belakang dari daerah dada thoracaldan pinggang lumbal. Osteoporosis pada tulang belakang ini menimbulkan fraktur kompresi
atau kolaps tulang dan menyebabkan badan membungkuk ke depan. Kiposis yang berat bisa mengakibatkan gangguan pergerakan otot
pernapasan. Anda bisa merasakan sesak napas, kadang bahkan timbul komplikasi pada paru-paru Tandra, 2008.
3. Faktor Resiko Osteoporosis
Faktor risiko osteoporosis digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu risiko yang tidak dapat dikendalikan dan risiko yang dapat dikendalikan.
Risiko yang tidak dapat dikendalikan terdiri dari jenis kelamin, umur, ras, riwayat, keluarga, tipe tubuh, dan menopause. Adapun faktor risiko yang dapat
dikendalikan yaitu gaya hidup sehat, kurang aktivitas fisik, pengaturan makan atau pola konsumsi, kebiasaan merokok, dan minum-minuman beralkohol.
a Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan data statistik, faktor risiko risiko di bawah ini dikatakan tidak dapat dikendalikan.
1 Jenis Kelamin
Wanita mempunyai risiko terkena osteoporosis lebih besar daripada pria. Sekitar 80 diantara pederita osteoporosis adalah wanita. Secara
umum, wanita menderita osteoporosis empat kali lebih banyak daripada pria. Satu dari tiga wanita memiliki kecendrungan untuk menderita
osteoporosis. Adapun kejadian osteoporosis pada pria lebih kecil yaitu satu dari tujuh pria. Hal ini terjadi antara lain karena massa tulang wanita 4
lebih kecil dibandingkan dengan pria. Nilai massa tulang wanita umumnya hanya sekitar 800 gram lebih kecil dibandingkan dengan pria yaitu sekitar
1200 gram. Karena nilai massa tulang yang diikuti dengan kerapuhan tulang sangat mungkin terjadi Tandra, 2008.
2 Umur
Semakin tua umur seseorang, risiko terkena osteoporosis menjadi semakin besar. Osteoporosis merupakan kejadian alamiyang terjadi pada
tulang manusia sejalan dengan meningkatnya usia. Proses densitas kepadatan tulang hanya berlangsung sampai seseorang berusia 25 tahun.
Selanjutnya, kondisi tulang akan tetap konstan hingga usia 40 tahun, densitas tulang mulai berkurang secara perlahan.
Dengan demikian, osteoporosis pada usia lanjut terjadi akibat berkurangnya massa tulang. Pada lansia, kemampuan tulang dalam
menghindari keretakan akan semakin menurun. Kondisi ini juga diperparah dengan kecenderungan rendahnya konsumsi kalsium dan
kemampuan penyerapannya. Timbulnya berbagai penyakit pada lansia juga akan semakin menurunkan kemampuan penyerapan kalsium maupun
meningkatnya pengeluaran kalsium Larkey, 2003.
3 Ras
Semakin terang kulit seseorang maka risiko terkena osteoporosis terkena osteoporosis yang lebih besar dibandingkan dengan ras Afrika-
Amerika memiliki massa tulang tertinggi, sedangkan ras kulit putih dari Eropa memiliki massa tulang terendah. Ras campuran Asia-Amerika