Gambaran Lokasi Penelitian Analisis Bivariat

Tingkat Pengetahuan Frekuensi n Persentase Kurang 7 7.0 Sedang 20 20.0 Baik 73 73.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.8 menyebutkan bahwa sebagian besar 73 responden memilik tingkat pengetahuan baik mengenai terapi pencegahan osteoporosis, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan sedang sebesar 20 dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang yakni 7

3. Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Osteoporosis Secara Umum Gambaran tingkat pengetahuan responden mengenai osteoporosis tersebut dapat dilihat pada tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tabel 5.8 Tingkat Pengetahuan Frekuensi n Persentase Kurang 7 7.0 Sedang 21 21.0 Baik 72 72.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.8 menyebutkan bahwa sebagian besar 72 responden memilik tingkat pengetahuan yang baik mengenai osteoporosis dan pencegahannya secara umum, sedangkan hasil penelitian lainnya responden dengan tingkat pengetahuan sedang sebesar 21 dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebesar 7.

4. Gambaran

Perilaku Responden mengenai Pencegahan Osteoporosis Berdasarkan Item Pertanyaan Perilaku responden dalam mencegah osteoporosis dapat dilihat melalui pernyataan-pernyataan responden pada kuesioner penelitian. Adapun pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9-5.21 a Pernyataan mengenai Berjalan 1000 langkah setiap hari Distribusi Frekuensi Responden dalam Berjalan 1000 Langkah Setiap Hari Tabel 5.9 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 48 48.0 Cukup 24 24.0 Baik 28 28.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.9 mengenai perilaku berjalan 1000 langkah setiap hari menyebutkan bahwa sebagian besar 48 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Hasil penelitian lainnya responden yang melakukan pencegahan dengan berjalan 1000 langkah setiap hari dengan baik sebesar 28 dan responden dengan perilaku cukup baik sebesar 24. b Pernyataan mengenai Terpaparnya Sinar Matahari pada Pagi Hari jam 7-9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Pencegahan Osteoporosis dalam Terpaparnya Sinar Matahari pada Pagi Hari jam 7-9 Tabel 5.10 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 50 50.0 Cukup 27 27.0 Baik 23 23.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.10 mengenai perilaku terpaparnya sinar matahari pada pagi hari jam 7-9 menyebutkan bahwa perilaku pencegahan responden dengan terpaparnya sinar matahari tergolong dalam kategori kurang baik 50. Sebagian kecil lainnya responden dengan perilaku cukup baik sebesar 27 dan responden dengan perilaku baik sebesar 23. c Pernyataan mengenai Pemeriksaan Densitas Tulang Distribusi Frekuensi Responden dalam Pemeriksaan Densitas Tulang Tabel 5.11 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 46 46.0 Cukup 35 35.0 Baik 19 19.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.11 mengenai perilaku pemeriksaan densitas tulang menyebutkan bahwa sebagian besar 46 responden kurang dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya yakni responden dengan perilaku cukup baik sebesar 35 dan responden dengan perilaku baik 19. d Pernyataan mengenai Meminum-Minuman Keras Distribusi Frekuensi Responden dalam Meminum-Minuman Keras Tabel 5.12 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 1 1.0 Cukup 0.0 Baik 99 99.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.12 mengenai perilaku meminum-minuman keras menyebutkan bahwa sebagian besar 99 responden menjawab tidak pernah meminum-minuman keras. Dengan begitu, responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya yakni responden dengan perilaku kurang baik 1 dan responden dengan perilaku cukup baik 0. e Pernyataan mengenai Perilaku Merokok Distribusi Frekuensi Responden dalam Perilaku Merokok Tabel 5.13 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 1 1.0 Cukup 0.0 Baik 99 99.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.13 mengenai perilaku merokok menyebutkan bahwa sebagian besar 99 responden menjawab tidak pernah merokok. Dengan begitu responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya, responden yang melakukan pencegahan osteoporosis kurang baik dengan tidak merokok sebesar 1 dan responden dengan perilaku cukup baik sebesar 0. f Pernyataan mengenai Konsumsi Soft-Drink Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengonsumsi Soft-Drink Tabel 5.14 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 23 23.0 Cukup 50 50.0 Baik 27 27.