Pengobatan dan Pencegahan Osteoporosis

Beberapa penelitian epidemiologi memastikan bahwa pada belahan dunia sebelah utara meupun selatan dan dari lintang 35 hingga 60 derajat, insidens fraktur panggul menunjukkan jumlah yang lebih besar pada bulan-bulan ketika musim dingin. Keadaan ini berkaitan dengan variasi musiman pada kadar vitamin D dan hormon paratiroid yang dicerminkan melalui densitas mineral tulang Islam, et al.2010.

E. Penelitian Terkait

a Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizka F.A.P mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Osteoporosis dengan Perilaku Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Pre-Menopause di Kelurahan Jebres Surakarta didapatkan hasil bahwa hampir seluruhnya 81,6 responden mempunyai pengetahuan baik tentang osteoporosis, sebagian kecil 16,7 responden mempunyai pengetahuan cukup baik dan sisanya 1,7 responden memiliki pengetahuan kurang baik tentang osteoporosis. sementara untuk hasil penelitian mengenai perilaku, didapatkan bahwa hampir seluruhnya 53,3 responden mempunyai perilaku cukup baik tentang osteoporosis, sebagian kecil 26,7 responden mempunyai perilaku baik dan sisanya 20 responden memiliki perilaku kurang baik terhadap pencegahan osteoporosis. b Hasil penelitian lain mengenai tingkat pengetahuan osteoporosis adalah berdasarkan hasil penelitian dari harly viani 2010 yang berjudul “Gambaran mengenai Pengetahuam, sikap dan tindakan tentang pencegahan osteoporosis pada WUS di Kelurahan Jati Makmur Kecamatan Binjai Utara Tahun 2010”. Dimana berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup baik mengenai osteoporosis yaitu sebanyak 52 responden 82,5, sedangkan untuk kategori pengetahuan baik terdapat 9 responden 14,3 dan pengetahuan kurang baik sebanyak 2 responden 3,2. Pratami 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Gambaran Mengenai Perilaku WUS tentang penyakit Osteoporosis di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Tahun 2010 menyatakan bahwa untuk pengetahuan respondennya itu sendiri, sebanyak 64 orang 67,4 memiliki pengetahuan baik dan responden yang mempunyai kategori kurang hanya 3 orang 3,2. c Secara global, sekitar 1,7 juta orang setiap tahunnya terdapat kejadian fraktur panggul. Pada tahun 2050 diperkirakan hal ini akan melebihi enam juta Chang et al,2007. Di Amerika sendiri osteoporosi yang merupakan anacaman kesehatan yang utama, dapat mempengaruhi 28 juta jiwa, dan sebagian besar dari mereka itu adalah perempuan Holroyd et al, 2008 dalam Chang et.al 2011. Pada tahun 2050, kejadian patah tulang panggul ini menyerang 50 populasi di Asia. Di taiwan sendiri, sekitar 452.000 wanita berusia 50 tahun menderita osteoporosis dan hal ini akan meningkat secara perlahan Yong et al, 2006 dalam Chang et.al 2011. Berdasarkan hasil penelitian dari Chang et.al 2011 dengan judul “Global computer-assisted appraisal of osteoporosis risk in Asian women: an innovative study” didapatkan bahwa pasien dengan riwayat keluarga osteoporosis terdapat 16,3, pasien dengan pascamenopause 90. Sementara itu, sebagian besar peserta tidak minum alkohol 96, minum obat endokrin 61, menganggap diri mereka kyphotic sebanyak 76,3, menganggap diri mereka pendek 64, memiliki tubuh membungkuk 61,3, mengalami nyeri punggung bawah 61,3, dan memiliki riwayat fraktur 83,7.

F. Kerangka Teori

Berdasarkan teori menurut Notoatmodjo 2010 bahwa tingkatan pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh pengukuran tingkat pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, dan sosial budaya. Sedangkan teori menurut Notoatmodjo 2010 bahwa perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor pendorong, faktor predisposisi, dan faktor pendukung. Adapun bagan dari kerangka teori yang didapat dapat yakni : Reaksi Tertutup Pengetahuan Tingkatan Pengetahuan: - Tahu - Memahami - Aplikasi - Analisis - Sintesis Stimulus rangsangan Proses Stimulus Perilaku Pencegahan Osteoporosis Reaksi Terbuka Tindakan Faktor yang mempengaruhi perilaku: - Faktor pendukung - Faktor Pemungkin - Faktor Pendorong Sumber : Modifikasi dari Green 1990, Islam et al 2010, Notoatmodjo 2010, Wirakusumah 2009, Compston 2002, Chang et al 2010, Larkey 2003, 37

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini dibuat untuk menjelaskan gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku mengenai osteoporosis terhadap usaha pencegahan osteoporosis pada mahasiswi di Universitas Singaperbangsa Karawang tahun 2013. Variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku pencegahan osteoporosis sedangkan variabel independennya adalah tingkat pengetahuan mahasiswi Variabel independen Variabel Dependen Skema 1. Kerangka konseptual penelitian gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku terhadap usaha pencegahan osteoporosis yang dilakukan mahasiswi

B. Definisi Operasional

Definis operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan Notoatmodjo, 2010. Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam mengembangkan instrumen. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Perilaku pencegahan osteoporosis