
1
F 14,262 305,560 mg diikuti dengan kombinasi
perlakuan tanpa metil jasmonat 0 µM dan pemupukan fosfor 54 kg P
2 5
ha J F
3
serta kombinasi J F
, J F
1
, J F
2
, J
1
F
1
, J
1
F
2,
J
1
F
3
, J
2
F
1
dan kombinasi J
2
F
2
. Produksi madekasosida akar terendah diperoleh pada pemberian metil jasmonat
200 µM dan tanpa pemupukan fosfor J
2
F 4,181 30,966 mg dan berbeda nyata
dengan perlakuan J
2
F
3,
J
1
F
0,
J F
3
dan J
2
F
2
data dapat dilihat pada Lampiran 31
.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh perlakuan metil jasmonat dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.54.b dan hubungan terhadap produksi madekasosida pada akar
adalah kuadratik positif dan negatif.
Gambar 4.54. Pengaruh Umur Panen a, Pengaruh Metil Jasmonat pada Berbagai
Pemupukan Fosfor
b Terhadap
Produksi Madekasosida Akar
Pada Gambar 4.54. b, dapat dilihat dengan tanpa pemupukan fosfor, produksi madekasosida akar meningkat hingga mencapai produksi maksimum
pada 14,55 ± 473 mg pada pemberian metil jasmonat 91,25 µM. Jika tanpa pemberian metil jasmonat maka produksi madekasosida akar tertinggi terdapat
pada perlakuan pemberian fosfor 54 kg P
2 5
ha.
4.1.14.6. Produksi Asam Asiatik Akar g
Data rataan produksi asam asiatik akar dapat dilihat pada Lampiran 31 dan 32. Analisis sidik ragam Lampiran 33 dapat dilihat bahwa perlakuan tunggal
b a
Universitas Sumatera Utara
umur panen U, metil jasmonat J dan pemupukan fosfor F tidak nyata pengaruhnya. Interaksi dua faktor perlakuan metil jasmonat dan pemupukan
fosfor JxF nyata mempengaruhi produksi asam asiatik pada akar, sedangkan interaksi dua faktor lainnya UxJ dan UxF dan interaksi tiga faktor UxJxF tidak
nyata mempengaruhi produksi madekasosida pada akar. Uji beda rataan produksi asam asiatik akar pada perlakuan interaksi metil
jasmonat dan pemupukan fosfor JxF disajikan pada Tabel 4.33. di bawah ini. Tabel 4.33. Uji Beda Rataan Produksi Asam Asiatik Akar mg pada Interaksi
Perlakuan Metil Jasmonat dan Pemupukan Fosfor
Metil Jasmonat J
Pemupukan Fosfor F Rataan
F 0 kg P
2 5
ha F
1
18 kg P
2 5
ha F
2
36 kg P
2 5
ha F
3
54 kg P
2 5
ha J
= 0 µM
47,772ab 35,044ab
29,625ab 30,672ab
35,778 J
1
= 100 µM
46,756ab 58,174a
10,114b 20,800ab
33,961 J
2
= 200 µM
9,171b 23,233ab
47,750ab 45,692ab
31,462 Rataan
34,566 38,817
29,163 32,388
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan Uji Jarak Berganda
Duncan = transformasi X+0,5
12
Pada Tabel 4.33. dapat dilihat bahwa produksi asam asiatik pada akar tertinggi ditemukan pada pada perlakuan metil jasmonat 100 µM dan pemupukan
fosfor 18 kg P
2 5
ha J
1
F
1
6,608 58,174 mg berbeda tidak nyata dengan metil
jasmonat 100 µM dan tanpa pemupukan fosfor 0 kg P
2 5
ha J
1
F 5,391 46,756
mg, perlakuan metil jasmonat 200 µM dan pemupukan fosfor 36 kg P
2 5
ha J
2
F
2
dan perlakuan metil jasmonat 200 µM dan pemupukan fosfor 54 kg P
2 5
ha J
2
F
3
serta kombinasi lainnya. Produksi asam asiatik pada akar terendah
diperoleh pada pemberian metil jasmonat 200 µM dan tanpa pemupukan fosfor J
2
F dan hanya berbeda nyata dengan perlakuan J
1
F
1.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh perlakuan metil jasmonat dan pemupukan fosfor dapat dilihat pada Gambar 4.55.. Hubungan metil jasmonat dan pemupukan fosfor terhadap
kandungan asam asiatik pada akar adalah linear positif, negatif dan kuadratik.
Gambar 4.55. Grafik Pengaruh Metil Jasmonat pada Berbagai Dosis Pemupukan Fosfor Terhadap Produksi Asam Asiatik pada Akar
Pada Gambar 4.55. tanpa pemberian pupuk fosfor dengan pemberian metil jasmonat yang meningkat menyebabkan menurunnya kandungan asam asiatik
akar. Produksi asam asiatik maksimum ± 46 mg diperoleh dengan pemberian jasmonat 44,5 µM. Pemupukan fosfor 18 kg P
2
O
5
ha diperoleh produksi asam asiatik akar maksimal yaitu 6,95 ± 61 mg pada pemberian jasmonat 108,25 µM.
Berbeda halnya dengan pemupukan fosfor 36 kg P
2
O
5
ha dan 54 kg P
2
O
5
ha diperoleh hubungan yang kuadratik negatif antara pemberian metil jasmonat dan
fosfor. Pemupukan fosfor 36 kg P
2
O
5
ha, pemberian metil jasmonat hingga 98,5 µM menyebabkan penurunan produksi asam asiatik akar lalu dengan peningkatan
Universitas Sumatera Utara
konsentrasi metil jasmonat hingga 200 µM menyebabkan peningkatan produksi asam asiatik akar. Demikian pula pada pemupukan fosfor 54 kg P
2
O
5
ha, pemberian metil jasmonat hingga 77,5 µM menyebabkan penurunan produksi
asam asiatik akar lalu dengan peningkatan konsentrasi metil jasmonat hingga 200 µM menyebabkan peningkatan produksi asam asiatik akar. Namun demikian
pada penelitian ini, produksi asam asiatik akar yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan18 kg P
2
O
5
ha diperoleh produksi asam asiatik akar maksimal yaitu 6,95 ± 61 mg pada pemberian jasmonat 108,25 µM.
Korelasi
Data hasil korelasi antar parameter pertumbuhan dan produksi dapat dilihat pada lampiran sebagai berikut: korelasi umur panen Lampiran 54,
korelasi metil jasmonat Lampiran 55, korelasi fosfor Lampiran 56, korelasi umur panen dan metil jasmonat Lampiran 57, korelasi umur panen dan fosfor
Lampiran 58, korelasi metil jasmonat dan fosfor Lampiran 59.
Universitas Sumatera Utara
4.2. PEMBAHASAN