Ibu Manfaat Bermain TINJAUAN TEORITIS

maka semakin banyak usaha seseorang untuk mengatasi suatu masalah. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. d Sumber Informasi Sumber informasi adalah data yang diproses kedalam suatu bentuk dan mempunyai nilai nyata. e Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luas yang mempengaruhi perkembangan manusia. Menurut berbagai penelitian lingkungan akan membentuk pribadi seseorang. Lingkungan yang menyediakan banyak sumber informasi akan menambah pengetahuan seseorang.

2. Ibu

Usia pra-sekolah merupakan usia yang sangat menentukan, dalam pembentukan karakter, moral dan kepribadian seorang anak Peran ibu dalam perkembangan moral anak tidak bisa diabaikan, sebab ibu adalah orang pertama yang paling dekat dengan anak, juga ikatan batin antara ibu dan anak sudah ada sebelum anak itu lahir. Itulah sebabnya seorang ibu sangat perlu membimbing dan mendidik anaknya untuk mengendalikan tingkah laku melalui pendidikan yang tentunya sudah dimulai sejak usia dini didalam keluarga Indayani, 2007. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pengetahuan dan peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelebihan proses perkembangan anaknya dan sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Orang tua harus memahami tahap-tahap perkembangan anak agar anak bisa tumbuh kembang secara optimal yaitu dengan memberi anak stimulasi. Orang tua juga jangan terlalu overprotektif terhadap anak tetapi selalu memberi anak penghargaan berupa pujian, belaian, pelukan dan sebagainya.

3. Manfaat Bermain

Adapun manfaat bermain tarhadap anak diantaranya: 3.1 Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri 3.2 Menemukan apa yang dapat mereka lakukan dan mengembangkan kepercayaan diri 3.3 Melatih mental anak 3.4 Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan stres anak 3.5 Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak 3.6 Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak 3.7 Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan anak 3.8 Standar moral 3.9 Mengembangkan otak kanan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3.1 Memahami diri sendiri dan mengembangkan harga diri. Tidak dapat dipungkiri bahwa permainan sangat penting dalam perkembangan anak. Ketika bermain, mereka akan menentukan pilihan- pilihan. Mereka harus memilih APA yang hendak dimainkan. Mereka juga memilih DI MANA dan DENGAN SIAPA mereka bermain. Jika hendak mewarnai dan melukis, mereka juga memilih apa yang hendak dilukis dan diwarnai atau apa yang hendak digunakan. Semua pilihan itu akan membantu terbentuknya gambaran tentang diri mereka dan membuatnya merasa mampu mengendalikan diri. Menentukan pilihan dalam konteks permainan membuat pengalaman memilih itu menjadi mudah dan aman. Aman, karena tidak ada keputusan benar atau salah, Memotong kertas, mengatur letak, atau mewarnai dapat dilakukan dalam beragam bentuk. Tidak ada batasan yang diikuti. Identitas dan kepercayaan diri dapat berkembang tanpa rasa ketakutan akan kalah atau gagal. Pada saat anak menjadi semakin dewasa dan identitasnya telah terbentuk dengan lebih baik, mereka akan semakin mampu menghadapi tantangan permainan yang terstruktur, bertujuan, dan lebih dibatasi oleh aturan-aturan. 2.2 Menemukan apa yang dapat mereka lakukan daan mengembangkan kepercayaaan diri. Permainan mendorong berkembangnya keterampilan, fisik, sosial, dan intelektual. Misalnya perkembangan keterampilan sosial dapat terlihat dari Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara cara anak mendekati dan bersama dengan orang lain, berkonpromi serta bernegosiasi. Kemudian selain mengembangkan kekuatan fisik dan koordinasi tubuh, permainan juga dapat membantunya mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan menyusun rencana. Apabila anak mengalami kegagalan dalam melakukan suatu permainan dimana mereka tahu bahwa hal tersebut tidak akan membawa suatu akibat apapun, hal tersebut justru membantu mereka menghadapi kegagalan dalam arti sebenarnya dan mengelolanya pada saat mereka benar-banar harus bertanggung jawab. Bermain bersama teman-teman yang lain akan memperkenalkan ide, hobby, dan cara berfikir yang berbeda. Bermain juga membantu anak untuk mengembangkan kemampuan dan kesempatan mengeksplorasi pengalaman- pangalaman dan perasaan. Bermain bersama tidak hanya memperkaya pengalaman mereka namun juga memberikan sejumlah besar manfaat yang nantinya akan mereka pergunakan. Demikian banyak hal yang dapat dikembangkan melalui proses bermain bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua hendaknya tidak bersikap antipati terhadap proses bermain. Sebab dalam proses bermain anak terkandung proses belajar. 2.3 Melatih mental anak. Ketika bermain anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di dalam dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara miliki tentang dunia sekaligus mendapatkan pengetahuan baru. Semua dilakukan dengan cara yang menggembirakan hatinya. Tidak hanya pengetahuan tentang dunia dalam pikiran anak yang terekspresikan saat bermain, tapi juga hal-hal yang dia rasakan, ketakutan-ketakutan dan kegembiraanya. Orang tua akan semakin mengenal anak dengan mengamati saat bermain. Bahkan lewat permainan terutama bermain pura-pura orang tua juga dapat menemukan kesan-kesan dan harapan anak terhadap orangtua serta keluarganya. Bermain pura-pura juga menggambarkan pemahamannya tentang dunia ia berada Yuriastien, Prawitasari, Febry, 2009. 2.4 Meningkatkan daya kreativitas dan membebaskan stres anak. Anak - anak bereksperimen dan mencoba ide mereka dalam bermain melalui setiap media yang mereka miliki, termasuk bahan – bahan mentah, fantasi dan eksplorasi. Kreativitas terkekang oleh tekanan untuk menyamankan; oleh sebab itu usaha keras untuk dapat diterima oleh teman sebaya mungkin merintangi upaya kreatif anak. Kreativitas terutama merupakan hasil dari aktivitas tunggal, meskipun berfikir kreatif sering kali ditingkatkan dalam kelompok ketika mendengar ide orang lain yang merangsang eksplorasi lanjutan dari idenya sendiri. Ketika anak merasakan kepuasan dari menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, mereka mentransfer minat kreatif ini ke situasi di luar dunia bermain Wong, 2009. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Mengingat bahwa tidak hanya orangtua mengalami stres, anak-anak juga bisa. Stres pada anak daapt disebabkan oleh rutinitas harian yang membosankan. Bermain dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari Yuriastien, Prawitasari, Febry, 2009. 2.5 Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak. Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, misalnya pada saat anak merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang didunia yang sama. Pada usia prasekolah anak sudah mulai menyadari keberadan teman sebaya, sehingga diharapkan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain Hidayat, 2008. Dalam permainan kelompok, anak belajar tentang sosialisasi yang menempati dirinya sebagai makhluk sosial. Anak mempelajari nilai keberhasilan pribadi ketika berhasil memasuki kelompok. Ketika anak memainkan peran “baik” atau “jahat”, hal ini membuatnya kaya pengalaman emosi. Anak akan memhami perasaan yang terkait dari ketakutan dan penolakan dari situasi yang dihadapi Yuriastien, Prawitasari, Febry, 2009. 2.6 Melatih motorik dan mengasah daya analisa anak. Perkembangan motorik yang dilakukan dengan stimulasi, akan lebih cepat berkembang bila dibandingkan dengan tanpa menggunakan stimulasi. Seperti rangsangan kemampuan menggenggam dan kemampuan ini akan memberikan dasar dalam perkembangan selanjutnya. Rangsangan atau Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara stimulasi yang dimaksud tersebut dapat diberikan melalui permainan Hidayat, 2008. Permainan akan memberi kesempatan anak untuk belajar untuk menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus memecahkan masalah. Dengan demikian anak akan berusaha menganalisa dan memahami persoalan yang terdapat dalam setiap permainan Yuriastien, Prawitasari, Febry, 2009. 2.7 Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan anak. Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara lain seringkali dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak mampu mencapai peran pemimpin dalam kehidupan nyata mungkin akan memperoleh pemenuhan keinginan itu dengan menjadi pemimpin tentara saat bermain Yuriastien, Prawitasari, Febry, 2009. 2.8 Standar moral Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri pada anak, hal ini dapat dijumpai ketika anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya dirumah, disekolah, dan ketika berinteraksi dengan temannya. Disamping itu, ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilanggar Hidayat, 2008. 2.9 Mengembangkan otak kanan Bermain memiliki aspek-aspek yang menyenangkan dan membuka kesempatan untuk menguji kemampuan dirinya terhadap dengan teman sebaya serta mengembangkan perasaan realitis akan dirinya. Dengan begitu, bermain memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan otak kanan, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kemampuan yang mungkin kurang terasah di sekolah maupun rumah Yuriastien, Prawitasari, Febry, 2009.

4. Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Toilet training pada Anak Usia Prasekolah/TK di TK Al-Azhar Medan Tahun 2010

18 118 75

PERAN IBU DALAM PERKEMBANGAN MORAL ANAK USIA PRASEKOLAH

0 8 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK TODDLER Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Toddler (1-3 Tahun) Di Posyandu Desa Suruhkalang Karanganyar.

0 1 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Toddler (1-3 Tahun) Di Posyandu Desa Suruhkalang Karanganyar.

0 3 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain Dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK (Taman Kanak-Kanak) Pertiwi J

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain Dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK (Taman Kanak-Kanak) Pertiwi Jembungan, Banyudono, Boyolali.

0 3 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain Dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK (Taman Kanak-Kanak) Pertiwi J

0 6 18

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

0 0 5

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PRASEKOLAH USIA 5-6 TAHUN

0 0 5

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-4 TAHUN

1 0 96