demikian telah banyak masyarakat yang mengetahui tentang osteoporosis dan penceghannya.
Penelitian yang telah dilakukan ini menunjukan bahwa masyarakat telah banyak mengetahui tentang pencegahan osteoporosis. Lain halnya penelitian
yang telah dilakukan oleh Gammage and Klentrou 2011 yang menyebutkan bahwa 48 responden yang mengetahui tentang pencegahan osteoporosis
dan hanya 2 saja yang benar-benar mengetahui tentang pencegahan osteoporosis, baik mengenai konsumsi kalsium maupun mengenai aktifitas
fisik yang dapat mencegah timbulnya osteoporosis. Hasil penelitian lainnya menyebutkan bahwa 9 beranggapan bila dengan berjalan santai saja dapat
mencegah osteoporosis Larkey, dkk.2003. Setelah peneliti menjelaskan hasil penelitian mengenai tingkat
pengetahuan responden terhadap pencegahan osteoporosis berdasarkan item- item pertanyaan, dapat diketahui bahwa responden telah memiliki informasi
yang sangat baik mengenai osteoporosis. Peneliti berharap informasi yang telah didapat oleh responden ini dapat dipertahankan sehingga, dengan
adanya pengetahuan yang baik responden dapat mengaplikasikan perilaku pencegahan osteoporosis tersebut dengan baik pula.
3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Osteoporosis Secara Umum
Perilaku yang baik akan terbentuk melalui hubungan yang berkesinambungan antara faktor eksternal pengalaman, fasilitas, sosial-
budaya dengan faktor internal persepsi, pengetahuan, keyakinan,
keinginan, motivasi, niat dan sikap Notoatmodjo, 2010.
Pada pokok pembahasan sebelumnya, peneliti sudah menjelaskan dengan rinci hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan osteoporosis responden
berdasarkan item-item pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa responden telah memiliki tingkat pengetahuan yang
begitu baik, mulai dari informasi mengenai definisi osteoporosis hingga informasi mengenai terapi pencegahan osteoporosis.
Pada pokok bahasan selanjutnya yakni untuk mengetahui hasil penelitian terhadap tingkat pengetahua responden mengenai osteoporosis secara umum.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi memiliki persentase sebagai berikut
a Responden dengan pengetahuan kategori baik 72 b Sebagian kecil masih ada yang memiliki tingkat pengetahuan sedang
21 c Responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik 7.
Hal ini seiring dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rizka 2012 pada wanita pre-menopause yang dilakukan di Surakarta menyebutkan
bahwa: a Tingkat pengetahuan wanita pre-menopause tersebut dalam mencegah
osteoporosis sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik 81.6 b Sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup baik 16.7 dan sisanya
1.7 responden memiliki pengetahuan yang kurang biak dalam mencegah osteoporosis.
Berdasarkan uji analisa data statistik yang dilakukan dengan α = 5 didapatkan nilai korelasi 0.04, dimana terdapat hubungan antara tingkat