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.14 mengenai perilaku mengonsumsi soft-drink menyebutkan bahwa sebagian besar 50 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup baik, sedangkan responden dengan perilaku baik dalam pencegahan osteoporosis yakni sebesar 27 dan responden dengan perilaku kurang baik sebesar 23. g Pernyataan mengenai Kerutinan Olahraga Distribusi Frekuensi Responden dalam Kerutinan Olahraga Tabel 5.15 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 44 44.0 Cukup 37 37.0 Baik 19 19.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.15 mengenai perilaku rutinitas olahraga menyebutkan bahwa sebagian besar 44 responden kurang dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya yakni responden dengan cukup baik 37 dan responden dengan baik 19. h Pernyataan mengenai Konsumsi Sayuran Hijau Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengonsumsi Sayuran Hijau Tabel 5.16 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 34 34.0 Cukup 42 42.0 Baik 24 24.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.16 mengenai perilaku mengonsumsi sayuran hijau menyebutkan bahwa sebagian besar 42 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup baik, sedangkan sebagian kecil lainnya reponden dengan perilaku kurang baik dalam mencegah osteoporosis dengan mengonsumsi sayuran hijau sebesar 34 dan responden dengan perilaku yang baik dalam mencegah osteoporosis sebesar 24. i Pernyataan mengenai Konsumsi Susu Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengonsumsi Susu Tabel 5.17 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 36 36.0 Cukup 39 39.0 Baik 25 25.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.17 mengenai perilaku mengonsumsi susu menyebutkan bahwa sebagian besar 39 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup baik. Hasil penelitian lainnya yakni responden dengan perilaku kurang baik 36 dan responden dengan baik 25. j Pernyataan mengenai Mengonsumsi Wortel Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengonsumsi Wortel Tabel 5.18 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 33 33.0 Cukup 33 33.0 Baik 34 34.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.18 mengenai perilaku mengonsumsi wortel menyebutkan bahwa sebagian besar 34 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya yakni responden dengan perilaku cukup baik 33 dan responden dengan kurang baik 33. k Pernyataan mengenai Kegemaran Mengkonsumsi Brokoli Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengkonsumsi Brokoli Tabel 5.19 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 31 31.0 Cukup 28 28.0 Baik 41 41.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.19 mengenai perilaku mengonsumsi brokoli menyebutkan bahwa sebagian besar 41 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik, sedangkan sebagian kecil lainnya responden dengan perilaku kurang baik sebesar 31 dan perilaku dengan cukup baik dalam mengonsumsi brokoli sebesar 28. l Pernyataan mengenai Kegemaran melakukan Jogging Distribusi Frekuensi Responden dalam Kegemaran melakukan Jogging Tabel 5.20 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 51 51.0 Cukup 22 22.0 Baik 27 27.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.20 mengenai perilaku melakukan jogging menyebutkan bahwa sebagian besar 51 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya yakni responden dengan perilaku baik 27 dan responden dengan perilaku cukup baik 22. m Pernyataan mengenai Rutinitas Mengonsumsi Suplemen Kalsium Distribusi Frekuensi Responden dalam Rutinitas Mengonsumsi Suplemen Kalsium Tabel 5.21 Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 54 54.0 Cukup 30 30.0 Baik 16 16.0 Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.21 mengenai perilaku mengonsumsi suplemen kalsium menyebutkan bahwa sebagian besar 54 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Hasil penelitian lainnya, responden dengan perilaku cukup baik dalam mengonsumsi suplemen kalsium yakni 30 dan perilaku baik dalam mecegah osteoporosis sebesar 16.

5. Gambaran Perilaku mengenai Pencegahan Osteoporosis Secara

Umum Gambaran perilaku responden dalam melakukan pencegahan osteoporosis dapat dilihat pada tabel 5.22 Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Pencegahan Osteoporosis Perilaku Frekuensi n Persentase Kurang baik 23 23.0 Cukup 53 53.0 Baik 24 24.0 Total 100 100.0 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai perilaku pencegahan osteoporosis didapatkan bahwa hampir sebagian besar responden memiliki perilaku pencegahan osteoporosis yang cukup 53. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya yakni responden dengan perilaku baik 24 dan responden dengan perilaku kurang baik 23.

