7 Market capitalization
. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa stock return
berpengaruh negative terhadap Market Capitalization. Berdasarkan uraian di atas tersebut, penulis berpendapat bahwa terdapat
hubungan antara Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added
terhadap Market Capitallization. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Working Capital Turnover, EVA, dan MVA terhadap Market Capitalization pada
BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusah masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut : “Apakah Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market
Value Added memiliki pengaruh secara simultan dan parsial terhadap
Market Capitalization?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
“Untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh Working Capital Turnove
r, Economic Value Added, dan Market Value Added, baik
8 secara parsial maupun simultan, terhadap Market Capitalization pada
BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Pemerintah, karena populasi penelitian ini adalah BUMN yang
terdaftar di BEI, maka peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber pertimbangan bagi pemerintah dalam hal
menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan Market Cap pada BUMN
2. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak perusahaan dalam menyusun strategi-strategi untuk meningkatkan
Market Cap nya. 3. Bagi calon investor, peneliti berharap agar hasil dari penelitian ini
dapat membantu para calon investor dalam mengambil keputusan berkaitan dengan investasi mereka pada BUMN dengan menggunakan
Market Cap sebagai dasar pertimbangannya. 4. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap penelitian ini dapat
membantu dan menjadi bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai Market Cap, terutama yang
berkaitan dengan pengaruh manajemen modal kerja dan kinerja perusahaan terhadap Market Cap.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Market Capitalization
Yasmin dan Yusuf 2008 menyebutkan bahwa Market Capitalization
biasa disebut sebagai Market Cap adalah sebuah pengukuran terhadap ukuran perusahaan. Market Cap mengacu pada nilai
perusahaan yang didapat dari jumlah saham yang beredar outstanding stock
dikali dengan harga saham saat ini current stock price. Secara singkat, Market Cap dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar
seseorang untuk menjadi pemilik saham terbesar dari suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan penentu dasar basic determinant dari
alokasi asset asset allocation dan risk-return parameter untuk saham dan reksa dana saham. Istilah Market Cap berbeda dengan “Kapitalisasi
Capitalization”, yang merupakan istilah laporan keuangan yang mengacu pada jumlah ekuitas pemegang saham perusahaan ditambah
hutang jangka panjang. Market Cap dapat dibagi ke dalam beberapa kategori. Yasmin dan
Yusuf 2008 menyebutkan bahwa tidak ada definisi universal dari pembagian Market Cap, namun, di Amerika Serikat Market Cap
perusahaan dibagi ke dalam kategori-kategori berikut ini :
10 1. Mega Cap
Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap senilai 200 Milliar atau lebih
2. BigLarge Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang
bernilai antara 10 - 200 Milliar 3. Mid Cap
Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang bernilai antara 2 - 10 Milliar
4. Small Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memilki market cap yang
bernilai antara 300 Juta - 2 Milliar 5. Micro Cap
Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang bernilai antara 50 - 300 Juta
6. Nano Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap
senilai kurang dari 50 Juta Pembagian Market Cap di Indonesia sendiri tidak sebanyak
seperti di Amerika. Menurut Yocelyn dan Christiawan 2013, klasifikasi kapitalisasi pasar di Indonesia dibagi menjadi :
11 1. Saham Unggulan atau Papan Atas Blue Chip – big cap
Saham yang termasuk kategori ini adalah saham berkapitalisasi pasar diatas Rp. 40 triliun.
2. Saham Lapis Kedua Second Layer – medium cap Kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan ini antara Rp. 1 triliun
sampai Rp. 40 triliun. 3. Saham Lapis Ketiga Third Layer – small cap
Saham-saham jenis ini memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang amat kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun.
Little 2014 menjelaskan bahwa pasar saham dan para investor memperlakukan perusahaan secara berbeda, tergantung kepada ukuran
perusahaan tersebut.Market Cap digunakan sebagai sarana yang paling mudah untuk membandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan
lain. Lebih lanjut, Little 2014 juga menjelaskan bahwa Market Cap merupakan sebuah konsep yang mudah untuk dipahami. Market Cap
merupakan jawaban dari pertanyaan : Berapa yang harus kita bayar untuk membeli semua outstanding shares dari suatu perusahaan. Pentingnya
Market Cap ini dalam pengambilan keputusan oleh investor dapat terlihat
pada tren investasi yang popular beberapa dekade belakangan ini.Dalam berinvestasi, para investor cenderung menilai perusahaan berdasarkan
ukuran nya.Beberapa investor membatasi pilihan mereka hanya pada perusahaan-perusahaan dengan ukuran tertentu saja, bahkan tidak sedikit
investor yang menggunakan Market Cap sebagai kriteria utama dalam
12 berinvestasi. Tidak sedikit pula investor yang memilih untuk
menyebarkan uangnya ke dalam berbagai perusahaan dengan Market Cap
yang beragam Yasmin dan Yusuf, 2008 Yasmin dan Yusuf 2008 menyebutkan bahwa untuk menghitung
Market Cap, digunakan rumus berikut :
Market Cap = Companys Shares Outstanding × Current Market Price
2.1.2 Working Capital Turnover
2.1.2.1 Pengertian Modal kerja
Supadmini dan Darmawati 2008 menyatakan bahwa terdapat beberapa definisi modal kerja yang lazim digunakan,
yaitu: 1. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang
lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih Net Working Capital
. Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal
sendiri. Definisi ini bersifat kualitatif, karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar
daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin
kelangsungan usaha dimasa mendatang.
13 2. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Jumlah ini
merupakan modal kerja bruto gross working capital. Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah
dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada
macam dan tingkat likuiditas dan unsur-unsur aktiva lancar, misalnya kas, surat-surat berharga, piutang, dan persedian.
3. Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan jangka pendek Current Income yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut.
Definisi ini berdasarkan konsep fungsional, yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.
2.1.2.2 Pentingnya Modal Kerja dan Sumber Daya
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup, agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis
dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutupi kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa
membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
14 Kelebihan modal kerja, khususnya dalam bentuk kas dan
surat-surat berharga, tidak menguntungkan, karena hal ini berarti laba tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana yang
menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek- proyek yang tidak diinginkan, atau fasilitas pabrik dan
perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien Supadmini dan Darmawati ,2008.
Menurut Nuzula 2010, Modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni sebagai berikut :
1. Modal Kerja Permanent Permanent Working Capital Modal kerja ini harus selalu ada pada perusahaan agar dapat
berfungsi dengan baik. 2. Modal Kerja Variabel Variable Working Capital
Modal kerja ini jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode. Untuk itu, dikenal
dengan istilah modal kerja seasonal dan darurat.
2.1.2.3 Manajemen Modal Kerja Working Capital
Management
Nuzula 2010 mengatakan bahwa manajemen modal kerja bertujuan untuk mengelola Current Asset dan Current Liabilities
sehingga jumlah net working capital yang positif dapat dipertahankan. Semakin besar Current Assetdibandingkan Current
Liabilities , maka semakin likuid perusahaan tersebut, karena
15 Current Asset
adalah sumber penerimaan kas, sementara Current Liabilities
adalah sumber pengeluaran kas. Lebih lanjut, Makori dan Jagongo 2013 menjelaskan bahwa working capital
management adalah kemampuan untuk mengendalikan current asset
dan current liabilities secara efektif dan efisien dalam rangka memaksimumkan pengembalian return dari aset-asetnya, dan
meminimumkan pembayaran kewajibannya.
2.1.2.4 Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover
Marshady et al 2014 mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat
diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja yang tersedia. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya
kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan perputaran persediaan dan piutang yang tidak baik, atau adanya saldo kas yang
terlalu besar.Secara umum, nilai working capital turnover ratio yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengelola working
capital nya secara efisien.Biarpun nilai rasio yang tinggi lebih
diharapkan, namun jika nilainya terlalu tinggi, dapat mengindikasikan bahwa modal kerja mereka tidak dapat
mendukung perkembangan penjualan mereka, dan dapat menyebabkan kebangkrutan di kemudian hari Johnson, 2014.
16 Menurut Brigham Houston 2007, untuk menghitung
Working Capital Turnover Ratio digunakan rumus :
Working Capital Turnover Ratio =
����� ������� �������
Working capital = Current Asset – Current Liabilities
2.1.3 Economic Value Added
O’Byrne 1996 menyebutkan bahwa Economic Value Added EVA, yang merupakan Net Operating Profit After Tax NOPAT
dikurangi dengan biaya untuk seluruh modal yang di investasikan pada kegiatan usaha, memberikan pengukuran kinerja operasi dan valuation
multiples yang kita perlukan untuk menghubungkan teori dengan praktek.
Puspitawati 2011 juga menjelaskan bahwa EVA mengukur perbedaan, dalam perspektif keuangan, antara pengembalian atas modal perusahaan
dan biaya modal.Metode ini digunakan terutama disebabkan terdapat beberapa kelemahan-kelemahan dan ketidakpastian dalam pengukuran
kinerja tradisional, sehingga dikembangkanlah EVA sebagai konsep baru dalam pengukuran kinerja.EVA merupakan suatu perangkat finansial
untuk mengukur keuntungan nyata operasi perusahaan Singgih, 2012. EVA berangkat dari konsep biaya modal, yakni resiko yang
dihadapi perusahaan dalam melakukan investasinya.Semakin tinggi tingkat resiko investasi, semakin tinggi pula tingkat pengembalian
return yang dituntut oleh investor. Singgih 2012 menjelaskan bahwa
17 model Return on Investment ROI atau Return on Equity ROE hanya
berhenti pada laba return yang diraih, sedangkan EVA mengurangi laba dengan biaya modal, sehingga manajemen perusahaan dituntut untuk
mampu memilih investasi dengan tingkat pengembalian yang optimum namun memiliki tingkat resiko minimum. Berdasarkan hal ini, maka
dapat diyakini bahwa perusahaan yang memiliki nilai EVA yang tinggi, merupakan perusahaan yang dapat dipercaya oleh investor.
Lebih lanjut, O’Byrne 1996 menyebutkan bahwa parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya proses penciptaan nilai suatu
perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Jika Economic Value Added EVA 0, yaitu niai Economic
Value Added EVA positif, menunjukkan telah terjadi proses
nilai tambah pada perusahaan. 2. Jika Economic Value Added EVA = 0, yaitu nilai Economic
Value Added EVA menunjukkan posisi impas atau break event
point, berarti tidak ada nilai tambah ekonomis, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya kepada para
penyandang dana atau kreditur. 3. Jika Economic Value Added EVA 0, yaitu nilai Economic
Value Added EVA negatif, yang menunjukkan tidak terjadi
proses nilai tambah pada perusahaan.
18 Menurut Brigham Houston 2007, untuk menghitung Economic
Value Added EVA, diperlukan lima tahapan, yaitu sebagai berikut :
1. Menghitung Net Operating Profit After Tax NOPAT
NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya
keuangan financial cost dan non cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan Horne and Wachowicz, 2008
����� = ���� 1 − �
2. Menghitung Invested Capital
Invested Capital adalah jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh
hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga hutang, dan kewajiban jangka panjang lainnya Horne and
Wachowicz, 2008. �� = ����� ��������� ������� − ��������� ��. ������
3. Menghitung Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
WACC adalah jumlah biaya dari setiap komponen modal hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan ekuitas pemegang
saham ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar Horne and Wachowicz,
2008. ���� = {� × ��1 − �} + � × ��
19 Dengan cara:
• Menghitung Tingkat Modal dari Hutang D
������� ������ � = ����� ���������
����� ��������� ��� ������� × 100
• Menghitung Biaya Hutang Jangka Pendek rd
���� �� ���� �� = ����� �����
����� ��������� × 100
• Menentukan Tingkat Pajak Penghasilan T
������� ����� � = ����� �����
���� �����ℎ ������� ����� × 100
• Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas E
������� ����� � = ����� �������
����� ��������� ��� ������� × 100
• Menghitung Biaya Modal re
���� �� ������ �� = ���� �����ℎ ������ℎ �����
����� ������� × 100
4. Menghitung Capital Charges
Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk
mengganti para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan Horne and Wachowicz, 2008.
