Temuan dan Analisis Metode Bimbingan Shalat Pada Warga Binaan Sosial WBS

18 Prayitno mengungkapkan bahwa bimbingan adalah “bantuan yang diberikan kepada orang lain, baik secara perorangan individu maupun kelompok agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Yaitu mengenal diri sendiri dan lingkungannya, menerima diri sendiri dan lingkungannya, secara positif dan dinamis, mengenal keputusan diri sendiri, mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri”. 4 Untuk memudahkan mengingat tentang pengertian bimbingan, maka Prayitno menyimpulkan unsur-unsur pokok yang ada dalam usaha pelayanan bimbingan, yaitu 5 : B = bantuan B = bahan G = gagasan I = individu I = interaksi A = asuhan M = mandiri N = nasehat N = norma Arthur J Jones berpendapat seperti yang dikutip oleh Hallen A. “Bimbingan adalah sebagai pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem 6 ”. Menurut DR. Moh Surya seperti yang dikutip oleh Hallen A. mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut: “Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri 4 Prayitno., dan Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, Cet. Ke-1. 5 M. Luthfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah jakarta, 2008, h. 8 6 Hallen, A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet. Ke-1, h.4 19 dengan lingkungan”. 7 Menurut Rachman Natawijaya seperti yang dikutip dari Hallen A. menyatakan bahwa “Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umunya. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbanngan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial”. 8 Adapun makna shalat menurut bahasa berarti doa. Sedangkan menurut syar a’ berarti menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah; karena takwa hamba kepada Tuhannya, mengagumkan kebesaran-Nya dengan khusyu dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, sesuai dengan cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan. 9 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Taubah 9: 103 dan Hajj 22: 77 sebagai berikut:             “Dan berdo’alah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Taubah 9: 103. 7 Ibid, h. 5 8 Ibid. h. 5. 9 H NH Rifa’I, Pintar Shalat, Jombang: Lintas Media h. 32.