dinding posterior dari nasofaring. Orofaring adalah bagian yang meluas dari palatum molle hingga dasar lidah pada tingkat tulang hioid. Laringofaring
merupakan bagian inferior faring yang meluas dari tulang hioid hingga perbatasan laring dan esofagus.
8,9
Gambar 2.3.Struktur rongga hidung dan mulut.
8
Udara yang dihirup melalui hidung menuju ke faring akan melalui muara yang sempit yang disebut glottis sehingga dapat masuk ke laring. Glottis yang
merupakan batas antara saluran napas atas dan bawah dimana glottis ini terbentuk dari sepasang lipatan membran mukosa yaitu adalah plica vocalis yang terdapat di
laring.
8
2.3. Gangguan Napas saat Tidur
Tidur dan bernapas merupakan suatu proses fisiologik yang terjadi untuk kelangsungan kehidupan manusia. Jika proses pernapasan ini terganggu atau
berhenti saat tidur dalam beberapa detik hingga beberapa menit, maka dapat berakibat fatal pada kehidupan manusia.
10
Sinus frontalis Konka nasi superior
Konka nasi media Konka nasi inferior
Vestibuli nasi Nares eksterna
Palatum durum Rongga mulut
Lidah Palatum molle
Tonsil palatina Mandibula
Tonsil lingua Os.hyoid
Kartilago tiroid Kartilago krikoid
Trakea Kelenjar tiroid
Esofagus Plica vocalis
Glotis Epiglotis
Nasofaring Orofaring
Laringofaring Tonsil faringeal
Tuba eustachius Nares interna
Rongga nasal
2.3.1. Siklus Tidur dan sadar
Manusia dalam 24 jam akan melalui proses tidur sebagai irama sirkadian. Mekanisme ini diatur oleh nukleus suprakiasmatik dari
hipotalamus. Tidur merupakan suatu kondisi fisiologik dan perilaku yang reversibel ditandai dengan penurunan kesadaran dan respon terhadap
stimulus eksternal, tetapi individu yang tidur tetap sadar terhadap keadaan internal. Walaupun kesadaran menurun, orang yang tidur dapat dibangunkan
dengan stimulus seperti alarm.
9,11,12
Orang dewasa biasanya membutuhkan 7-8 jam untuk tidur setiap malam, tetapi waktu, durasi dan pola tidur akan berbeda pada setiap orang
tergantung usianya. Pada usia lanjut dan bayi biasanya memiliki siklus tidur yang berbeda dengan orang dewasa. Pengaturan siklus tidur setiap hari
memiliki dua prinsip sistem saraf. Prinsip pertama adalah proporsi tidur tergantung dari durasi keadaan sadar homeostatis tidur, sedangkan prinsip
kedua adalah pengaturan rhythmic siklus tidur dan sadar melalui beberapa fase selama 24 jam per hari jam biologis.
13
Siklus tidur yang normal memiliki dua fase : fase NREM non-rapid eye movement yang terjadi sebanyak 70-80 dari seluruh siklus tidur dan
meliputi 4 stadium, serta fase REM rapid-eye movement dengan presentase 20-25 dari seluruh siklus tidur yang terjadi dalam 2 stadium.
Pada dewasa normal, dua stadium dari siklus tidur ini terjadi secara siklus semireguler yang berlangsung selama 90-120 menit dan berulang sebanyak
3-4 kali per malam.
11
Tidur NREM non-rapid eye movement
Pada dewasa normal, tidur NREM dapat dibagi menjadi 4 stadium yaitu; stadium I NI yang merupakan masa transisi dari kondisi sadar ke
kondisi tidur. Stadium ini berlangsung selama 1-7 menit dan terjadi sebanyak 2-5 dari seluruh proses tidur yang ditandai dengan relaksasi
seluruh tubuh dan penurunan kesdaran namun saat individu dibangunkan
pada stadium ini, ia akan menyangkal bahwa ia tertidur. Pada elektroensefalogram akan terlihat bahwa gelombang theta meningkat
sedangkan gelombag alpha menurun.
