BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpulan Data
5.1.1. Pemborosan dan Sistem Produksi di CV. Makmur Jaya
Terdapat 8 delapan jenis pemborosan dalam sistem JIT, pemborosan ini dapat dilihat pada CV. Makmur Jaya yaitu:
1. Produksi yang tidak sesuai dengan jumlah permintaan, pada CV. Makmur
jaya terdapat produksi yang tidak sesuai dengan jumlah permintaan, hal ini sesuai dengan data kedatangan bahan baku yaitu 24 tonminggu, tetapi
produksi produk kandang baterai tidak dilakukan sebanyak 24 tonminggu melainkan bervariasi lebih besar ataupun lebih kecil dari bahan baku yang
tersedia. Data sesuai dengan lampiran 1 yaitu mengenai data produksi perusahaan Bulan Juli 2009 sd Bulan Juni 2010.
2. Waktu menunggu waiting time, pada CV. Makmur jaya terdapat kriteria
waktu menunggu yaitu pekerja berdiri menunggu tahap selanjutnya dari proses karena keterlambatan proses dan bottleneck, material yang keluar dari
satu proses dan tidak langsung dikerjakan di proses selanjutnya. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 5.6 sd Tabel 5.10, yaitu waktu tunggu Tw yang
diberikan oleh setiap work centre adalah 10 menit, dimana hal ini dilakukan berkaitan dengan ada atau tidaknya material yang keluar dari satu proses.
Universitas Sumatera Utara
3. Transportasi transportation, pada CV. Makmur jaya terdapat kriteria
transportasi yaitu pemindahan bahan baku yang menempuh jarak jauh, hal ini dapat dilihat dari layout awal perusahaan pada Gambar 5.11, dimana terdapat
penumpukan-penumpukan di beberapa tempat yang letaknya berada hampir disetiap proses kegiatan.
4. Proses yang berlebih processing, pada CV. Makmur jaya tidak terdapat
kriteria proses berlebih dimana produk di produksi sesuai dengan urutan proses operasi dan tidak terdapat produk cacat.
5. Persediaan berlebih inventory, pada CV. Makmur jaya terdapat kriteria
persediaan berlebih yaitu perusahaan melakukan pemesanan rutin perbulan sebanyak 96 ton, sedangkan menurut data produksi 2009-2010 Lampiran 1
produksi bervariasi antara 94 ton sd 112 ton, yang seharusnya hanya 96 ton. Hal ini menunjukan bahwa terdapat persediaan di gudang bahan baku.
6. Gerakan yang tidak perlu motion, pada CV. Makmur jaya terdapat kriteria
gerakan yang tidak perlu yaitu kegiatan operator seperti mencari, memilih atau menumpuk material, kegiatan dilakukan sesuai dengan prosedur kerja
berdasarkan pengalaman operator saja, hal ini dikarenakan perusahaan belum memiliki SOP Standard Operation Procedure, selain itu terdapat
penumpukan material sesuai layout awal perusahaan yaitu pada Gambar 5.11 dan waktu tunggu operator sesuai Tabel 5.6 sd Tabel 5.10.
7. Produk cacat product defect, pada CV. Makmur jaya tidak terdapat kriteria
memproduksi komponen cacat atau yang memerlukan perbaikan. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan produk kandang baterai merupakan produk yang proses pengerjaannya sangat sederhana dan tidak memerlukan teknologi yang tinggi,
sehingga setiap operator mampu memproduksi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
8. Kreatifitas karyawan yang tidak dimanfaatkan, pada CV. Makmur jaya tidak
terdapat kriteria kehilangan keterampilan dan kesempatan belajar bagi karyawan. Setiap karyawan memiliki kesempatan mengembangkan diri
walaupun pengembangan diri ini diperoleh hanya dari tempat mereka bekerja bukan dari pelatihan yang di berikan perusahaan, tetapi mereka tetap
mendapatkan pengetahuan khususnya dalam hal menggunakan alat dan mesin di perusahaan, hal ini sesuai dengan kondisi kerja karyawan yaitu bekerja
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.
Berdasarkan ke 8 delapan jenis pemborosan tersebut CV. Makmur jaya memiliki 5 lima pemborosan yaitu produksi yang tidak sesuai dengan
jumlah permintaan, adanya waktu menunggu waiting time, adanya transportasi transportation berlebih antara proses, adanya persediaan
berlebih dan adanya gerakan yang tidak di perlukan dalam melaksanakan pekerjaan.
Pemborosan dapat menghambat jalannya sistem produksi perusahaan, saat ini sistem produksi CV. Makmur jaya menggunakan sistem push dimana
perpindahan material dan pembuatan produk dilakukan seolah-olah mendorong material dari satu proses ke proses berikutnya, inisiasi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
bergerak dari awal stasiun kerja. Sekali beroperasi, maka pekerjaan akan mengalir terus sampai dengan pekerjaan terakhir selesai. Hal ini dilakukan
dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, dengan menggunakan sistem dorong maka proses terdahulu melakukan aktifitas
produksi pada tahap berikutnya, namun metode ini akan menyulitkan penyesuaian diri secara tepat terhadap perubahan yang disebabkan oleh
fluktuasi permintaan, untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan selama periode tertentu perusahaan harus mengubah semua jadwal produksi
untuk tiap proses secara serempak, akibatnya perusahaan harus menimbun persediaan di antara semua proses untuk mengatasi persoalan dan perubahan
permintaan. Hal ini menimbulkan ketidak seimbangan persediaan antar proses.
5.1.2. Pengumpulan data pada Work Centre I