Ekspor dan Impor TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Ekspor dan Impor

Perekonomian terbuka merupakan sebuah sistem ekonomi di mana orang- orang secara bebas dan aktif terlibat dalam perdagangan barang dan jasa serta memungkinkan adanya arus masuk dan keluar faktor-faktor produksi. Dengan sistem ekonomi terbuka, suatu negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak daripada produksinya dengan meminjam dana dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih kecil daripada produksinya dengan memberi pinjaman kepada negara lain. Dalam perekonomian terbuka juga memungkinkan adanya alokasi sumber daya di mana di setiap negara memiliki kelimpahan faktor produksi yang berbeda-beda. Adanya pengalokasian ini akan memberi dampak positif bagi setiap negara yang membuka negaranya untuk sistem perekonomian bebas. Dalam sistem perekonomian yang terbuka perdagangan internasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia secara keseluruhan. Perkembangan ekonomi dunia sangat penting untuk dipertimbangkan terutama implikasinya terhadap sisi permintaan termasuk permintaan terhadap komoditas ekspor. Ekspor adalah arus keluar sejumlah barang dan jasa dari suatu negara ke pasar internasional. Sedangkan impor merupakan kebalikan dari ekspor yaitu arus masuk sejumlah barang dan jasa ke dalam suatu negara. Ekspor terjadi terutama karena kebutuhan akan barang dan jasa sudah tercukupi di dalam negeri atau karena barang dan jasa tersebut memiliki daya saing baik dalam harga maupun mutu dengan produk sejenis di pasar internasional. Dengan demikian ekspor memberikan pemasukan devisa bagi negara yang bersangkutan yang kemudian akan digunakan Universitas Sumatera Utara untuk membiayai kebutuhan impor maupun pembiayaan program pembangunan di dalam negeri. Dalam perekonomian tertutup, seluruh output yang dihasilkan di dalam negeri dijual ke pasar domestik dan komponen pengeluaran dibagi atas tiga jenis, yaitu konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah. Dalam perekonomian terbuka, sebagian output dijual ke pasar domestik dan sebagian lagi diekspor ke luar negeri, sehingga dalam perekonomian terbuka, pengeluaran Y terdiri dari empat komponen, yakni konsumsi C, Investasi I dan pengeluaran pemerintah G serta ekspor barang dan jasa X. Hal ini dapat diidentitaskan sebagai berikut: Y = C + I + G + X. 2.1 Selanjutnya di dalam perekonomian terbuka, nilai konsumsi total adalah nilai konsumsi langsung barang dan jasa di pasar domestik ditambah konsumsi barang dan jasa di mancanegara, demikian pula dengan investasi dan pengeluaran pemerintah. Karena impor dimasukkan ke dalam pengeluaran domestik dan karena barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri adalah bagian dari output suatu negara maka persamaan ini mengurangi pengeluaran pada impor sehingga dapat didefinisikan bahwa ekspor bersih net eksport adalah nilai ekspor dikurangi impor. Identitasnya dapat dituliskan menjadi: Y = C + I + G + X-M. 2.2 Persamaan di atas merupakan fungsi pendapatan nasional yang dihitung berdasarkan pos pengeluaran. Persamaan ini juga menunjukkan bahwa jika output melebihi pengeluaran domestik, maka kelebihan itu akan diekspor. Dan sebaliknya, Universitas Sumatera Utara jika output lebih kecil dari pengeluaran domestik, maka kekurangan itu akan diimpor. Terdapat beberapa alasan yang mendesak mengapa suatu negara perlu menggalakkan ekspor adalah untuk meningkatkan kekayaan negara yang berarti pula meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Ekspor sebagai bagian dari perdagangan internasional bisa dimungkinkan oleh beberapa kondisi: 1. Adanya kelebihan produksi dalam negeri sehingga kelebihan tersebut dapat dijual ke luar negeri melalui kebijakan ekspor. 2. Adanya permintaan luar negeri untuk suatu produk ataupun untuk dalam negeri masih mengalami kekurangan. 3. Adanya keuntungan yang lebih besar dari penjualan ke luar negeri daripada penjualan di dalam negeri karena harga pasar dunia yang lebih menguntungkan. 4. Adanya barter antara produk tertentu dengan produk lain yang diperlukan dan yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri. 5. Adanya kebijakan ekspor yang bersifat politik. Besarnya impor suatu negara tergantung pada pendapatan, di mana semakin tinggi pendapatan maka makin tinggi impor baik berupa barang maupun jasa sebagai akibat perkembangan aktivitas perekonomian. Faktor lain yang juga mempengaruhi impor adalah daya saing produksi dalam negeri, selera masyarakat dan faktor lainnya. Misalnya saja inflasi dan perubahan nilai tukar Rupiah yang secara langsung maupun tidak langsung sangat berdampak pada jumlah impor. Dalam kondisi ekspor meningkat akan mengakibatkan produksi perusahaan meningkat. Saat produksi Universitas Sumatera Utara meningkat perusahaan akan cenderung menambah modal kerja yang salah satu sumbernya adalah Pinjaman Luar Negeri. Sedangkan dalam kondisi investasi yang meningkat mengharuskan perusahaan menambah investasi, khususnya untuk perusahaan yang bahan bakunya didominasi impor akibat dari kegiatan ekonomi akan mengakibatkan perusahaan membutuhkan modal kerja yang salah satu alternatifnya adalah Pinjaman Luar Negeri Swasta.

2.5. Tabungan