Gambaran Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan

9 responden yang rutin melakukan olahraga dengan berjalan kaki. Kedua hasil penelitian tersebut dapat menunjukan bahwa masih banyak individu yang kurang memperhatikan pentingnya olahraga dengan berkalan kaki. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai perilaku terpaparnya sinar matahari pada pagi hari jam 7-9 menyebutkan bahwa perilaku pencegahan responden dengan terpaparnya sinar matahari tergolong dalam kategori kurang baik 50. Penelitian lain yang membahas mengenai perilaku paparan sinar matahari yang dapat mencegah osteoporosis yakni dilakukan oleh Larkey, dkk 2003 yang menyebutkan 46 responden yang melakukan perilaku terpapar sinar matahari sebagai pencegahan osteoporosis. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.11 mengenai perilaku pemeriksaan densitas tulang menyebutkan bahwa sebagian besar 46 responden kurang dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis sedangkan hasil penelitian mengenai perilaku meminum-minuman keras menyebutkan bahwa sebagian besar 99 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hal ini telah menunjukan bahwa masyarakat peduli akan kesehatan tubuhnya terutama pada tulang. Penelitian lainnya yang membahas mengenai perilaku konsumsi alkohol dilakukan oleh Chang et al 2011, dimana dalam penelitiannya terdapat 96 responden tidak mengkonsumsi alkohol. Penelitan-penelitian tersebut menunjukan bahwa masyarakat sadar akan bahaya yang ditimbulkan dari konsumsi alkohol terhadap pertumbuhan tulang. Rokok memiliki banyak dampak negatif termasuk dampak pada tulang. Hasil penelitian mengenai perilaku merokok menyebutkan bahwa sebagian besar 99 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hasil penelitian diatas sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Larkey. Larkey,dkk 2003 menyatakan bahwa 28 rata-rata responden penelitiannya pernah merokok sedangkan pada wanita pre dan post menopause terdapat 40 dan 27 pernah merokok. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.14 mengenai perilaku mengonsumsi soft-drink menyebutkan bahwa sebagian besar 50 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup baik. Lain halnya dengan penelitisn mengenai perilaku rutinitas olahraga yang menyebutkan bahwa sebagian besar 44 responden kurang dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis. Larkey, dkk 2003 berpendapat bahwa 50 wanita post-menopause kurang melakukan aktivitas fisik olahraga. Larkey pun melakukan penelitian pada wanita dengan ras hispanic dan non-hispanic. Dimana penelitian tersebut menghasilkan 51 wanita hispanic senang melakukan aktivitas fisik olahraga kurang dari 150 menit dan 40 wanita non-hispanic melakukan aktivitas fisik kurang dari 150 menit. Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah sadar akan pentingnya melakukan aktivitas fisik untuk kesehatan tulang. Begitu banyak manfaat yang terkandung dalam sayuran hijau termasuk untuk kesehatan tulang. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.16 mengenai perilaku mengonsumsi sayuran hijau menyebutkan bahwa sebagian besar 42 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup baik. Larkey, dkk 2003 menyatakan bahwa 82 responden mengkonsumsi sayuran hijau. Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat sadar akan pentingnya mengkonsumsi sayuran hijau untuk kesehatan mereka, terutama untuk kesehatan tulang. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.17 mengenai perilaku mengonsumsi susu menyebutkan bahwa sebagian besar 39 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup baik. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Karolina 2009 menyatakan bahwa 27,3 responden sering mengkonsumsi susu yang mengandung kalsium dan 33 kadang-kadang mengkonsumsi susu. Selain dapat membantu menyehatkan mata karena kandungan vitamin A di dalamnya, wortel pun dapat mengurangi resiko terkena osteoporosis. Hasil penelitian mengenai perilaku mengonsumsi wortel menyebutkan bahwa sebagian besar sebagian besar 34 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Selain wortel, tumbuhan lainnya pun dapat mencegah osteoporosis. Brokoli merupakan salah satu sayuran hijau yang dapat membantu mengurangi resiko terkena osteoporosis. Hasil penelitian mengenai perilaku mengonsumsi brokoli menyebutkan bahwa sebagian besar 41 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik, sedangkan sebagian kecil lainnya responden dengan perilaku kurang baik sebesar 31 dan perilaku dengan cukup baik dalam mengonsumsi brokoli sebesar 28. Osteoporosis dapat dicegah dengan latihan fisik. Latihan fisik yang teratur dapat membantu dalam pencegahan terjangkitnya penyakit kronis seperti diabetes, jantung maupun osteoporosis. Hasil penelitian mengenai perilaku