C. Analisis Bivariat

Korelasi antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan osteoporosis dapat dilihat pada tabel 5.23 Pengetahuan Perilaku Total P value r value Cukup Baik Kurang N N N N 0,041 0,204 Sedang 5 71,4 2 28,6 7 100 Baik 2 9,5 17 81 2 9,5 21 100 Kurang baik 16 22,2 34 47,2 22 30,6 72 100 Total 23 23 53 53 24 24 100 100 Berdasarkan data penelitian pada tabel 5.23 didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar 0.204 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0.041. Dari penjabaran tabel 5.2 didapatkan bahwa nilai signifikansi se besar 0.041 α 0.05 maka hipotesis kerja Hi diterima. Dimana, antara variabel perilaku pencegahan osteoporosis dengan tingkat pengetahuan mahasiswi terdapat hubungan yang signifikan. Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0.204 yang termasuk kedalam kategori lemah 0,2 sd 0,4 Dahlan, 2012. 70

BAB VI PEMBAHASAN

A. Hasil Analisi Data

1. Gambaran Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan osteoporosis. Adapun sasaran yang dijadikan responden penelitian ini adalah mahasiswi semester 2 dan 4 yang sedang menempuh masa perkuliahan di Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang. Selain itu, responden penelitian ini pun diberikan batasan umur sekitar 18 hingga 25 tahun. Hal ini dilakukan agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlampau luas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa frekuensi umur mahasiswi yang dijadikan responden penelitian ini yakni: a. Mahasiswi dengan umur 18 tahun sebesar 29 b. Mahasiswi berumur 19 tahun memiliki persentase 21 c. Persentase lainnya berada pada mahasiswi dengan umur 21 tahun 26 dan 20 tahun 21. Selain dilihat berdasarkan umurnya, karakteristik responden ini pun dilihat berdasarkan semester. Pada semester 4 memiliki persentase yang seimbang dengan semester 2 yakni 50 dan 50.

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan

Osteoporosis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai osteoporosis. Adapun hasil tingkat pengetahuan berdasarkan item pertanyaan sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian mengenai definisi osteoporosis menyebutkan bahwa sebagian besar 94 responden memilik tingkat pengetahuan yang baik. Dengan begitu, hampir sebagian responden telah mengetahui informasi mengenai osteoporosis. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Larkey, dkk 2003, dimana sebanyak 77 117 responden dari 154 responden mengetahui tentang definisi osteoporosis. Dengan demikian, hampir seluruh individu telah mengetahui definis osteoporosis. Pada hasil penelitian mengenai tanda dan gejala terkena osteoporosis menyebutkan bahwa sebagian besar 53 responden memilik tingkat pengetahuan yang baik. Penelitian lainnya 73,7 meyatakan bahwa gejala awal timbulnya osteoporosis adalah pegal-pegal dan nyeri di bagian punggung sedangkan 22,1 lainnya menyatakan bahwa pengurangan masa tulang dapat menjadi tanda terkena osteoporosis Pratami, 2010. Dengan demikian, individu telah banyak mengetahui tanda-gejala apa saja yang dapat berpengaruh terhadap osteoporosis. Lain halnya pada penelitian mengenai faktor resiko terkena osteoporosis yang menyebutkan bahwa sebagian besar 66 responden memilik tingkat pengetahuan sedang. Walaupun begitu, hasil penelitian tersebut sudah membuktikan bahwa wawasan pengetahuan responden mengenai osteoporosis sudah cukup baik. Menurut penelitian lainnya yang dilakukan oleh Pratami tahun 2010 menyatakan bahwa 66,3 menjawab wanita yang telah berhenti menstruasinya dan kurang berolahraga merupakan orang yang berisiko terkena osteoporosis. Penelitian mengenai sebab-akibat terkena osteoporosis menyebutkan bahwa sebagian besar 43 responden memilik tingkat pengetahuan sedang. Hasil penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Larkey, dkk 2003 yang menyebutkan bahwa 73 respondennya berpendapat apabila individu yang kehilangan berat badan dapat menyebabkan terkena osteoporosis. Pada hasil penelitian mengenai makanan dan asupan kandungan gizi untuk mencegah osteoporosis menyebutkan bahwa sebagian besar 68 responden memilik tingkat pengetahuan baik. Penelitian lainnya yang membahas mengenai makanan dan kandungan gizi untuk pencegahan osteoporosis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Larkey, dkk 2003 yang menyebutkan bahwa 83 respondennya mengetahui tentang asupan kalsium yang dapat mencegah osteoporosis sedangkan 95 dan 82 respondennya mengetahui tentang konsumsi susu dan sayuran hijau dapat mencegah osteoporosis. Terakhir, pada hasil penelitian mengenai terapi pencegahan osteoporosis. menyebutkan bahwa sebagian besar 73 responden memilik tingkat pengetahuan yang baik. Teknologi informasi yang semakin meningkat berdampak pada meningkatnya wawasan ilmu pengetahuan individu. Dengan demikian telah banyak masyarakat yang mengetahui tentang osteoporosis dan penceghannya. Penelitian yang telah dilakukan ini menunjukan bahwa masyarakat telah banyak mengetahui tentang pencegahan osteoporosis. Lain halnya penelitian yang telah dilakukan oleh Gammage and Klentrou 2011 yang menyebutkan bahwa 48 responden yang mengetahui tentang pencegahan osteoporosis dan hanya 2 saja yang benar-benar mengetahui tentang pencegahan osteoporosis, baik mengenai konsumsi kalsium maupun mengenai aktifitas fisik yang dapat mencegah timbulnya osteoporosis. Hasil penelitian lainnya menyebutkan bahwa 9 beranggapan bila dengan berjalan santai saja dapat mencegah osteoporosis Larkey, dkk.2003. Setelah peneliti menjelaskan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan osteoporosis berdasarkan item- item pertanyaan, dapat diketahui bahwa responden telah memiliki informasi yang sangat baik mengenai osteoporosis. Peneliti berharap informasi yang telah didapat oleh responden ini dapat dipertahankan sehingga, dengan adanya pengetahuan yang baik responden dapat mengaplikasikan perilaku pencegahan osteoporosis tersebut dengan baik pula.

