Perumusan Masalah Tinjauan Penelitian Terdahulu

7 Market capitalization . Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa stock return berpengaruh negative terhadap Market Capitalization. Berdasarkan uraian di atas tersebut, penulis berpendapat bahwa terdapat hubungan antara Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added terhadap Market Capitallization. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Working Capital Turnover, EVA, dan MVA terhadap Market Capitalization pada BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusah masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added memiliki pengaruh secara simultan dan parsial terhadap Market Capitalization?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : “Untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh Working Capital Turnove r, Economic Value Added, dan Market Value Added, baik 8 secara parsial maupun simultan, terhadap Market Capitalization pada BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Pemerintah, karena populasi penelitian ini adalah BUMN yang terdaftar di BEI, maka peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber pertimbangan bagi pemerintah dalam hal menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan Market Cap pada BUMN 2. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak perusahaan dalam menyusun strategi-strategi untuk meningkatkan Market Cap nya. 3. Bagi calon investor, peneliti berharap agar hasil dari penelitian ini dapat membantu para calon investor dalam mengambil keputusan berkaitan dengan investasi mereka pada BUMN dengan menggunakan Market Cap sebagai dasar pertimbangannya. 4. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap penelitian ini dapat membantu dan menjadi bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai Market Cap, terutama yang berkaitan dengan pengaruh manajemen modal kerja dan kinerja perusahaan terhadap Market Cap. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Market Capitalization

Yasmin dan Yusuf 2008 menyebutkan bahwa Market Capitalization biasa disebut sebagai Market Cap adalah sebuah pengukuran terhadap ukuran perusahaan. Market Cap mengacu pada nilai perusahaan yang didapat dari jumlah saham yang beredar outstanding stock dikali dengan harga saham saat ini current stock price. Secara singkat, Market Cap dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar seseorang untuk menjadi pemilik saham terbesar dari suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan penentu dasar basic determinant dari alokasi asset asset allocation dan risk-return parameter untuk saham dan reksa dana saham. Istilah Market Cap berbeda dengan “Kapitalisasi Capitalization”, yang merupakan istilah laporan keuangan yang mengacu pada jumlah ekuitas pemegang saham perusahaan ditambah hutang jangka panjang. Market Cap dapat dibagi ke dalam beberapa kategori. Yasmin dan Yusuf 2008 menyebutkan bahwa tidak ada definisi universal dari pembagian Market Cap, namun, di Amerika Serikat Market Cap perusahaan dibagi ke dalam kategori-kategori berikut ini : 10 1. Mega Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap senilai 200 Milliar atau lebih 2. BigLarge Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang bernilai antara 10 - 200 Milliar 3. Mid Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang bernilai antara 2 - 10 Milliar 4. Small Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memilki market cap yang bernilai antara 300 Juta - 2 Milliar 5. Micro Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap yang bernilai antara 50 - 300 Juta 6. Nano Cap Merupakan perusahaan-perusahaan yang memiliki market cap senilai kurang dari 50 Juta Pembagian Market Cap di Indonesia sendiri tidak sebanyak seperti di Amerika. Menurut Yocelyn dan Christiawan 2013, klasifikasi kapitalisasi pasar di Indonesia dibagi menjadi : 11 1. Saham Unggulan atau Papan Atas Blue Chip – big cap Saham yang termasuk kategori ini adalah saham berkapitalisasi pasar diatas Rp. 40 triliun. 2. Saham Lapis Kedua Second Layer – medium cap Kapitalisasi pasar perusahaan-perusahaan ini antara Rp. 1 triliun sampai Rp. 40 triliun. 3. Saham Lapis Ketiga Third Layer – small cap Saham-saham jenis ini memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang amat kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun. Little 2014 menjelaskan bahwa pasar saham dan para investor memperlakukan perusahaan secara berbeda, tergantung kepada ukuran perusahaan tersebut.Market Cap digunakan sebagai sarana yang paling mudah untuk membandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Lebih lanjut, Little 2014 juga menjelaskan bahwa Market Cap merupakan sebuah konsep yang mudah untuk dipahami. Market Cap merupakan jawaban dari pertanyaan : Berapa yang harus kita bayar untuk membeli semua outstanding shares dari suatu perusahaan. Pentingnya Market Cap ini dalam pengambilan keputusan oleh investor dapat terlihat pada tren investasi yang popular beberapa dekade belakangan ini.Dalam berinvestasi, para investor cenderung menilai perusahaan berdasarkan ukuran nya.Beberapa investor membatasi pilihan mereka hanya pada perusahaan-perusahaan dengan ukuran tertentu saja, bahkan tidak sedikit investor yang menggunakan Market Cap sebagai kriteria utama dalam 12 berinvestasi. Tidak sedikit pula investor yang memilih untuk menyebarkan uangnya ke dalam berbagai perusahaan dengan Market Cap yang beragam Yasmin dan Yusuf, 2008 Yasmin dan Yusuf 2008 menyebutkan bahwa untuk menghitung Market Cap, digunakan rumus berikut : Market Cap = Companys Shares Outstanding × Current Market Price

