bawah UMR mereka adalah mereka yang mempunyai penduduk asli yang mempunyai profesi kerja tidak tetap, sehingga penghasilan mereka hampir sama
dengan jumlah pengeluaran, sedangkan yang bersedia tinggal di rumah susun merupakan responden yang mempunyai pendapatan rata-rata berkisar UMR pada
umumnya mereka pendatang yang tinggal di rumah kontrakan dan mempunyai pekerjaan tetap. Hal tersebut selaras dengan pendapat Yeates Garner
1980:273 salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan tempat tinggal di rumah susun adalah pendapatan merupakan karakteristik
ekonomi yang dapat dijadikan simbol posisi keluarga dalam status sosialnya.
4.3.5 Analisis Hubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Kesediaan
Tinggal di Rumah Susun Menentukan prioritas tentang rumah, seseorang atau sebuah keluarga yang
berpendapatan sangat rendah cenderung meletakan prioritas utama pada lokasi rumah yang berdekatan dengan tempat kerja, sebab dengan kesempatan kerja yang
cukup dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk mempertahankan hidupnya yang kedua adalah status kepemilikan rumah dan lahan, sedangkan kualitas rumah
yang terakhir, yang penting adalah tersedianya rumah untuk berlindung dan istirahat dalam upaya mempertahankan hidupnya. Seiringnya meningkatnya
pendapatan, prioritas kebutuhan akan berubah, status kepemilikan lahan menjadi prioritas utama, karena untuk mendapat kejelasan tentang status tanah dan
rumahnya sehingga mereka dapat bekerja dengan tenang untuk meningkatkan pendapatnnya.
Apabila merujuk pada tabel IV.6 pendapatan RW 05 Kelurahan Cigugur Tengah bervariasi, hal ini sangat dipengaruhi oleh pekerjaan mereka. Bagi yang
mempunyai pekerjaan tetap dan pendapatan diatas UMR otomatis dapat meningkatkan kualitas fisik dan memperluas rumah sehingga dapat menampung
jumlah keluraga, sedangkan bagi masyarakat yang penghasilan rendah sangat sulit untuk meningkatkan kualitas dan mempeluas rumahnya, dan hal ini menjadi suatu
permasalahan untuk kepala keluarga. Hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan kesediaan tinggal di
rumah susun dengan dapat dikaji melalui tabel sebagai berikut:
TABEL IV.15 HUBUNGAN KESEDIAAN TINGGAL DI RUMAH SUSUN DENGAN
JUMLAH ANGGOTA KELUARGA MASYARAKAT RW 05 KELURAHAN CIGUGUR TENGAH
Jumlah Anggota Keluarga Kesediaan
Total Ya
Tidak Jumlah Jumlah
1 orang 9
10,6 1
1,2 10
2-3 orang 8
9,4 14
16,5 22
4 orang
10 11,8 11 12,9 21 Lebih dari 4 orang
8 9,4
24 25,9
32 Jumlah
35 41,2 50 58,8 85
Sumber: hasil analisis, 2010
Berdasarkan tabel tersebut diatas dan merujuk pada tabel IV.6 pendapatan RW 05 Kelurahan Cigugur Tengah, maka membuktikan bahwa semakin tinggi
jumlah anggota keluarga yang ditanggung dan semakin besar jumlah pengeluaran yang ditanggung jumlah anggota keluraga, maka semakin besar pula
ketidaksediaan kepala untuk tinggal di rumah susun. Hal ini apabila menilik teori bahwa salah satu pertimbangan keputusan pemilihan tempat tinggal adalah Family
Size dan ukuran rumah. Ley 1983 mengemukakan bahwa salah satu penyebab keputusan pindah adalah ukuran rumah. Apabila dalam keluarga memiliki anggota
yang banyak, maka cenderung tidak mau bersedia tinggal di rumah susun sederhana karena tidak akan memberikan kenyamanan.
4.4 Kesimpulan Analisis Hubungan Karakteristik Masyarakat dengan
Kesediaan Untuk Tinggal di Rumah Susun Berdasarkan hasil perhitungan dengan mengunakan Tabulasi Silang Cross
Tabulation dapat dilihat pola hubungan antara Karakteristik Masyarakat dengan
Kesediaan Untuk Tinggal d Rumah Susun untuk lebih jelasnya dapat di pada tabel sebagai berikut:
TABEL IV.16 HUBUNGAN KESEDIAAN TINGGAL DI RUMAH SUSUN DENGAN
KARAKTERISTIK MASYARAKAT
No Variabel Chi
Square Analisis
X2 hitungX2 tabel
1 Status tinggal
62,063 Status tinggal mempunyai pengaruh yang
sangat kuat terhadap kesediaan masyarakat tinggal di rumah susun, hal ini terlihat bahwa
masyarakat pendatang yang status tinggalnya mengontrak mereka bersedia
tinggal di rumah susun, sedangkan masyarakat yang status tinggalnya
mempunyai rumah dan tanah hak milik, tidak bersedia tinggal di rumah susun karena lahan
dan rumah yang mereka miliki merupakan aset yang sangat berharga walaupun
luasannya sangat kecil, sedangkan rumah susun dianggap tidak mempunyai tanah.
2 Lama
tinggal 21,395
Variabel lama tinggal juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kesediaan tinggal di rumah susun, bagi masyarakat yang sudah lama menetap lebih
dari 5 tahun, rata-rata mereka mempunyai rumah dengan tanah hak milik, sehingga
mereka kebaratan untuk tinggal di rumah susun karena selain tidak biasa tinggal di
rumah tingkat mereka juga keberatan melepasakan lahannya untuk di tata kembali
dengan pembangunan rumah susun. Sedangkan masyarakat yang lama tinggalnya
kurang dari 4 tahun dan tinggal di permukiman kumuh, mereka berusaha
mencari tempat tinggal yang lebih yaman dan aman, berdasarkan kuioner responden
yang lama tinggal dari 4 tahun dan bersedia untuk tinggal di rumah susun.
3 Pekerjaan
17,419 Variabel pekerjaan juga berpengaruh pada
kesediaan masnyarakat tinggal di rumah susun, rata-rata profesi pekerjaan yang
bersedia tinggal di rumah susun adalah masyarakat yang mempunyai pekerjaan
sektor buruh pabrik dan pegawai swasta dan mereka pada umumya para pendatang.
Sedangkan bagi masyarakat yang tidak bersedia tinggal di rumah susun adalah
masyarakat yang rata-rata profesinya sebagai pedagangwiraswasta, mereka menggangap
tinggal di rumah susun lebih mahal karena banyak pengeluaran tak terduga dan tidak