3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Osteoporosis Secara Umum

Perilaku yang baik akan terbentuk melalui hubungan yang berkesinambungan antara faktor eksternal pengalaman, fasilitas, sosial- budaya dengan faktor internal persepsi, pengetahuan, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap Notoatmodjo, 2010. Pada pokok pembahasan sebelumnya, peneliti sudah menjelaskan dengan rinci hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan osteoporosis responden berdasarkan item-item pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa responden telah memiliki tingkat pengetahuan yang begitu baik, mulai dari informasi mengenai definisi osteoporosis hingga informasi mengenai terapi pencegahan osteoporosis. Pada pokok bahasan selanjutnya yakni untuk mengetahui hasil penelitian terhadap tingkat pengetahua responden mengenai osteoporosis secara umum. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi memiliki persentase sebagai berikut a Responden dengan pengetahuan kategori baik 72 b Sebagian kecil masih ada yang memiliki tingkat pengetahuan sedang 21 c Responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik 7. Hal ini seiring dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rizka 2012 pada wanita pre-menopause yang dilakukan di Surakarta menyebutkan bahwa: a Tingkat pengetahuan wanita pre-menopause tersebut dalam mencegah osteoporosis sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik 81.6 b Sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup baik 16.7 dan sisanya 1.7 responden memiliki pengetahuan yang kurang biak dalam mencegah osteoporosis. Berdasarkan uji analisa data statistik yang dilakukan dengan α = 5 didapatkan nilai korelasi 0.04, dimana terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku osteoporosis dengan kekuatan korelasi yang lemah. Hal ini sejalan dengan penelitian yangn dilakukan oleh Rizka 2012, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan osteoporosis.

4. Gambaran Perilaku Pencegahan Osteoporosis Berdasarkan Item

Pernyataan Perilaku dapat dilihat melalui berbagai aspek, yakni aspek biologis, psikologis maupun sosio-psikologis. Berdasarkan aspek biologis perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Skinner 1938 dalam Notoatmodjo 2010 perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit. Perilaku pencegahan osteoporosis merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan. Penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa responden telah dapat melakukan pencegahan osteoporosis dengan cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku berjalan 1000 langkah setiap hari menyebutkan bahwa sebagian besar 52 responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hal ini dikarenakan masih banyak reponden yang jika berpergian dengan menggunakan kendaraan. Penelitian lainnya yang membahas tentang perilaku berjalan adalah penelitian Larkey, dkk 2003 yang menyatakan bahwa hanya