Analisis Hubungan Pendapatan dengan Kesediaan Tinggal di Rumah

Kesediaan Untuk Tinggal d Rumah Susun untuk lebih jelasnya dapat di pada tabel sebagai berikut: TABEL IV.16 HUBUNGAN KESEDIAAN TINGGAL DI RUMAH SUSUN DENGAN KARAKTERISTIK MASYARAKAT No Variabel Chi Square Analisis X2 hitungX2 tabel 1 Status tinggal 62,063 Status tinggal mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kesediaan masyarakat tinggal di rumah susun, hal ini terlihat bahwa masyarakat pendatang yang status tinggalnya mengontrak mereka bersedia tinggal di rumah susun, sedangkan masyarakat yang status tinggalnya mempunyai rumah dan tanah hak milik, tidak bersedia tinggal di rumah susun karena lahan dan rumah yang mereka miliki merupakan aset yang sangat berharga walaupun luasannya sangat kecil, sedangkan rumah susun dianggap tidak mempunyai tanah. 2 Lama tinggal 21,395 Variabel lama tinggal juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kesediaan tinggal di rumah susun, bagi masyarakat yang sudah lama menetap lebih dari 5 tahun, rata-rata mereka mempunyai rumah dengan tanah hak milik, sehingga mereka kebaratan untuk tinggal di rumah susun karena selain tidak biasa tinggal di rumah tingkat mereka juga keberatan melepasakan lahannya untuk di tata kembali dengan pembangunan rumah susun. Sedangkan masyarakat yang lama tinggalnya kurang dari 4 tahun dan tinggal di permukiman kumuh, mereka berusaha mencari tempat tinggal yang lebih yaman dan aman, berdasarkan kuioner responden yang lama tinggal dari 4 tahun dan bersedia untuk tinggal di rumah susun. 3 Pekerjaan 17,419 Variabel pekerjaan juga berpengaruh pada kesediaan masnyarakat tinggal di rumah susun, rata-rata profesi pekerjaan yang bersedia tinggal di rumah susun adalah masyarakat yang mempunyai pekerjaan sektor buruh pabrik dan pegawai swasta dan mereka pada umumya para pendatang. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak bersedia tinggal di rumah susun adalah masyarakat yang rata-rata profesinya sebagai pedagangwiraswasta, mereka menggangap tinggal di rumah susun lebih mahal karena banyak pengeluaran tak terduga dan tidak sebanding dengan pendapatan mereka. 4 Pendapatan 10,809 Variabel pendapatan cukup berpengaruh terhadap kesediaan tinggal dirumah susun, hal ini menunjukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan rata-rata berkisar UMR merasa mampu untuk tinggal di rumah susun karena dianggap tidak terlalu mahal, sedangkan bagi masyarakat yang penghasilannya di bawah UMR mereka keberatan tinggal di rumah susun. 5 Jumlah Anggota Keluarga 13,869 Variabel Jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap kesediaan tinggal di rumah susun karena bagi masyarakat jumlah anggotanya kurang dari 4 menunjukkan tidak msalah tinggal di rumah susun, sedang bagi masyarakat yang jumlah keluarganya lebih dari 4 tidak setuju tinggal di rumah susun karena luasan unit rumah susun dihawatirkan tidak dapat menampung jumlah anggota keluarga. Sumber: hasil analisis, 2010

4.5 Analisis Kesediaan Masyarakat Untuk Tinggal di Rumah Susun

Terhadap Rencana Kebijakan Pemerintah Kota Cimahi merupak sebuah kota yang memiliki peran yang cukup tinggi terhadap Kota Bandung, dimana sebagian penduduk Kota Bandung dan beberapa kota atau kabupaten lain seperti bandung, garut dan sumedang dan majalengka yang bekerja di Kota Cimahi. Banyak para pendatang yang mengadu nasib di Kota Cimahi, menyebabkan Kota Cimahi mempunyai permasalahan dalam hal permukiman yaitu timbulnya kantong-kantong kekumuhan. Rencana kebijakan penataan sebagian kawasan kumuh RW 05 Kelurah Cigugur Tengah dengan pembagunan rumah susun merupakan upaya Pemerintah Kota Cimahi dalam memperbaiki dan menata lingkungan permukiman perkotaan. Pola penyediaan lahan untuk pembangunan rumah susun tersebut yaitu dengan cara penyatuan lahan yang dimiliki masyarakat, konsep dasar dari peantaaan kumuh tersebut adalah peningkatan ekonomi rakyat Mix Use melalui penggabungan dan kombinasi diantara perumahan, ruang usaha perdagangan maupun perkantoran, serta fungsi sosial lainnya. Perbaikan perumahan kumuh tanpa harus mengsusur penduduk lama, akan tetapi menyatukan masyarakat penghuni lama dalam suatu wadahlembaga yang memiliki aset kawasan, serta mengelola bersama yang dilakukan secara profesional oleh Badan pengelola yang ditunjuk oleh Badan Lanjutan