9,11
Stadium II N2 terjadi sebanyak 45-55 dari seluruh proses tidur dan ditandai dengan penurunan tonus otot serta mata yang bergerak ke
kanan dan ke kiri. Selain itu, Individu yang sudah masuk ke stadium ini akan mengalami proses bermimpi dan sulit untuk dibangunkan sehingga
disebut dengan light sleeptrue sleep. Pada gambaran EEG akan terlihat gambaran K-kompleks.
9,11
Stadium III N3 terjadi sebanyak 3-8 dari seluruh proses tidur dan timbul 20 menit setelah individu tertidur. Stadium ini disebut moderate deep
sleep yang ditandai dengan penurunan suhu tubuh dan tekanan darah.
9,11
Stadium IV N4 terjadi sebanyak 10-15 dari seluruh proses tidur yang disebut deepest level of sleep. Pada stadium ini metabolisme otak akan
menurun secara signifikan dan juga suhu tubuh, tetapi sebagian besar refleks tubuh akan tetap intak dan tonus otot hanya sedikit berkurang. Stadium 3
dan 4 ini merupakan bagian dari proses tidur yang paling efektif dan dengan bertambahnya usia individu presentase stadium ini semakin berkurang dari
seluruh proses tidur.
9,11
Tidur REM rapid eye movement
Tidur rapid eye movement merupakan bagian terbesar dari seluruh proses tidur yang berlangsung sekitar 7-8 jam dan berulang 3-5 episode
selama tidur. Tahap ini akan terbagi menjadi dua stadium; stadium tonik dan stadium fasik. Stadium tonik ditandai dengan gambaran asinkronisasi dan
kehilangan tonus pada EEG sedangkan stadium fasik ditandai dengan pergerakan mata yang cepat dengan frekuensi jantung dan respirasi yang
tidak teratur. Episode pertama dari REM berlangsung 10-20 menit dan kemudian diikuti oleh episode NREM. Periode REM biasanya berulang
setiap 90 menit hingga periode terakhir yang berlangsung hanya 50 menit.
Pada orang dewasa, total tidur REM 90-120 menit selama proses tidur berlangsung.
9,11
Dengan bertambahnya usia individu total proses tidur akan berkurang dan presentase tidur REM juga berkurang. Walaupun fungsi
spesifik tidur REM belum diketahui secara pasti, namun presentase yang tinggi dari fase REM sangat penting untuk maturasi otak. Aktifitas saraf,
aliran darah dan O
2
saat tidur REM lebih tinggi daripada saat sadar.
9
Pada penderita OSA dengan gejala utama EDS diketahui bahwa stadium N3 dan N4 dari tidur NREM mengalami gangguan sedangkan
stadium tersebut adalah stadium yang paling baik untuk tubuh agar mendapatkan istirahat yang cukup.
13
2.4. Definisi
Sleep Apnea
Sleep Apnea merupakan suatu kondisi terjadinya abnormalitas pada frekuensi napas secara episodik saat tidur akibat penyempitan saluran napas atas
yang ditandai dengan berkurangnya ventilasi hypopnea atau henti napas apnea.
10
Terdapat tiga tipe apnea hipopnea; yaitu: tipe obstructive, tipe sentral dan tipe campuran. Tipe obstructive yakni OSA menurut American Academy of Sleep
Medicine merupakan tipe yang paling sering terjadi akibat obstruksi saluran napas atas berulang baik secara parsial maupun komplit saat tidur karena relaksasi
otot-otot saluran napas. Hal ini mengakibatkan aliran udara yang masuk ke dalam tubuh berkurang secara parsial hypopnea atau komplit apnea saat inspirasi
yang berlangsung sekurangnya 10 detik setiap episode.
4,10,14
Tipe sentral yang ditandai dengan penurunan frekuensi ventilasi atau henti napas paling sedikit 10 detik atau lebih yang disebut abnormal jika terjadi
sebanyak 5 kali per jam. Hal tersebut terjadi akibat adanya kegagalan sistem saraf pusat dalam mengendalikan sistem kardiorespirasi selama tidur. Pada keadaan ini
sistem saraf pusat tidak dapat mengirim sinyal ke otot diafragma dan pernapasan untuk melakukan proses bernapas.
10