Gambaran Tingkat Pengetahuan Osteoporosis Secara Umum

bahwa 82 responden mengkonsumsi sayuran hijau. Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat sadar akan pentingnya mengkonsumsi sayuran hijau untuk kesehatan mereka, terutama untuk kesehatan tulang. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.17 mengenai perilaku mengonsumsi susu menyebutkan bahwa sebagian besar 39 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup baik. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Karolina 2009 menyatakan bahwa 27,3 responden sering mengkonsumsi susu yang mengandung kalsium dan 33 kadang-kadang mengkonsumsi susu. Selain dapat membantu menyehatkan mata karena kandungan vitamin A di dalamnya, wortel pun dapat mengurangi resiko terkena osteoporosis. Hasil penelitian mengenai perilaku mengonsumsi wortel menyebutkan bahwa sebagian besar sebagian besar 34 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Selain wortel, tumbuhan lainnya pun dapat mencegah osteoporosis. Brokoli merupakan salah satu sayuran hijau yang dapat membantu mengurangi resiko terkena osteoporosis. Hasil penelitian mengenai perilaku mengonsumsi brokoli menyebutkan bahwa sebagian besar 41 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik, sedangkan sebagian kecil lainnya responden dengan perilaku kurang baik sebesar 31 dan perilaku dengan cukup baik dalam mengonsumsi brokoli sebesar 28. Osteoporosis dapat dicegah dengan latihan fisik. Latihan fisik yang teratur dapat membantu dalam pencegahan terjangkitnya penyakit kronis seperti diabetes, jantung maupun osteoporosis. Hasil penelitian mengenai perilaku melakukan jogging menyebutkan bahwa Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.20 mengenai perilaku melakukan jogging menyebutkan bahwa sebagian besar 51 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Walaupun perilaku dalam melakukan jogging masih kurang diperhatikan oleh responden, namun masih ada perilaku pencegahan yang lain, yang menunjukkan perilaku yang baik dalam mencegah osteoporosis. Hasil penelitian mengenai rutinitas mengonsumsi suplemen kalsium menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dimana sebagian besar 54 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Gammage dan Klentrou 2011 menghasilkan bahwa 8 wanita post-menopause dan 16 remaja wanita melakukan pencegahan osteoporosis dengan mengkonsumsi kalsium. Dengan begitu, masih banyak wanita yang kurang memperhatikan pentingnya konsumsi kalsium dalam pencegahan osteoporosis. Data Internasional Osteoporosis Foundation 2009 menyebutkan, hasil penelitian di 14 negara Asia mencerminkan rendahnya asupan kalsium orang Asia, yaitu rata-rata hanya 450 mg dari 1300 mg yang dibutuhkan per hari.

5. Gambaran Perilaku Pencegahan Osteoporosis Secara Umum

Manusia dapat hidup sehat bila dapat menerapkan perilaku hidup sehat. Perilaku sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya mdalam mempertahankan kesehatan Notoatmodjo, 2010. Perilaku sehat tersebut dapat dibentuk melalui berbagai cara diantaranya dengan mengonsumsim makanan dengan menu seimbang dan juga melakukan pencegahan terhadap penyakit. Perilaku pencegahan osteoporosis merupakan salah satu dari sekian banyak perilaku hidup sehat. Namun banyak individu yang kurang memperhatikan perilaku hidup sehatnya. Berdasarkan penyajian data penelitian pada tabel 5.3, perilaku responden dalam mencegah osteoporosis secara umum dapat dilihat pada point dibawah ini: a Secara umum, mahasiswi memiliki perilaku pencegahan osteoporosis dalam kategori cukup 53. b Sedangkan sebagian kecil lainnya perilaku responden tergolong dalam kategori baik 24 c Mahasiswi yang memiliki perilaku kurang dalam mencegah osteoporosis ini terdapat 23. Dengan kata lain, mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa ini sudah cukup baik dalam melakukan pencegahan osteoporosis. Hal ini seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizka 2012, dimana penelitiannya ini dilakukan pada wanita pre-menopause di Surakarta. Berdasarkan penelitiannya menyebutkan bahwa responden memiliki perilaku cukup baik 53.3 sebagian kecil lainnya memiliki perilaku yang baik dalam mencegah osteoporosis 26.7 dan sisanya memiliki perilaku yang kurang dalam mencegah osteoporos Berdasarkan penelitian lain, dari Chang et.al 2011 dengan judul “Global computer-assisted appraisal of osteoporosis risk in Asian women: an innovative study” didapatkan bahwa pasien dengan riwayat keluarga osteoporosis terdapat 16,3, pasien dengan pascamenopause 90. Sementara