Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa kurs riil menunjukkan arah yang berfluktuasi kearah peningkatan pada tahun-tahun terakhir.
4.6. Perkembangan Tabungan Indonesia
Tabungan adalah dana atau simpan masyarakat dari kelebihan dana yang mereka miliki yang dititipkan pada perbankan untuk dikelola perbankan dalam satuan
Miliar Rupiah. Sesuai dengan teori Keynes, Hicks mengatakan bahwa tabungan tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, tetapi juga tingkat pendapatan marginal
propensity to save, tabungan akan naik bila pendapatan nasional naik, investasi naik, dan investasi naik bila tingkat suku bunga turun. Tingkat suku bunga yang tinggi juga
akan mempengaruhi nilai sekarang present value aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan investasi yang ada tidak menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga
akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Di samping itu tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor
dari suatu investasi akan meningkat. Bank indonesia sebagai otoritas moneter menggunakan SBI Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga atas unjuk dalam
Rupiah yang dikeluarkan BI sebagai pengakuan utang jangka pendek.
Universitas Sumatera Utara
200000 400000
600000 800000
1000000 1200000
1400000 1600000
98 99
00 01
02 03
04 05
06 07
08 TS
Gambar 4.4. Perkembangan Tabungan Tahun 1998 sd 2008
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa kurs riil menunjukkan arah yang berfluktuasi kearah peningkatan pada tahun-tahun terakhir. Naiknya tabungan dari
masyarakat menunjukkan kepercayaan masyarakat sangat besar pada dunia perbankan dan masyarakat sudah memiliki pola fakir yang positif dengan tetap
mementingkan tabungan sebagai solusi keuangan di masa depan. Keadaan ini juga ditandai dengan menjamurnya konsultan keuangan yang sedikit banyak merubah pola
fikir masyarakat Indonesia untuk selalu menyisihkan pendapatannya untuk menabung dan mengurangi konsumsi yang berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
4.7. Perkembangan Pinjaman Luar Negeri Swasta Indonesia
2000 4000
6000 8000
10000 12000
98 99
00 01
02 03
04 05
06 07
08 PLNS
Gambar 4.5. Perkembangan Pinjaman Luar Negeri Swasta Tahun 1998 sd 2008
Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa pinjaman luar negeri swasta menunjukkan arah yang berfluktuasi kea arah peningkatan pada tahun-tahun terakhir.
Naiknya pinjaman luar negeri swasta dari masyarakat menunjukkan kepercayaan luar negeri sangat besar kepada masyarakat industri Indonesia. Namun kepercayaan ini
tetap harus diwaspadai mengingat pinjaman luar negeri swasta yang terus meningkat. Selama kurun waktu 1967-1988 komposisi hutang luar negeri Indonesia
mengalami beberapa perubahan mendasar. Sumber-sumber hutang pemerintah telah bergeser dari ketergantungan yang sangat besar terhadap hutang dari pemerintah
negara asing official loans ke arah pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan swasta yang mengenakan syarat-sayarat pinjaman komersil dan cicilan pembayaran
hutang luar negeri telah menjadi beban yang semakin berat bagi perekonomian Indonesia semenjak tahun 1988. Meskipun Indonesia belum pernah mengalami
Universitas Sumatera Utara
kesulitan mencicil hutang, dua kejutan eksternal pada awal delapan puluhan menimbulkan antisipasi bahwa Indonesia dapat juga mengalami kesulitan itu di masa
depan. Kenaikan tingkat bunga di pasar internasional dan resesi dunia yang menekan turun harga minyak pada tahun 1982 diperkirakan mempengaruhi kemampuan
Indonesia untuk mencicil hutang dalam dua atau tiga tahun setelahnya. Krisis yang terjadi pada tahun 1997 menyebabkan penarikan modal asing
secara besar-besaran. Akibatnya nulai rupiah jatuh hingga 400 terhadap dolar AS. Kurs Rupiah jatuh dari Rp. 2.000US menjadi Rp. 14.000US. Inflasi melaju
sampai 78 PDB tumbuh negatif 13,13 dan pinjaman luar negeri membengkak sampai 96 BI, 2000. Pada saat krisis ini juga menyebabkan banyak perusahaan
defult dalam melakukan pembayaran Pinjaman Luar Negeri. Hal ini menyebabkan hilanganya kepercayaan dari kreditur sehingga swasta tidak dapat mengakses
pinjaman luar negeri dan tidak mampu melakukan pembayaran hutang. Namun pada periode setelah perekonomian Indonesia mulai pulih dari krisis 1997, akses swasta
kepada sumber dana luar negeri menjadi terbuka. Hal ini tergambar dari outstanding pinjaman luar negeri swasta yang menunjukkan trend peningkatan. Berdasarkan data
dari Bank Indonesia jumlah komitmen Pinjaman Luar Negeri Swasta sejak tahun 2002 kembali mengalami peningkatan. Adapun sektor yang dominan menjadi
pengguna terbanyak pinjaman luar negari swasta adalah sektor industri sebesar 41,87 yang cenderung melakukan transaksi ekspor dan impor.
Universitas Sumatera Utara
4.8. Hasil Analisis Data dan Pembahasan