4 Minum-minuman beralkohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit mungkin baik bagi tubuh, tetapi bila jumlahnya sudah terlalu banyak lebih dari 2 gelas sehari
dapat merugikan kesehatan karena akan mengganggu proses metabolisme kalsium dalam tubuh. Alkohol dapat menyebabkan luka-luka kecil pada
dinding lambung yang terjadi beberapa saat setelah minum-minuman beralkohol. Banyaknya luka kecil akibat minum-minuman beralkohol
akan menyebabkan pendarahan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh kehilangan kalsium karena kalsium banyak terdapat dalam darah
Wirakusumah, 2009.
5 Imobilitas
Imobilitas dalam waktu yang lama memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena osteoporosis dibandingkan menopause. Imobilitas akan
berakibat pada pengecilan tulang dan pengeluaran kalsium dari tubuh hiperkalsiuria. Imobilitas umumnya dialami orang yang berada dalam
masa penyembuhan yang perlu mengistirahatkan tubuhnya untuk waktu lama. Supari,2008
6 Postur tubuh kurus
Postur tubuh yang kurus cenderung mengalami osteoporosis
dibandingkan dengan postur ideal dengan berat badan ideal, karena dengan postur tubuh yang kurus sangat mempengaruhi tingkat
pencapaian massa tulang Tandra, 2008.
7 Asupan gizi rendah.
Pola makan yang tidak seimbang yang kurang memperhatikan kandungan gizi, seperti kalsium, fosfor, seng, vitamin B6, C, D, K, serta
phytoestrogen estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti toge, merupakan faktor risiko osteoporosis Wirakusumah, 2009
8 Kurang terkena sinar matahari
Orang jarang terkena sinar matahari, terutama sinar pada pagi dan sore hari, karena pada saat tersebut sinar dibutuhkan untuk memicu kulit
membentuk vitamin D3, dimana vitamin D D3 + D2berasal dari makanan di ubah oleh hepar dan ginjal menjadi kalsitriol Supari, 2008.
9 Penggunaan obat untuk waktu lama.
Pasien osteoporosis sering dikaitkan dengan istirahat total yang terlalu lama akibat sakit, kelainan tulang, kekurangan bahan pembentuk dan
yang terutama adalah pemakaian obat yang mengganggu metabolisme tulang. Jenis obat tersebut antara lain : kortikosteroid, sitostatika
metotreksat, anti kejang, anti koagulan heparin, warfarin Tandra, 2008.
10 Lingkungan
Lingkungan yang berisiko osteoporosis, adalah lingkungan yang memungkinkan orang tidak terkena sinar matahari dalam jangka waktu
yang lama seperti : daerah padat hunian, rumah susun, apartemen, dan lain-lain Supari, 2008.
4. Penyebab Osteoporosis
Kecepatan pembentukan tulang berkurang secara progresif sejalan dengan usia, yang dimulai pada usia sekitar 30 atau 40 tahun. Semakin padat tulang
sebelum usia tersebut, semakin kecil kemungkinan terjadi osteoporosis. pada individu yang berusia70-an dan 80-an, osteoporosis menjadi penyakit yang
sering ditemukan. Meskipun resorpsi tulang mulai melebihi pembentukan tulang pada usia dekade keempat atau kelima, pada wanita penipisan tulang
yang paling signifikan terjadi selama dan setelah menopause. Penurunan estrogen pascamenopause tanpak sangat berperan dalam perkembangan ini
pada populasi wanita lansia. Meskipun mekanisme estrogen bekerja untuk mempertahankan densitas tulang belum jelas, diperkirakan bahwa estrogen
menstimulasi aktivitas osteoblas dan membatasi efek stimulasi osteoklas pada hormon paratiroid. Dengan demikian, penurunan estrogen menyebabkan
perubahan besar pada aktvitas osteoklas Corwin, 2008. Wanita kurus, wanita berambut terang, dan wanita yang merokok sangat
rentan terhadap osteoporosis karena tulang mereka kurang padat sebelum menopause dibandingkan tulang wanita gemuk, berambut gelap, dan tidak
merokok. Pria lansia kurang rentan mengalami osteoporosis karena mereka biasanya memiliki tulang yang lebih padat daripada wanita sekitar 30 , dan
kadar hormon reproduktif tetap tinggi sampai pria mencapai usia 80-an. Akan tetapi, pria lansia memiliki tulang yang kurang padat daripada yang lebih
muda.Corwin, 2008.