2.1.2 Working Capital Turnover

2.1.2.1 Pengertian Modal kerja

Supadmini dan Darmawati 2008 menyatakan bahwa terdapat beberapa definisi modal kerja yang lazim digunakan, yaitu: 1. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih Net Working Capital . Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi ini bersifat kualitatif, karena menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang. 13 2. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto gross working capital. Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dan unsur-unsur aktiva lancar, misalnya kas, surat-surat berharga, piutang, dan persedian. 3. Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek Current Income yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan konsep fungsional, yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.

2.1.2.2 Pentingnya Modal Kerja dan Sumber Daya

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup, agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutupi kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan. 14 Kelebihan modal kerja, khususnya dalam bentuk kas dan surat-surat berharga, tidak menguntungkan, karena hal ini berarti laba tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana yang menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek- proyek yang tidak diinginkan, atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien Supadmini dan Darmawati ,2008. Menurut Nuzula 2010, Modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni sebagai berikut : 1. Modal Kerja Permanent Permanent Working Capital Modal kerja ini harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik. 2. Modal Kerja Variabel Variable Working Capital Modal kerja ini jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode. Untuk itu, dikenal dengan istilah modal kerja seasonal dan darurat.

2.1.2.3 Manajemen Modal Kerja Working Capital

Management Nuzula 2010 mengatakan bahwa manajemen modal kerja bertujuan untuk mengelola Current Asset dan Current Liabilities sehingga jumlah net working capital yang positif dapat dipertahankan. Semakin besar Current Assetdibandingkan Current Liabilities , maka semakin likuid perusahaan tersebut, karena 15 Current Asset adalah sumber penerimaan kas, sementara Current Liabilities adalah sumber pengeluaran kas. Lebih lanjut, Makori dan Jagongo 2013 menjelaskan bahwa working capital management adalah kemampuan untuk mengendalikan current asset dan current liabilities secara efektif dan efisien dalam rangka memaksimumkan pengembalian return dari aset-asetnya, dan meminimumkan pembayaran kewajibannya.

2.1.2.4 Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover

Marshady et al 2014 mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja yang tersedia. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan perputaran persediaan dan piutang yang tidak baik, atau adanya saldo kas yang terlalu besar.Secara umum, nilai working capital turnover ratio yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengelola working capital nya secara efisien.Biarpun nilai rasio yang tinggi lebih diharapkan, namun jika nilainya terlalu tinggi, dapat mengindikasikan bahwa modal kerja mereka tidak dapat mendukung perkembangan penjualan mereka, dan dapat menyebabkan kebangkrutan di kemudian hari Johnson, 2014. 16 Menurut Brigham Houston 2007, untuk menghitung Working Capital Turnover Ratio digunakan rumus : Working Capital Turnover Ratio = ����� ������� ������� Working capital = Current Asset – Current Liabilities

2.1.3 Economic Value Added

O’Byrne 1996 menyebutkan bahwa Economic Value Added EVA, yang merupakan Net Operating Profit After Tax NOPAT dikurangi dengan biaya untuk seluruh modal yang di investasikan pada kegiatan usaha, memberikan pengukuran kinerja operasi dan valuation multiples yang kita perlukan untuk menghubungkan teori dengan praktek. Puspitawati 2011 juga menjelaskan bahwa EVA mengukur perbedaan, dalam perspektif keuangan, antara pengembalian atas modal perusahaan dan biaya modal.Metode ini digunakan terutama disebabkan terdapat beberapa kelemahan-kelemahan dan ketidakpastian dalam pengukuran kinerja tradisional, sehingga dikembangkanlah EVA sebagai konsep baru dalam pengukuran kinerja.EVA merupakan suatu perangkat finansial untuk mengukur keuntungan nyata operasi perusahaan Singgih, 2012. EVA berangkat dari konsep biaya modal, yakni resiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan investasinya.Semakin tinggi tingkat resiko investasi, semakin tinggi pula tingkat pengembalian return yang dituntut oleh investor. Singgih 2012 menjelaskan bahwa 17 model Return on Investment ROI atau Return on Equity ROE hanya berhenti pada laba return yang diraih, sedangkan EVA mengurangi laba dengan biaya modal, sehingga manajemen perusahaan dituntut untuk mampu memilih investasi dengan tingkat pengembalian yang optimum namun memiliki tingkat resiko minimum. Berdasarkan hal ini, maka dapat diyakini bahwa perusahaan yang memiliki nilai EVA yang tinggi, merupakan perusahaan yang dapat dipercaya oleh investor. Lebih lanjut, O’Byrne 1996 menyebutkan bahwa parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya proses penciptaan nilai suatu perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Jika Economic Value Added EVA 0, yaitu niai Economic Value Added EVA positif, menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. 2. Jika Economic Value Added EVA = 0, yaitu nilai Economic Value Added EVA menunjukkan posisi impas atau break event point, berarti tidak ada nilai tambah ekonomis, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya kepada para penyandang dana atau kreditur. 3. Jika Economic Value Added EVA 0, yaitu nilai Economic Value Added EVA negatif, yang menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. 18 Menurut Brigham Houston 2007, untuk menghitung Economic Value Added EVA, diperlukan lima tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Menghitung Net Operating Profit After Tax NOPAT

NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan financial cost dan non cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan Horne and Wachowicz, 2008 ����� = ���� 1 − �

2. Menghitung Invested Capital

Invested Capital adalah jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh hutang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga hutang, dan kewajiban jangka panjang lainnya Horne and Wachowicz, 2008. �� = ����� ��������� ������� − ��������� ��. ������

3. Menghitung Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang

WACC adalah jumlah biaya dari setiap komponen modal hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan ekuitas pemegang saham ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar Horne and Wachowicz, 2008. ���� = {� × ��1 − �} + � × �� 19 Dengan cara: • Menghitung Tingkat Modal dari Hutang D ������� ������ � = ����� ��������� ����� ��������� ��� ������� × 100 • Menghitung Biaya Hutang Jangka Pendek rd ���� �� ���� �� = ����� ����� ����� ��������� × 100 • Menentukan Tingkat Pajak Penghasilan T ������� ����� � = ����� ����� ���� �����ℎ ������� ����� × 100 • Menghitung Tingkat Modal dari Ekuitas E ������� ����� � = ����� ������� ����� ��������� ��� ������� × 100 • Menghitung Biaya Modal re ���� �� ������ �� = ���� �����ℎ ������ℎ ����� ����� ������� × 100

4. Menghitung Capital Charges

Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan Horne and Wachowicz, 2008. ������� �ℎ����� = ���� × �������� ������� 20

5. Menghitung Economic Value Added EVA

Economic Value Added EVA adalah laba yang tersisa setelah dikurangi biaya modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut Horne and Wachowicz, 2008. ��� = ����� − ������� �ℎ�����

2.1.4 Market Value Added

Menurut Winarto 2010, MVA adalah market value total nilai pasar semua saham dan hutang perusahaan, yang berarti jumlah yang diperoleh investor jika semua investasinya berupa saham dan obligasi dijual ke pasar finansial dikurangi total modal yang diinvestasikan berupa ekuitas, laba ditahan, hutang lewat pasar modal dan hutang terhadap bank. Secara singkat, MVA merupakan selisih antara nilai pasar perusahaan saat ini dengan modal kesuluruhan yang diinvestasikan ke dalam perusahaan termasuk shareholders dan bondholders.O’Byrne 1996 menyebutkan bahwa tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham, yang dilakukan dengan memaksimumkan MVA. Tujuan ini jelas menguntungkan investor, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, sehingga menguntungkan perekonomian perusahaan itu sendiri Puspitawati 2011 menyatakan bahwa MVA meningkat hanya jika modal yang diinvestasikan mendapatkan tingkat pengembalian lebih besar daripada nilai pasar perusahaan MVA-Positif, berarti kekayaan 21 telah diciptakan.Sebaliknya, jika nilai pasar perusahaan lebih kecil daripada modal yang diinvestasikan, berarti kekayaan telah dimusnahkan, disebut juga sebagai MVA-Negatif. MVA dapat menjadi sumber referensi yang lebih baik bagi pemegang saham dalam mempertimbangkan apakah perusahaan dapat memberikan profit atau loss atas modal yang telah diinvestasikannya Winarto, 2010. Brigham Houston 2007 mengatakan bahwa MVA diukur dengan mengurangi nilai pasar saat ini dengan modal yang diinvestasikan oleh investor, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : MVA = Companys market Value - Invested Capital by Investors atau MVA = Market Value of Equity – Book Value of Equity

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, dengan menggunakan Market Capitalization sebagai variabel dependen. Glezakos 1993 meneliti pengaruh stock return terhadap Market capitalization. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Athens Stock Exchange. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa stock return berpengaruh negative terhadap Market Capitalization. Namun, hasil penelitian tersebut hanya menunjukkan hasil yang kuat pada portofolio yang memiliki earnings yield yang tinggi historical. 22 Mahendra 2009 meneliti pengaruh intellectual capital terhadap Market Capitalization. Penelitian ini menggunakan Capital Employed, Human Capital, dan Structural Capital sebagai variabel independen, sedangkan untuk variabel dependen digunakan Market Capitalization. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Employed dan Structural Capital berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Market Capitalization, sedangkan Human Capital berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Market Capitalization. Lockridge, et al 2009 meneliti hubungan antara Fixed Asset Liquidation Value dengan Market Capitalization.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Liquidation Value, yang diukur dengan menggunakan Liquidation Value of the firm scaled by firm earnings LVE.Variabel dependennya Market Capitalization, yang diukur dengan menggunakan Market value of the firm scaled by firm earnings MVE.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Liquidation Value dengan Market Capitalization. Khrawish, et al 2010, meneliti hubungan antara Stock Market Capitalization Rate dengan Interest Rate. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Interest Rate, yang diukur dengan menggunakan Government Development Stock Rate dan Government Prevailing Interest Rate. Variabel dependennya adalah Stock Market Capitalization Rate. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Government Prevailing Interest Rate berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Stock Market 23 Capitalization Rate, sedangkan Government Development Stock Rate berpengaruh secara negatif terhadap Stock Market Capitalization Rate. Furi 2011 meneliti pengaruh antara Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Price Earning Ratio PER Dan Leverage Keuangan Terhadap Kapitalisasi Pasar.Penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebagai populasinya.Hasil dari penelitian adalah behwa ROA, ROE, NPM, OPM, CR, PER, DTA, dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap Kapitalisasi Pasar. Rahman 2013 meneliti pengaruh Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, dan Economic Value Added EVA terhadap return saham serta kapitalisasi pasar. Populasi penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ROA, ROE, dan EVA secara simultan dan parsial tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Penelitian tersebut juga memberikan hasil berupa ROA, ROE, dan EVA secara simultan berpengaruh terhadap kapitalisasi pasar. Secara ringkas, penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebut diatas dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Glezakos 1993 The Market Capitalization Value As A Risk Factor in The Athens Stock Exchange Variabel Dependen : Maket Capitalization Value; Variabel Independen : Stock Return Stock Return Berpengaruh secara negatif terhadap Market Capitalization Value 24 Mahendra 2009 Pengaruh Intellectual Capital terhadap Market Capitalization pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2006 Variabel Dependen : Market Capitalization; Variabel Independen : Capital Employed; Human Capital; Structural Capital Capital Employed dan Structural Capital berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Market Capitalization; Human Capital berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Market Capitalization Lockridge, et al 2009 The Relationship Between Fixed Asset Liquidation Value And Market Capitalization Variabel Dependen : Market value of the firm scaled by firm earnings MVE; Variabel Independen : Liquidation Value of the firm scaled by firm earnings LVE Liquidation Value memiliki hubungan yang kuat terhadap Market Capitalization Khrawish, et al 2010 The Relationship Between Stock Market Capitalization Rate and Interest Rate : Evidence from Jordan Variabel Dependen : Stock Market Capitalization Rate; Variabel Independen : Government Development Stock Rate; Government Prevailing Interest Rate Government Prevailing Interest Rate berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Stock Market Capitalization Rate; Sedangkan Government Development Stock Rate berpengaruh secara negatif terhadap Stock Market Capitalization Rate 25 Furi 2011 Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Price Earning Ratio PER Dan Leverage Keuangan Terhadap Kapitalisasi Pasar Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Variabel Dependen : Kapitalisasi Pasar; Variabel Independen : Return on Asset ; Return on Equity; Net Profit Margin; Operating Profit Margin; Current Ratio; Price Earning Ratio; Debt to Total Asset; Debt to Equity ROA, ROE, NPM, OPM, CR, PER, DTA, dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap Kapitalisasi Pasar Rahman 2013 Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham dan Kapitalisasi Pasar Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Variabel Dependen : Return Saham; Kapitalisasi Pasar; Variabel Independen : Return on Asset; Return on Equity; Economic Value Added ROA, ROE, dan EVA secara simultan dan parsial tidak berpengaruh terhadap return saham; ROA, ROE, dan EVA secara simultan berpengaruh terhadap kapitalisasi pasar perusahaan.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Rancangan Sistem Kanban Untuk Mengurangi Non Value Added Activities Pada Proses Produksi di PT. Central Windu Sejati

28 218 205

Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Market Capitalization - Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 8

Pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Market Capitalization Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013

0 0 12