rekomendasi berupa saran dari penulis sebagai masukan baik untuk pemerintah, maupun masyarakat serta rekomendasi untuk studi lanjutan, untuk lebih jelasnya
dapat dapat di lihat pada gambar sebagai berikut:
osta
Identifikasi Kesediaan Tinggal di Rumah
Susun
Input
Proses Output
Karakteristik Masyarakat Sosial
dan Ekonomi Identifikasi
karakteristik masyarakat sosial-
ekonomi
GAMBAR . 1.4 KERANGKA ANALISIS
Tipologi Kesediaan Masyarakat Untuk Tinggal
di Rumah Susun
Tipologi Kesediaan
Masyarakat Kelurahan
Cigugur Tengah Untuk
Tinggal di Rumah Susun
Kesimpulan dan
Rekomendasi -
Distribusi Frekuensi -
Deskriptif Kualitatif
Identifikasi Rencana Kebijakan
Permukiman Kumuh dengan Pembangunan
Rencana Kebijakan
Permukiman Kumuh dengan
Karakteristik Masyarakat Sosial
dan Ekonomi Tipologi Kesediaan
Masyarakat Untuk Tinggal di Rumah Susun
Hubungan Tipologi Kesediaan
Masyarakat Untuk Tinggal di Rumah
Susun dengan Karakteristik
Masyarakat Sosial dan Ekonomi
- Crosstab
- Deskriptif Kualitatif
Deskriptif Kualitatif -
Distribusi Frekuensi -
Deskriptif Kualitatif
Sumber : hasil analisis 2010
1.8 Sistematika Penulisan Penelitian
Penelitian ini disusun dalam bentuk laporan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran apa, mengapa
dan bagaimana penelitian akan dilakukan sekaligus merupakan acuan pelaksanaan studi yang terdiri dari Latar Belakang, Masalah, Tujuan,
Ruang Lingkup, Kerangka Pemikiran dan Metodelogi Penelitian. BAB II
Kajian literatur yang berkaitan dengan Tipologi Kesediaan Masyarakat Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi untuk tinggal
di rumah susun. Berisi tentang kumpulan teori yang berkaitan dengan studi penelitian .
BAB III Gambaran Wilayah Kelurahan Cigugur Tengah Kota Cimahi meliputi
: gambaran Kota Cimahi, gambaran wialayah Kelurahan Cigugur. BAB IV Merupakan uraian PEMBAHASAN ANALISIS PENELITIAN pada
masing-masing sasaran, berisikan analisis karakteristik masyarakat terhadap kesediaan tinggal di rumah susun, analisis rencana kebijakan
penataan Kumuh terhadap kesediaan masyarakat untuk tinggal di rumah susun, Analisis tipologi kesediaan masyarakat untuk tinggal di
rumah susun BAB
V Bagian terakhir PENUTUP berisikan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI penelitian, mencakup berupa jawaban terhadap
tujuan penelitian serta rekomendasi dan penelitian lanjutan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
TIPOLOGI KESEDIAAN MASYARAKAT UNTUK TINGGAL DI RUMAH SUSUN
2.1 Perumahan 2.1.1 Kebijakan
Perumahan
Menurut Turner 1971:166-168 dalam Panudju 1999:9 yang merujuk pada teori Maslow, terdapat kaitan antara kondisi ekonomi seseorang dengan
skala prioritas kebutuhan hidup dan prioritas kebutuhan perumahan. Dalam menentukan prioritas tentang rumah cenderung meletakkan prioritas utama pada
lokasi rumah yang berdekatan dengan tempat yang dapat memberikan kesempatan kerja. Status kepemilikan rumah dan lahan menempati prioritas kedua, sedangkan
bentuk maupun kualitas rumah merupakan prioritas yang terakhir. Dapat diartikan dalam keadaan tersebut bahwa tersedianya rumah untuk berlindung dan istirahat
dalam upaya mempertahankan hidupnya. Menurut Panudju 1999:12-15 pengadaan perumahan kota dalam jumlah
besar bagi masyarakat berpenghasilan rendah cukup banyak menghadapi kendala, yaitu : a pembiayaan, b ketersediaan dan harga lahan, c ketersediaan prasarana
untuk perumahan, dan d bahan bangunan dan peraturan bangunan. Kemudian Panudju 1999:17-22 menegaskan bahwa, secara garis besar pengadaan
perumahan kota bagi masyarakat berpenghasilan rendah sangat dipengaruhi oleh aspek kebijakan menyangkut pembuatan kebijakan pemerintah, undang-undang,
peraturan, kelembagaan dan program pemerintah di bidang perumahan dan aspek pelaksanaan atau kegiatan yang bersifat mikro menyangkut organisasi pelaksana,
dana, pengadaan lahan matang atau kavling siap bangun dan pelaksanaan pembangunan perumahan. Aspek kebijakan dan arahan pemerintah mencakup
tingkat nasional maupun daerah. Pada dasarnya peran pemerintah dalam pengadaan perumahan kota bagi
masyarakat berpenghasilan rendah dapat dibedakan sebagai pembuat kebijakan strategi dan program pengadaan perumahan secara nasional serta sebagai
pelaksana dalam pengadaan perumahan. Peran yang dapat dilakukan tersebut adalah sebagai provider dan enabler. Sebagai provider pemerintah merupakan