Perkembangan Anak Prasekolah Pembahasan

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pandapat yang dikemukakan oleh Febry, Prawitasari dan Yuriastien 2009 yang menyatakan bahwa pada umumnya orang tua cemas bila si anak terlalu banyak bermain. Mereka khawatir anaknya tidak mau belajar atau tidak berprestasi disekolah. Lebih ekstrem lagi, takut masa depan anaknya suram. Sebab, orang tua merasa anaknya terlalu banyak bermain. Padahal justru melalui bermain anak akan belajar banyak hal. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan anak tersebut. Prabowo 2008 juga menambahkan bahwa orang tua sekarang ini sangat ambisius terhadap anak-anaknya, mereka ingin anaknya sepintar mungkin dan diwujudkan dengan mengikutkan anak pada berbagai les untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang telah diperolah anak disekolahnya. Hal tersebut memang tidak salah, namun kebutuhan anak untuk bermain hendaknya jangan diabaikan karena bermain adalah hal yang penting bagi perkembangan fisik dan mental anak.

2.3 Perkembangan Anak Prasekolah

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa mayoritas anak prasekolah di Taman Kanak-kanak Kasih Ibu PTPN IV AFD 8-9 memiliki perkembangan yang baik. Lebih dari jumlah seluruh anak prasekolah memiliki perkembangan yang baik yaitu sebanyak 26 anak dari responden 83,9 dan minoritas anak prasekolah memiliki perkembangan yang kurang yaitu sebanyak 1 anak dari responden 3,2. Penulis berasumsi bahwa hasil ini berhubungan dengan mayoritas ibu yang merupakan ibu rumah tangga IRT. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Einon 2005 mengatakan bahwa mainan, buku, atau lingkungan fisik bukanlah hal yang paling penting bagi anak. Hal yang paling berharga adalah lingkungan sosialnya. Ibu bisa saja memenuhi rumah dengan mainan dan mengisi harinya dengan berbagai aktivitas. Namun bila ibu tidak terlibat dalam kegiatan si anak, maka sedikit sekali manfaat yang akan didapat. Harus diingat bahwa perkembangan kreativitas yang bersifat membangun adalah bagaimana interaksi dalam keluarga dan bagaimana anak membangun kepercayaan dirinya, bukan pada banyaknya mainan mahal di lemari. Ibu bisa saja memenuhi rumah dengan mainan dan mengisi harinya dengan berbagai aktivitas. Namun, bila anak tidak terlibat dalam kegiatan si anak, maka sedikit manfaat yang akan didapat. Febry, Prawitasari, dan Yuriestien 2009 menyatakan dengan pendapat mereka bahwa perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan interaksi dengan orang tua. Tanpa disertai suasana hangat penuh kasih sayang yang mendasari terjalinnya hubungan batin dan kedekatan emosi antara orang tua dan si kecil, proses tumbuh kembang tidak akan berjalan optimal. Interaksi antara anak dan orang tua, terutama peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya sedini mungkin dan memberikan stimulus pada tumbuh kembang anak yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara menyeluruh dalam aspek fisik, mental dan sosial Hurlock, 1999 dalam Hakim, 2003. Darsana 2009 juga menambahkan peran dan kehadiran orang tua sangat dibutuhkan pada masa awal-awal tumbuh kembang anak, mengingat sebagian besar waktu anak dihabiskan dilingkungan rumah. Tumbuh kembang anak tidak mengenal waktu, senantiasa membutuhkan stimulus, respon, dan arahan setiap waktu. Hal ini juga ditambahkan oleh Mutiah 2010 yang mengatakan bahwa peran aktif ibu terhadap perkembangan anak-anaknya sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada di bawah usia lima tahun batita. Selain itu, penulis juga berasumsi bahwa hasil penelitian ini juga berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu yang dikatakan baik. Namun akan memungkinkan perkembangan anak akan terganggu jika ibu tidak mengetahui manfaat bermain terhadap anak. Menurut Gunarsa 2003, permainan pada masa anak dapat menyalurkan perasaan-perasaan yang disembunyikan, dan dimana ada perasaan persaingan, misalnya permainan pertandingan. Permainan dengan peraturan-peraturan tertentu yang harus dipenuhi dan permainan sederhana seperti ludo. Permainan juga memberikan suatu kesenangan di samping banyaknya aturan yang harus diingat. Melalui permainan, anak diperkenalkan pada lingkungan sosial yang baru. Anak akan belajar berkenalan dengan “social control” yang dilakukan bersama pengawasan pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan-peraturan. Anak akan lebih mengerti dan menerima tentang kekalahan ataupun kemenangan. Namun Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara jika seorang ibu tidak mengerti tentang manfaat bermain terhadap perkembangan anak maka ibu akan cendrung untuk tidak mendukung si anak bermain dan dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan mental dan sosial anak tersebut.

2.4 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Manfaat Bermain dengan Perkembangan Anak Prasekolah

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Toilet training pada Anak Usia Prasekolah/TK di TK Al-Azhar Medan Tahun 2010

18 118 75

PERAN IBU DALAM PERKEMBANGAN MORAL ANAK USIA PRASEKOLAH

0 8 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK TODDLER Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Toddler (1-3 Tahun) Di Posyandu Desa Suruhkalang Karanganyar.

0 1 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Toddler (1-3 Tahun) Di Posyandu Desa Suruhkalang Karanganyar.

0 3 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain Dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK (Taman Kanak-Kanak) Pertiwi J

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain Dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK (Taman Kanak-Kanak) Pertiwi Jembungan, Banyudono, Boyolali.

0 3 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain Dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK (Taman Kanak-Kanak) Pertiwi J

0 6 18

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

0 0 5

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRASEKOLAH USIA 5-6 TAHUN

0 0 5

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-4 TAHUN

1 0 96