Siklus Tidur dan sadar

Tipe campuran Mixed Sleep ApneaMSA adalah tipe yang dimulai dengan central sleep apnea dan diikuti dengan OSA. 10 Tabel 2.1. Kategori International Sleep Disorder 11 Kategori Subtipe Contoh Dissomnia Intrinsik Ekstrinsik Gangguan ritme jantung Insomnia, narkolepsi, OSA Poor sleep hygiene Gangguan fase tidur cepat atau terlambat Parasomnia Disorder of arousal Gangguan transisi tidur-sadar Gangguan REM Lain Sleep walking, sleep terrors Sleep talking, nocturnal leg cramps Mimpi buruk Bruksisme, infant sleep apnea Gangguan akibat obat-psikiatri Gangguan mental Gangguan neurologi Lain Psikosis, gangguan cemas Demensia, insomnia fatal familial insomnia COPD, sleep-related GERD Proposed Tidur hiperhidrosis, sleep-related laryngospasm American Sleep Disorder Association mengderajatifikasikan gangguan tidur dalam International Sleep Disorder menjadi 4 kategori; yaitu: dyssomnias, Gambar 2.4. Respirasi dan tidur pada obstructive dan central apnea 14 Aliran udara Gerakan abdominal SaO 2 Bangun tidur Central apneacyene-stokes respiration Obstructive apnea parasomnias, sleep disorder associated with medical-psychiatric disorders dan proposed sleep disorders yang dapat dilihat pada tabel 2.1. 11

2.5. Epidemiologi

American Academy of Sleep Medicine menyebutkan bahwa individu yang mengalami gejala gangguan pernapasan dari OSA pada populasi dewasa sekitar 24, dan 80-90 merupakan individu yang belum terdiagnosis dengan OSA. Astuti dkk, pada penelitiannya menyebutkan bahwa prevalensi OSA di RS Persahabatan sekitar 19,8 berdasarkan kuesioner Berlin dan sekitar 8,9 berdasarkan polisomnografi. Pada penelitian tersebut, walaupun subjek perempuan lebih banyak daripada laki-laki tetapi prevalensi OSA pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. OSA dapat terjadi pada semua kelompok usia tetapi risikonya lebih meningkat pada usia pertengahan dan usia tua karena pada anak-anak prasekolah dan sekolah hanya sekitar 7-9 mengalami OSA. 4,11,14,15

2.6. Obstructive Sleep Apnea OSA

Obstructive Sleep Apnea OSA adalah hilangnya napas yang spontan saat tidur. Normalnya, apnea dapat terjadi pada semua individu saat tidur, namun pada orang dengan sleep apnea terjadi lebih sering dengan frekuensi 300-500 kali per malam dan durasinya berlangsung sekitar 10 detik atau lebih. Penyebab terjadinya obstructive sleep apnea adalah adanya obstruksi pada saluran napas atas terutama faring. 16,17 Otot-otot faring secara normal tetap terbuka untuk menjaga aliran udara tetap masuk ke dalam paru saat inspirasi. Walaupun saat tidur otot-otot faring akan mengalami relaksasi, tetapi saluran napas tetap dalam keadaan terbuka untuk memungkinkan pengaliran udara ke dalam paru. Pada beberapa individu yang mengalami penyempitan saluran napas akan terjadi penutupan saluran ini secara lengkap akibat relaksasi otot-otot tersebut sehingga udara tidak dapat mengalir ke dalam paru dan terjadi apnea. Jika terjadi apnea, tubuh akan memberi sinyal singkat ke otak untuk mengembalikan tonus otot-otot faring sehingga memungkinkan udara masuk. 16,17 Penderita OSA sering mengalami gejala berupa mendengkur dan kesulitan dalam bernapas segera setelah tidur. Dengkuran yang terjadi biasanya diikuti dengan periode tidak bernapas yang cukup lama apnea. Penderita sleep apnea biasanya akan mengalami kekurangan fase slow wave sleep dibandingkan dengan fase pertama dari tidur NREM. 16,17 Obstructive Sleep Apnea Syndrome OSAS adalah bentuk gangguan napas saat tidur yang berat dan sering menimbulkan gejala tidak nyaman. OSAS ini ditandai dengan hipoventilasi alveolar kronik, obesitas, hiperapnea PaCO 2 45 mmHg dan sering berkaitan dengan hipertensi pulmonal dan gagal jantung kanan. 11 Dilaporkan oleh Young dkk, bahwa prevalensi OSAS terjadi sebesar 4 pada laki-laki dewasa dan 2 pada perempuan. Prevalensi meningkat sebanyak 30-40 pada pasien yang memiliki keluhan mendengkur, obesitas, akromegali, asma, diabetes dan kelainan kraniofasial. 1 Gejala dan Tanda OSA Gejala yang timbul pada siang hari seperti rasa mengantuk terus menerus hipersomnolensi yang berat menunjukkan adanya gangguan tidur seperti tidur tersedak sleep choking, mendengkur keras snoring, gerakan abnormal saat tidur, nokturia, dan henti napas saat tidur yang mengakibatkan terjadinya hipoksemia berulang. Aliran udara yang berkurang akan menyebabkan saturasi O 2 dalam darah mengalami penurunan hingga 68 jika obstruksi berulang dalam 3 menit. 4,10,14