5. Akibat Osteoporosis
Massa tulang yang berkurang menyebabkan tulang menjadi rapuh daln lemah sehingga bila terbentur atau jatuh dapat menyebabkan fraktur patah
tulang. Data Chang-Hong, et al 2010 menyebutkan bahwa terdapat 83 responden penelitiannya yang memiliki riwayat fraktur. Mengungkap gejala
terjadinya osteoporosis agak sulit untuk dilakukan sebab penyakit osteoporosis terjadi secara diam-diam. Berkurangnya massa tulang dan tulang menjadi
rapuh baru disadari setelah timbul dampak seperti tinggi badan berkurang, tiba- tiba terjadi rasa nyeri pada tulang, sakit punggung, sakit pinggang yang parah,
atau kelainan bentuk tulang belakang yang menyebabkan postur tubuh bungkuk kyposis. Wirakusumah, 2009.
a Tulang Rapuh dan Patah
Tulang yang rapuh dan patah dinamakan fragility fracture. Pada kondisi ini bisa terjadi patah tulang meskipun tidak harus timbul karena trauma yang
hebat, melainkan cukup hanya dengan terjatuh biasa yang ringan, mengangkat, mendorong sesuatu, atau akibat trauma ringan.Selain pada tulang belakang,
fraktur sering pula menimpa tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, atau panggul. Fraktur multiple di beberapa tempat juga bisa terjadi.
Fraktur yang terjadinya mendadak atau akut akan menimbulkan ras nyeri yang hebat, yang kadang memerlukan obat penekan ras nyeri yang kuat sampai
pada golongan narkotika. Fraktur yang berlangsung kronis sampai harus menjalani tirah-baring yang
lama akan mengganggu peredaran darah, menimbulkan bahaya infeksi, dan
komplikasi pada jantung serta saluran napas. Kesulitan perawatan pada orang tua, ditambah dengan beberapa penyakit kronis lain yang menyertai, seperti
diabetes, stroke, atau sakit jantung, akan memperburuk keadaan dan bisa fatal akibatnya.Tandra, 2008
6. Pengobatan dan Pencegahan Osteoporosis
Osteoporosis ini sebenarnya dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti halnya mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, olahraga, tidak
mengonsumsi alkohol dan lain sebagainya. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai trik-trik dalam pencegahan osteoporosis
a Sayur dan buah-buahan pencegah osteoporosis
Lignan dan isoflavonoid dalam buah dan sayur berperan dalam mencegah osteoporosis. di dalam tubuh, kedua zat tersebut diubah menjadi
komponen yang strukturnya sama dengan estrogen. Wirakusumah, 2009 Berikut ini adalah jenis buah dan sayur beserta kandungannya baik
zat gizi maupun fitokimia yang memegang peranan penting dalam pencegahan osteoporosis.
b Wortel
Wortel mengandung kalsium 39 mg, fosfor 37 mg100g, serta fitoestrogen yaitu lignan 346 mg100g dan isoflavon serta mineral
boron 3,6mg100g, juga tinggi akan kandungan vitamin A 1800 mg Wirakusumah, 2009.
c Brokoli
Brokoli dan famili kubis-kubisan lainnya dikenal sebagai bahan makanan antikanker usu besar.selain itu, komponen dalam brokoli yaitu
indole dapat meningkatkan sekresi estrogen yang dibutuhkan dalam mempertahankan massa tulang. Selain itu, brokoli juga tinggi mineral
kalsium, kandungan vitamin C,E, dan karoten Wirakusumah, 2009.
d Kubis
Kubis mengandung vitamin C,A, dan B1 yang cukup tinggi. Selain itu juga mengandung berbagai jenis mineral yaitu kalsium, fosfor,
kalium, klor, yodium, sulfur, dan boron. Bagian luar dari kubis yang berawarna hijau mengandung 40 kalsium yang lebih banyak
dibandingkan dengan bagian dalamnya. Selain itu, sayuran ini juga mengandung fitoestrogen yaitu lignan dan isoflavon yang berperan
dalam pencegahan osteoporosis Wirakusumah, 2009.
e Bayam
Bayam merupakan sayuran dengan kandungan zat besi yang cukup tinggi dua kali lipat dibandingkan jenis sayuran yang lain. Di samping
itu juga mengandung vit.A, vit.C, kalsium, kalium, mangan, dan boron juga berperan dalam pencegahan osteoporosis. di dalam bayam, juaga
terdapat fitoestrogen Wirakusumah, 2009.
f Kacang kedelai
Kacang kedelai merupakan sumber mineral kalsium dan fosfor 254 mg dan 781 mg. Di samping itu juga mengandung fitoestrogen
isoflavonoid yang cukup tinggi. Kacang kedelai dapat dibuat menjadi susu kedelai yang kemudian dapat ditambahkan dalam pembuatan jus
buah dan sayuran Wirakusumah, 2009 Tabel 2.1 buah-buahan dan sayuran pencegah osteoporosis
Jenis Buah dan Sayur
Komponen Penting untuk Pencegahan Osteoporosis Sawi Hijau
Kalsium 220,50mg100g, fosfor 38,40mg100g Kangkung
Kalsium 73,00mg100g,fosfor 50,00mg100g Daun singkong
Vitamin C, kalsium 165,00mg100g Selada
Kalsium 97mg100g,fosfor 34,00g Pepaya
Kalsium 23mg100g,vitamin C 76mg100g,dan boron
Jagung Magnesium, fosfor, fitoestrogen lignan, boron
Mangga Vitamin A 573 RE, vitamin C 30mg100g,
mangan, dan boron Mentimun
Fitoestrogen isoflavonoid, boron, silika Alpukat
Boron, zat besi, tembaga Pisang
Kalium, boron Jeruk
Boron 23mg100g, kalsium 33mg100g, vitamin C
Anggur Fitoestrogen isovlafonoiddan boron
Apel Fitoestrogen isovlafonoiddan boron
Cabai Fitoestrogen isovlafonoid, boron, dan vitamin C
g Latihan Fisik untuk Pencegahan Osteoporosis
Latihan fisik yang teratur juga membantu mencegah keadaan- keadaan atau penyakit kronis, seperti osteoporosis, diabetes, tekana
darah tinggi, penyakit jantung iskemik, dan lain-lain. Latihan fisik atau olahraga di luar rumah merupakan kesemapatn untuk besosialisasi dan
berkomunikasi dengan sesama. Sekarang ini banyak jenis musik yang
dapat diapakai untuk mengiringi berbagai latihan fisik sehingga akan lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Santoso,dkk.2009
Berikut ini latihan olahraga yang boleh dilakukan oleh penderita osteoporosis.
1 Jalan kaki secara teratur, kalau memungkinkan sekitar 4,5kmjam selama 50 menit, 5 kali seminggu. Ini diperlukan untuk
mempertahankan kekuatan tulang. Jalan kaki lebih cepat 6kmjam akan bermanfaat untuk jantung dan paru-paru.
2 Latihan beban untuk kekuatan otot, yaitu dengan mengangkat “dumbble” kecil untuk menguatkan pinggul, paha, punggung,
lengan dan bahu. 3 Latihan untuk meningkatkan keseimbangan dan kesigapan.
4 Latihan melengkungkan punggung ke belakang, dapat dilakukan dengan duduk di kursi, dengan atau tanpa penahan; hal ini dapat
menguatkan otot-otot yang menahan punggung agar tetap tegak, mengurangi kemungkinan bongkok, sekaligus memperkuat
punggung.
h Terapi Penggantian Hormon
Terapi penggantian estrogen-progesteron atau modulator reseptor estrogen selektif selective estrogen receptor modulator, SERM yang
dilakukan selama dan setelah menopause dapat mengurangi perkembangan osteoporosis pada wanita.