Macam-macam Metode Bimbingan Shalat
22
4. Bimbingan Kelompok Ialah metode bimbingan yang digunakan melalui kegiatan bersama
kelompok, seperti kegiatan diskusi, ceramah, seminar dan sebagainya. Penggunaan metode ini biasanya untuk mempelajari dan mengetahui
komunikasi dan interaksi sosial yang dilakukan individu-individu terbimbing atau warga binaan sosial , hubungan timbal balik dan
partisipasi terbimbing atau warga binaan sosial berada dalam kelompoknya. Hal ini bisa dilakukan untuk menumbuhkan atau
mengembangkan potensi-potensi sosial warga binaan sosial atau bimbingan yang diberikan bagi warga binaan sosial yang mengalami
kesulitan dalam melakukan kontak sosial dengan masyarakat. Maka melalui bimbingan kelompok secara bertahap warga binaan sosial
diberikan peluang untuk berinteraksi dan bergaul dalam kelompoknya. 5. Psikoanalisis
Adalah salah satu metode yang digunakan untuk memberikan penilaian tehadap peristiwa dan pengalaman kejiwaan yang pernah
dialami warga binaan sosial sejak kecil. Misalnya perasaan tertekan, takut, trauma dan merasa rendah diri bila berada dalam situasi tertentu
yang ada kaitannya dengan peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Bisa jadi hal ini kadang-kadang dianggap tidak rasional bagi orang lain yang
ada disekitarnya, tetapi bagi diri warga binaan sosial mungkin menjadi masalah karena tanpa disadarinya peristiwa itu dapat mengganggu
pikirannya atau mungkin pula bisa mempengaruhi keyakinan, sikap dan perilakunya sehari-hari.
23
6. Metode bil-hikmah Yaitu cara yang bijaksana, bersifat akademis dan elegant. Metode
ini biasanya digunakan dalam menghadapi klien yang terpelajar, intelek, dan memiliki tingkat rasional yang tinggi, tetapi bersifat ragu-
ragu atau bahkan kurang yakin terhadap kebenaran ajaran agama, sehingga menjadi masalah bagi dirinya.
7. Metode bil-mujadalah Yaitu melalui perdebatan yang digunakan dalam menunjukkan dan
membuktikan ajaran agama, dengan menggunakan dalil-dalil yang rasional. Teknik ini digunakan terhadap klien yang sangat kritis atau
tidak mudah menerima begitu saja apa-apa yang disampaikan pembimbing agama.
8. Metode bil- mau’idzah
Yaitu menunujukkan contoh yang benar dan tepat, agar warga binaan sosial bisa mengikutinya dengan mudah, sebab kekuatan
logikanya sulit menangkap bila hanya berupa penjelasan atau teori-teori yang masih baku.
9. Metode Ceramah Yaitu penjelasan yang bersifat umum, cara ini lebih tepat diberikan
dalam bmbingan kelompok. Tetapi pembimbing mesti berupaya untuk menyesuaikan
apa-apa yang
disampaikannya dengan
kondisi terbimbing yang beragam.
10. Metode Diskusi atau Dialog dan Tanya Jawab Kelebihan metode ini klien dapat menyampaikan secara luas apa-
apa yang dirasakannya, selanjutnya pembimbing dapat memberikan jawaban yang lebih memuaskan. Sehingga permasalahan klien dapat
24
terselesaikan secara langsung, tetapi membutuhkan waktu yang banyak. 11. Metode Lisan
Yaitu melalui pesan-pesan langsung yang disampaikan dengan ucapan atau kata-kata, guna membantu penyelesaian masalah klien, atau
untuk menjelaskan sesuatu dan pesan-pesan tertentu untuk kebaikan dirinya dengan menggunakan kata-kata atau bahasa yang mudah
dimengerti. 12.
Metode Do’a Dalam Islam setiap permasalahan tidak mungkin diatasi sendiri
tanpa bantuan dari Yang Maha Kuasa Tuhan. Karena itu, dalam mengatasi dan memecahkan masalah klien, pembimbing membimbing
untuk bersama-sama memohon pertolongan dan bantuan dari Tuhan. Sebab terapis yang terbaik adalah Allah Swt., jadi kesembuhan yang
hakiki dan sejati hanya datang dan milik-Nya. Hal ini sekaligus menunujukkan kepada klien bahwa, siapa pun pembimbing tugas
mereka hanya membantu sebagai sahabat dan fasilitator dalam menetapkan pilihan hidupnya serta dapat menghadapi masalah dengan
baik.
11
Dengan demikian, puncak dari semua metode yang sudah dipaparkan tersebut di atas ialah menjadikan para warga binaan sosial
WBS sadar terhadap potensi dan kemampuan diri para warga binaan sosial WBS, serta mengerti pula mengenai tugas dan kewajiban mereka
terhadap Sang Pencipta al-Khaliq.
11
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2008, h. 137
25
b. Metode Bimbingan Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang
terdiri dari penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan”. Bila digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan
yang harus dilalui”. Dengan demikian metode bimbingan shalat adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan
bimbingan shalat yang efektif dan efesien.
12
Kemudian berdasarkan pengertian dari bimbingan shalat itu sendiri, maka menurut Ainur Rahim Faqih, membagi kepada dua
macam metode bimbingan shalat yaitu bimbingan shalat dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai
berikut:
13
1. Bimbingan Langsung Yaitu komunikasi langsung di mana pembimbing dan klien
langsung bertatap muka. Dalam bimbingan langsung, pembimbing dapat menggunakan teknik:
a. Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada
saat percakapan pribadi, kunjungan ke rumah, kunjungan dan obserfasi kerja klien.
b. Kelompok, pembimbing melakukan komunikasi langsung
12
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2008, h. 120
13
Ainur Rahim Faqih. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: UII Perss, 2001, Cet. Ke-2,
h. 55.
26
dengan klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan dalam bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok,
karyawaisata, sosiodarma, dan group teaching. 2. Bimbingan Tidak Langsung
Adalah bimbingan yang dilakukan melalui media masa. Bimbingan tidak langsung dapat pula dilakukan secara individual
maupun kelompok. Teknik yang digunakan adalah: a. Individual, dilakukan melalui surat, telepon, fax, email dan
lain sebagainya. b. Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat
kabar atau majalah, brosur, radio atau televisi. c. Metode Bimbingan Shalat
Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan
“hodos” berarti “jalan”. Bila digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yang harus dilalui”. Dengan demikian metode
bimbingan shalat adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan bimbingan shalat yang efektif dan
efesien.
14
Pada uraian berikut ini penulis akan menguraikan secara singkat beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan
bimbingan shalat pada umumnya.
14
M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2008, h. 120
27
1. Metode Ceramah
15
Yaitu suatu teknik atau metode bimbingan yang banyak diwarnai oleh cirri karakteristik bicara seorang pembimbing
pada aktivitas bimbingan. Ceramah dapat pula bersifat berpidato retorika, khutbah, mengajar dan sebagainya.
Kelebihan dari metode ceramah ini adalah sifatnya yang fleksibel, mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta
waktu yang tersedia, jika waktunya terbatas, bahan atau materinya dapat dipersingkat. Dan sebaliknya jika waktunya
memungkinkan banyak dapat disampaikan materi yang sebanyak-banyaknya
dan lebih
mendalam. Sedangkan
kelemahannya adalah kurang efektifnya pemahaman materi oleh objek pembinaan pendengar, Karena komunikasinya
hanya bersifat satu arah. 2. Metode Tanya Jawab atau Dialog
16
Yaitu penyampaian materi bimbingan dengan cara mendorong audience peserta bimbingan agar lebih aktif dan
bersungguh-sungguh memperhatikan materi yang diberikan. Sehingga dengan metode ini audience akan langsung
memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya. Disamping itu kelebihan lain dari metode ini yaitu sangat
berguna untuk mengurangi kesalahfahaman objek bimbingan, menjelaskan
perbedaan-perbedaan pandangan
dalam
15
Asmuni Syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 104- 107.
16
Ibid., h. 124.
28
memahami bimbingan shalat dan menerangkan suatu persoalan yang belum pernah dimengerti, yang kesemuanya itu dapat
secara jelas dengan langsung dijelaskan kepada objek bimbingan. Dalam metode ini terdapat komunikasi dua arah
maka penyampaian materi akan dengan efektif dapat difahami oleh objek bimbingan. Sehingga pokok-pokok persoalan
tentang shalat dapat lebih luas dan lebih dalam diketahui oleh audience.
Jadi dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan metode bimbingan shalat adalah suatu cara yang ditempuh
untuk tercapainya suatu bimbingan shalat yang efektif dan efesien lagi sesuai dengan ketentuan agama.