Fungsi Nilai Tukar Nilai Tukar

pada “kurs” diantara kedua negara, mereka biasanya mengartikan kurs nominal Mankiw, 2003. Nilai tukar riil real exchange rate adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Nilai tukar riil menyatakan tingkat di mana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Nilai Tukar exchange rate atau kurs adalah harga satu mata uang suatu negara terhdap mata uang negara lain Krugman dan Obsfelt, 2000. Nilai tukar nominal nominal exchange rate adalah harga relatif dari mata uang dua negara Mankiw, 2003. Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relatif yaitu harga-harga didalam negeri dibandingkan dengan harga-harga di luar negeri. Nilai tukar dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini: Q = SPP dimana Q dalah nilai tukar riil, S adalah nilai tukar nominal, P adalah tingkat harga domestik dan P adalah tingkat harga di luar negeri.

2.3.1. Fungsi Nilai Tukar

Penentuan sistem nilai tukar merupakan suatu hal bagi perekonomian suatu negara karena hal tersebut merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara dari gejolak perekonomian global. Pada dasarnya kebijakan nilai tukar yang ditetapkan suatu negara mempunyai beberapa fungsi utama. Pertama, berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran, dengan sasaran akhir menjaga kecukupan cadangan devisa. Oleh karena itu, dalam menetapkan arah kebijakan nilai tukar tersebut diutamakan untuk mendorong dan Universitas Sumatera Utara menjaga daya saing ekspor dalam upaya untuk memperkecil defisit current account atau memperbesar surplus current account. Fungsi kedua adalah untuk menjaga kestabilan pasar domestik. Fungsi ini untuk menjaga agar nilai tukar tidak dijadikan sebagai alat untuk spekulasi, dalam arti bahwa dalam hal nilai tukar suatu negara mengalami overvalued maka masyarakat akan terdorong menjual valuta asing. Ketidakstabilan pasar domestik yang demikian dapat menimbulkan kegiatan spekulatif seperti perkembangan akhir-akhir ini, yang pada gilirannya dapat mengganggu kestabilan makro. Fungsi ketiga sebagai instrumen moneter khususnya bagi negara yang menerapkan suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional kebijakan moneter. Dalam fungsi ini depresiasi dan apresiasi nilai tukar digunakan sebagai alat untuk sterilisasi dan ekspansi jumlah uang beredar. Fungsi keempat adalah sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi. Nilai tukar banyak digunakan oleh negara-negara yang mengalami chronic inflation sebagai nominal anchor baik melalui pengendalian depresiasi nilai tukar maupun dengan mem-peg-kan nilai tukar suatu negara dengan satu mata uang asing. Sebagai gambaran pada akhir tahun 1970-an, orthodox programs dilaksanakan di Argentina, Chili dan Uruguay dan pada pertengahan tahun 1980-an; heterodox program dilaksanakan di Argentina, Brazil, Israel dan Mexico, selain itu juga pada tahun 1991 convertibility plan diterapkan di Argentina. Kebijakan nilai tukar mata uang di dunia sangat dipengaruhi oleh sistem Bretton Wood yang diformulasikan pada tahun 1944. Bretton Wood adalah nama Universitas Sumatera Utara tempat di New Hampshire, Amerika Serikat. Dari perjanjian di Bretton Wood tersebut kemudian diperkenalkan sebuah konsep mengenai sistem nilai tukar fixed exchange rate yang diyakini oleh para ahli pada waktu itu dapat memberikan kepastian dan stabilitas bagi kegiatan perdagangan dan investasi dalam bisnis internasional. Namun sistem ini berakhir saat pemerintahan Presiden Nixon pada 15 Agustus 1971 mengeluarkan dekrit dengan dicanangkannya bahwa nilai USD tidak dikaitkan dan tidak convertible terhadap seberat tertentu emas. Dengan berakhirnya dekrit tersebut maka berakhirlah sistem kurs tetap dan dimulailah era kurs mengambang floating rate system.

2.3.2. Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia