BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Filosofi Just in Time
3
Filosofi JIT menekankan pada continuous improvement yang dilakukan dengan cara mengeliminasi atau mengurangi waste di semua aspek yang berkaitan
dengan aliran produk dari supplier sampai ke tangan customer, sehingga didapatkan metode yang paling efisien. Hasil yang ingin dicapai adalah suatu
sistem yang ramping lean dan smooth, sehingga dapat meningkatkan output dan produktivitas. Produksi dilakukan pada jumlah yang tepat dan pada saat yang
tepat ketika dibutuhkan, maka dengan cara inilah berbagai macam waste dapat dikurangi bahkan dieliminasi. Problem solving dan improvement dilakukan dari
hal-hal yang kecil, tetapi dilakukan secara bertahap dan terus-menerus. Inilah yang dimaksud dengan filosofi continuous improvement. Hal ini berbeda dengan
budaya Barat yang menekankan pada perubahan dan perbaikan yang sifatnya radikal. JIT berusaha melibatkan seluruh karyawan untuk berpartisipasi dalam
continuous improvement, sehingga karyawan tidak hanya dipakai kemampuan fisik tubuhnya saja, melainkan kemampuan berpikirnya juga diasah. Keberhasilan
JIT terletak pada perubahan pola pikir dan sikap kerja seluruh karyawan untuk melakukan upaya continuous improvement.
2.2. Jenis-Jenis Pemborosan Waste
Pemborosan Waste didefinisikan sebagai segala aktivitas pemakaian sumber daya resources yang tidak memberikan nilai tambah value added pada
3
Fogarty, Donald W, Production Inventory Management,3
th
ed,2002, Publish: South-Western Publising co. Cincinnati, Ohio. pp. 568-571
Universitas Sumatera Utara
produk. Pada dasarnya semua waste yang terjadi berhubungan erat dengan dimensi waktu.
JIT mendefinisikan ada 8 jenis waste yang tidak memberikan nilai dalam proses bisnis atau manufaktur, antara lain adalah sebagai berikut Liker, 2006
4
: 1.
Produksi yang berlebih overproduction Kriteria overproduction adalah:
a. Memproduksi sesuatu lebih awal dari yang dibutuhkan.
b. Memproduksi dalam jumlah yang lebih besar dari pada yang dibutuhkan oleh
pelanggan. 2.
Waktu menunggu waiting time Kriteria waktu menunggu adalah:
a. Pekerja hanya mengamati mesin otomatis yang sedang berjalan
b. Pekerja berdiri menunggu tahap selanjutnya dari proses baik menunggu alat,
pasokan, komponen dan lain sebagainya, atau menganggur karena kehabisan material, keterlambatan proses, kerusakan mesin dan bottleneck.
c. Waktu menunggu informasi
d. Material yang keluar dari satu proses dan tidak langsung dikerjakan di proses
selanjutnya 3.
Transportasi transportation Kriteria transportasi adalah:
a. Memindahkan barang dalam proses WIP dari satu tempat ke tempat yang
lain dalam satu proses, bahkan jika hanya dalam jarak dekat. b.
Menciptakan angkutan yang tidak efisien.
4
Liker, J.K, The Toyota Way, 2004, US: McGraw-Hill, pp. 21-25
Universitas Sumatera Utara
c. Pemindahan yang repetitif dan menempuh jarak jauh. 4.
Proses yang berlebih processing Kriteria proses berlebih adalah:
a. Melakukan langkah yang tidak diperlukan untuk memproses komponen.
b. Melaksanakan pemrosesan yang tidak efisien karena alat dan rancangan
produk yang buruk, menyebabkan gerakan yang tidak perlu sehingga memproduksi barang cacat.
5. Persediaan berlebih inventory
Salah satu kriteria persediaan berlebih adalah persediaan yang dapat meningkatkan resiko barang kadaluarsa, barang rusak. Menurut Toyota persediaan
adalah pemborosan. Bahan baku, barang dalam proses atau barang jadi yang berlebih menyebabkan lead time yang panjang, peningkatan biaya pengangkutan
dan penyimpanan,
serta keterlambatan.
Persediaan berlebih
juga menyembunyikan masalah seperti ketidakseimbangan produksi, keterlambatan
pengiriman dari pemasok, produk cacat, mesin rusak, dan waktu set up yang panjang.
6. Gerakan yang tidak perlu motion
Kriteria gerakan yang tidak perlu adalah: a.
Gerakan tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi produk seperti mencari, memilih atau menumpuk komponen, alat dan lain sebagainya.
b. Berjalan juga merupakan pemborosan.
Universitas Sumatera Utara
7. Produk cacat product defect
Memproduksi komponen cacat atau yang memerlukan perbaikan. Perbaikan atau pengerjaan ulang, scrap, memproduksi barang pengganti, dan inspeksi berarti
tambahan penanganan, waktu, dan upaya yang sia-sia. 8.
Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan Kehilangan waktu, gagasan, keterampilan, peningkatan, dan kesempatan belajar
karena tidak melibatkan atau mendengarkan karyawan.
2.3. Tujuan JIT