������� �ℎ����� = ���� × �������� �������
20
5. Menghitung Economic Value Added EVA
Economic Value Added EVA adalah laba yang tersisa setelah
dikurangi biaya modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut Horne and Wachowicz, 2008.
��� = ����� − ������� �ℎ�����
2.1.4 Market Value Added
Menurut Winarto 2010, MVA adalah market value total nilai pasar semua saham dan hutang perusahaan, yang berarti jumlah yang
diperoleh investor jika semua investasinya berupa saham dan obligasi dijual ke pasar finansial dikurangi total modal yang diinvestasikan
berupa ekuitas, laba ditahan, hutang lewat pasar modal dan hutang terhadap bank. Secara singkat, MVA merupakan selisih antara nilai
pasar perusahaan saat ini dengan modal kesuluruhan yang diinvestasikan ke dalam perusahaan termasuk shareholders dan bondholders.O’Byrne
1996 menyebutkan bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham, yang dilakukan
dengan memaksimumkan MVA. Tujuan ini jelas menguntungkan investor, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah
dialokasikan secara efisien, sehingga menguntungkan perekonomian perusahaan itu sendiri
Puspitawati 2011 menyatakan bahwa MVA meningkat hanya jika modal yang diinvestasikan mendapatkan tingkat pengembalian lebih
besar daripada nilai pasar perusahaan MVA-Positif, berarti kekayaan
21 telah diciptakan.Sebaliknya, jika nilai pasar perusahaan lebih kecil
daripada modal yang diinvestasikan, berarti kekayaan telah dimusnahkan, disebut juga sebagai MVA-Negatif. MVA dapat menjadi sumber
referensi yang lebih baik bagi pemegang saham dalam mempertimbangkan apakah perusahaan dapat memberikan profit atau
loss atas modal yang telah diinvestasikannya Winarto, 2010.
Brigham Houston 2007 mengatakan bahwa MVA diukur dengan mengurangi nilai pasar saat ini dengan modal yang diinvestasikan
oleh investor, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : MVA = Companys market Value - Invested Capital by Investors
atau MVA = Market Value of Equity – Book Value of Equity
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, dengan menggunakan Market Capitalization
sebagai variabel dependen. Glezakos 1993 meneliti pengaruh stock return terhadap Market capitalization. Penelitian ini menggunakan data yang
diperoleh dari Athens Stock Exchange. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa stock return berpengaruh negative terhadap Market
Capitalization. Namun, hasil penelitian tersebut hanya menunjukkan hasil yang kuat pada portofolio yang memiliki earnings yield yang tinggi
historical.
22 Mahendra 2009 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap
Market Capitalization. Penelitian ini menggunakan Capital Employed, Human
Capital, dan Structural Capital sebagai variabel independen, sedangkan
untuk variabel dependen digunakan Market Capitalization. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Employed dan Structural Capital
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Market Capitalization, sedangkan Human Capital berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Market Capitalization. Lockridge, et al 2009 meneliti hubungan antara Fixed Asset
Liquidation Value dengan Market Capitalization.Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Liquidation Value, yang diukur dengan menggunakan Liquidation Value of the firm scaled by firm earnings
LVE.Variabel dependennya Market Capitalization, yang diukur dengan menggunakan Market value of the firm scaled by firm earnings MVE.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Liquidation Value
dengan Market Capitalization. Khrawish, et al 2010, meneliti hubungan antara Stock Market
Capitalization Rate dengan Interest Rate. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Interest Rate, yang diukur dengan menggunakan Government Development Stock Rate
dan Government Prevailing Interest Rate.
