Analisis Hubungan Lama Tinggal dengan Kesediaan Tinggal di
PNS 0 0 6 7,1
6 Pegawai Swasta
10 11,8
5 5,9
15 Jumlah 35
41,2 50
58,8 85
Sumber: hasil analisis, 2010
Merujuk pada tabel diatas, masyarakat RW 05 Kelurahan Cigugur Tengah yang bersedia tinggal di rumah susun adalah masyarakat yang
mempunyai profesi sebagai buruh pabrik dan karyawan swasta. Apabila merujuk ke Tabel IV Jenis Pekerjaan, rata-rata responden yang mempunyai sebagai buruh
pabrik dan pegawai swasta adalah rata-rata pendatang dari luar Kota Cimahi yang mempunyai status tinggal sebagai pengontrak, mereka mempunyai penghasilan
tetap dan cenderung meningkat sesuai dengan karier dan jabatannya. Responden
yang profesinya
mempumyai penghasilan tetap menurut pekerjaannya menganggap tinggal di rumah susun lebih baik di banding tinggal di
permukiman kumuh yang banyak mengadung resiko seperti keamanan, kenyamanan dan kesehatan seiring dengan penghasilan mereka meningkat mereka
berkeinginan untuk tinggal di rumah susun. Sedangkan responden yang mempunyai pekerjaan sebagai pedagangwiraswasta dan PNS pada umumnya
rata-rata penduduk setempat yang mempunyai rumah dan lahan sendiri. Untuk responden yang penghasilannya sebagai pedagangswasta penghasilan mereka
perbulan rata-rata berkisar UMR bahkan ada sebagian dibawah UMR, sehingga mereka sangat kesulitan untuk memperbaiki kualitas rumah yang ditemapatinya
karena penghasilan mereka berbanding lurus dengan pengeluaran jadi sangat sedikit kemungkinan mereka dapat penghasilannya di bank. Sebaliknya responden
yang pekerjaannya sebagai PNS hanya sedikit sekali jumlahnya, mereka mempunyai pendapatan rata-rata di atas UMR, sehingga dapat memperbaiki
rumahnya dan menambah luas lantai ke arah vertikal dengan tujuan bangunan yang diperluas dapat dikontrakan kependatang baru yang mendapat pekerjaan di
wilayah tersebut. Terkait dengan rencana pemerintah tentang rencana kebijakan penataan
kumuh dengan pembangunan rumah susun sederhana, responden yang profesi pekerjaannya sebagai pedagang dan PNS kurang setuju karena selain mereka tidak
mau kehilangan lahan dan rumahnya.
Khusus bagi yang mempunyai rumah kontrakan, penataan kawasan kumuh dengan pembangunan rumah susun sangat merugikan mereka akan
menghilangkan sebagian pendapatan mereka, sedangkan responden yang yang tidak mempunyai kontrakan dan profesinya sebagai pedangang yang pendapatan
berkisar UMR dan di bawah UMR menganggap tinggal di rumah susun sangat berat karena menurut mereka tinggal di rumah susun akan banyak mengeluarkan
biaya wajib dan biaya tak terduga. Hal tersebut diatas selaras dengan pendapat Rees dalam Yeates
Garner 1980:214 bahwa pekerjaan kepala keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam keputusan untuk kesediaan tinggal di rumah susun sederhana,
salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan tempat tinggal adalah posisi keluarga dalam lingkup sosialnya.