32
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berjenis data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu yang
bersumber dari orangpihak lain. Data tersebut bersifat kuantitatif, yang berarti bahwa data tersebut berbentuk bilangan. Menurut waktu pengumpulannya,
data tersebut dapat dikelompokkan sebagai data time series, yaitu data yang dikumpulkan dari periode ke periode untuk menggambarkan perkembangan
suatu kegiatankeadaan.Data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan sampel, dan
diperoleh dengan cara meng-unduh dari situs BEI www.idx.co.id.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan media internet.Data-data tersebut di dapat dari dua sumber, yaitu melalui situs resmi
Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan melalui situs resmi dari masing- masing perusahaan sampel.Data yang dikumpulkan melalui situs BEI adalah
berupa laporan tahunan IDX Year-End Statistic yang memberikan gambaran umum transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di BEI selama setahun.Data yang dikumpulkan melalui situs resmi perusahaan-perusahaan sampel adalah berupa laporan tahunan Annual
Report dan laporan keuangan Financial Report.
33
3.5 Definisi Operasional dan Pengkuran Variabel
3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen biasa disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian ini adalah Market Capitalization Market Cap.Market Cap
adalah nilai besaran perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya di bursa saham.Dengan
demikian, ukuran besar atau tidaknya suatu perusahaan adalah dengan melihat Market Cap nya.Variabel Market Cap menggunakan skala rasio.
Untuk menghitung Market Cap, digunakan rumus berikut : Market Cap = Companys Shares Outstanding
× Current Market Price
3.5.2 Variabel Independen
Variabel Independen dapat juga disebut sebagai variabel bebas. Menurut Susilana dan Johan 2012: 126 , variabel bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Penelitian ini
menggunakan tiga variabel bebas, yaitu : 1. Working Capital Turnover
Working Capital Turnover merupakan rasio yang
memperlihatkan kondisi kesehatan jangka pendek perusahaan dan efisiensi penggunaan modal kerja dalam pencapaian
penjualan.Variabel Working capital turnover menggunakan
34 skala rasio. Untuk menghitung Working capital turnover
digunakan rumus sebagai berikut :
Working Capital Turnover =
����� ������� �������
2. Economic Value Added EVA Economic Value Added
merupakan konsep yang mengukur atau menciptakan nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan
dengan cara mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal. Variabel Economic
Value Added menggunakan skala rasio. Untuk menghitung
EVA, dapat digunakan rumus sebagai berikut : Economic Value Added = NOPAT - Capital Charges
3. Market Value Added MVA. Market Value Added
merupakan suatu konsep yang dapat menunjukkan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam
menciptakan kekayaan bagi investornya.Semakin besar nilai MVA, maka semakin kaya para pemegang saham perusahaan.
Variabel Market Value Added dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
MVA = Companys market Value - Invested Capital by Investors atau
MVA = Market Value of Equity – Book Value of Equity
35
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel
Jenis Variabel
Perhitungan Skala
1 Market Cap
Dependen Companys Shares Outstanding x
Current Market Price Rasio
2 Working Capital
Turnover Independen
Rasio 3
Economic Value Added
Independen NOPAT - Capital Charges
Rasio 4
Market Value Added
Independen Market Value of Equity- Book
Value of Equity Rasio
3.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 18. Dalam
penggunaaan metode analisis regresi pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti menguji apakah model tersebut telah memenuhi asumsi klasik atau
tidak.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaaan analisis regresi adalah terpenuhinya uji asumsi klasik. Pengujian tersebut dilakukan
untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Pengujian asumsi klasik terdiri dari pengujian normalitas data,
pengujian multikolinearitas, pengujian heteroskedastisitas, dan pengujian autokorelasi.
Sales Working Capital
36
3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas menurut Karim 2011 adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau
tidak.Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distrbusi
normal.Penelitian ini menggunakan uji statistik non parametis Kolmogorov-Smirnov K-S, grafik histogram dan grafik normal
P-Plot. Menurut Gujarati 2008, Uji K-S dilakukan dengan
membadingkan nilai K-S penelitian dengan nilai signifikansi 0,05, dimana apabila nilai K-S lebih besar dari nilai
signifikansinya maka K-S normal. Uji normalitas dengan analisis grafik histogram dilakukan dengan melihat apakah data tidak
mennceng skewness ke kiri atau ke kanan.Sementara untuk melihat apakah normalitas data dengan P-Plot, dapat dilihat dengan
apakah data mengikuti garis yang memotong sumbu X dan Y.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Karim 2011, uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara
variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi berganda. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Deteksi multikolienaritas pasa suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance inflation factor VIF tidak
37 lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model
dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas.
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain Karim, 2011. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari
varians residual pada diagram pancar scatterplot. Gujarati 2008 menyebutkan bahwa, cara untuk mendeteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya
SRESID. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar
kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
38
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Menurut Erlina 2011: 106, uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, berarti timbul masalah
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
1. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Erlina 2011: 106 adalah sebagai berikut: Bila nilai Durbin-
Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower
Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol,
berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka
hasilnya tidak dapat disimpulkan.
39
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi. Hipotesis diuji menggunakan analisis regresi linear sederhana
untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen yaitu working capital turnover, EVA
dan MVA secara parsial terhadap variabel dependen yaitu market cap dengan model:
Y
1
= a + b
1
X
1
Y
1
= a + b
2
X
2
Y
1
= a + b
2
X
3
Kemudian dilanjutkan dengan pengujian menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel independen working
capital turnover, EVA dan MVA secara simultan terhadap variabel
dependen yaitu market cap dengan model: Y
1
= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Dimana:
Y
1
= Market Cap a
= Konstanta b
1
, b
2
, b
3
= Parameter Koefisien Regresi X
1
= Working Capital Turnover WCT X
2
= Economic Value Added EVA
40 X
3
= Market Value Added MVA e
= Tingkat Kesalahan Pengganggu Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t t-test dan uji-F F-test.
• Uji signifikan parsial t-test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh signifikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Hipotesis untuk uji-t adalah sebagai berikut: H
: b = 0, artinya working capital turnover, EVA dan MVA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap market cap.
H
1
: b ≠ 0, artinya working capital turnover, EVA dan MVA secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap market cap. Pada penelitian ini, nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada taraf nyata α = 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini
adalah: H
diterima jika : -t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
H
1
diterima jika : t
hitung
t
tabel
-t
hitung
-t
tabel
41 • Uji signifikan simultan F-test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh signifikan variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen. Hipotesis untuk uji-F adalah sebagai berikut: H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, working capital turnover, EVA dan MVA secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap market cap.
H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ 0, artinya working capital turnover, EVA dan MVA secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
market cap .
Pada penelitian ini, nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
pada taraf nyata α = 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-F ini
adalah: H
diterima jika : F
hitung
≤ F
tabel
H ditolak H1 diterima jika
: F
hitung
F
tabel
61
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum
Penelitian ini menganalisis pengaruh Working Capital Turnover, Economic Value Added, dan Market Value Added
terhadap Market Cap
.Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2009-
2013.Sampel pada penelitian ini merupakan sampel jenuh.Sampel jenuh digunakan karena populasi penelitian ini hanya berjumlah 20 perusahaan saja.
Daftar sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bab sebelumnya. Penelitian ini menggunakan 100 unit analisis, dimana data cross
section terdiri dari 20 perusahaan, dan data time series 5 tahun, namun karena
ada beberapa perusahaan sampel yang belum melakukan IPO pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, sehingga data yang diperoleh pada
perusahaan-perusahaan tersebut tidak lengkap selama 5 tahun lihat tabel 4.2. Hal ini menyebabkan jumlah sampel akhir penelitian ini menjadi 89 sampel
perusahaan.
Tabel 4.1 DaftarPerusahaan Sampel Yang Belum Melakukan IPO Pada Tahun 2009
No Nama Perusahaan
Kode IPO
1 Garuda Indonesia Persero Tbk.
GIAA 11-Feb-11
2 Krakatau Steel Persero Tbk.
KRAS 10-Nov-10
3 PP Persero Tbk.
PTPP 09-Feb-10
4 Semen Baturaja Persero Tbk.
SMBR 28-Jun-13
5 Waskita Karya Persero Tbk.
WSKT 19-Dec-12
Sumber : BEI Yearly Statistic
43 Data mentah yang telah terkumpul terlebih dahulu diolah dengan
Microsoft Excel, yang dilanjutkan dengan pengolahan statistic deskriptif dan pengestimasian model regresi linier berganda.Kemudian berdasarkan model
tersebut, dilakukan uji hipotesis.Pengolahan dan pengujian data secara statistic dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18.
4.2 Analisis Hasil Penelitian