Variabel dependennya adalah Stock Market Capitalization Rate. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Government Prevailing Interest Rate
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Stock Market
23 Capitalization Rate,
sedangkan Government Development Stock Rate berpengaruh secara negatif terhadap Stock Market Capitalization Rate.
Furi 2011 meneliti pengaruh antara Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Price Earning Ratio PER Dan Leverage Keuangan Terhadap Kapitalisasi
Pasar.Penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebagai populasinya.Hasil dari penelitian
adalah behwa ROA, ROE, NPM, OPM, CR, PER, DTA, dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap Kapitalisasi Pasar.
Rahman 2013 meneliti pengaruh Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, dan Economic Value Added EVA terhadap return saham
serta kapitalisasi pasar. Populasi penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan
bahwa ROA, ROE, dan EVA secara simultan dan parsial tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Penelitian tersebut juga memberikan hasil
berupa ROA, ROE, dan EVA secara simultan berpengaruh terhadap kapitalisasi pasar.
Secara ringkas, penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebut diatas dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Glezakos 1993
The Market Capitalization Value
As A Risk Factor in The Athens Stock
Exchange Variabel Dependen :
Maket Capitalization Value;
Variabel Independen : Stock Return
Stock Return Berpengaruh
secara negatif terhadap Market
Capitalization Value
24 Mahendra
2009 Pengaruh
Intellectual Capital terhadap Market
Capitalization pada Perusahaan
Manufaktur di BEI 2006
Variabel Dependen : Market Capitalization;
Variabel Independen : Capital Employed;
Human Capital; Structural Capital
Capital Employed dan Structural
Capital berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap
Market Capitalization;
Human Capital
berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Market
Capitalization
Lockridge, et al
2009 The Relationship
Between Fixed Asset Liquidation
Value And Market Capitalization
Variabel Dependen : Market value of the
firm scaled by firm earnings
MVE; Variabel Independen :
Liquidation Value of the firm scaled by firm
earnings
LVE Liquidation Value
memiliki hubungan yang kuat terhadap
Market Capitalization
Khrawish, et al
2010 The Relationship
Between Stock Market
Capitalization Rate and Interest Rate :
Evidence from Jordan
Variabel Dependen : Stock Market
Capitalization Rate; Variabel Independen :
Government Development Stock
Rate; Government Prevailing Interest
Rate Government
Prevailing Interest Rate
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap Stock Market
Capitalization Rate;
Sedangkan Government
Development Stock Rate
berpengaruh secara negatif
terhadap Stock Market
Capitalization Rate
25 Furi
2011 Analisis Pengaruh
Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Price
Earning Ratio PER Dan Leverage
Keuangan Terhadap Kapitalisasi Pasar
Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI
Variabel Dependen : Kapitalisasi Pasar;
Variabel Independen : Return on Asset ;
Return on Equity; Net Profit Margin;
Operating Profit Margin; Current
Ratio; Price Earning Ratio; Debt to Total
Asset; Debt to Equity ROA, ROE, NPM,
OPM, CR, PER, DTA, dan DER
berpengaruh secara signifikan terhadap
Kapitalisasi Pasar
Rahman 2013
Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Return Saham dan
Kapitalisasi Pasar Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Variabel Dependen : Return Saham;
Kapitalisasi Pasar; Variabel Independen :
Return on Asset; Return on Equity;
Economic Value Added
ROA, ROE, dan EVA secara
simultan dan parsial tidak
berpengaruh terhadap return
saham; ROA, ROE, dan EVA
secara simultan berpengaruh
terhadap kapitalisasi pasar
perusahaan.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis