Kultur malaria Sinkronisasi Parasit Refresh Parasit Konsentrasi Hematokrit Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008

4.2.2. Kultur malaria

Kultur malaria Media Malang dipindahkan ke tabung 15 ml, sentrifuge 5000 rpm selama lima menit , dibuang supernatan, disisakan kira-kira 2 cc, di pipet 1 cc, ke tabung kultur malaria, tambahkan 8 cc CM 10 + 1 cc 50 sdm.

4.2.3. Sinkronisasi Parasit

Untuk sinkronisasi parasit digunakan larutan sorbitol great culture 5. Suspensi eritrosit dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge, disentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama lima menit dalam 4 C. Supernatan dibuang, packed cell ditambah dengan larutan sorbitol lima kali volume, ditunggu 5 – 10 menit pada temperatur kamar. Disentrifuge kembali dengan kecepatan 1500 rpm selama lima menit pada suhu 4 C. Supernatan dibuang, dicuci dengan medium lengkap ditambahkan 10 serum manusia 3 – 4 kali volume, diulangi 2 – 3 kali. Packed cell disuspensi dengan medium RPMI Roswell Park Memorial Institute yang mengandung 10 serum manusia dan ditambahkan 50 eritrosit segar dan dibuat hematokrit 10. Diinkubasi dalam inkubator CO 2 , medium diganti setiap 24 jam.

4.2.4. Refresh Parasit

4.2.4.1.Homogenkan parasit dalam tabung, buang supernatan, sisakan sedikit 4.2.4.2.Tambahkan CM, buat konsentrasi 2 – 5 agar pertumbuhan cepat 4.2.4.3.Kendurkan tutup tabung, masukkan dalam inkubator CO 2 , 37 C Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008

4.2.5. Konsentrasi Hematokrit

4.2.5.1. Homogenkan parasit dalam tabung kultur 4.2.5.2. Ambil parasit dari kultur ± 8 cc, tampung dalam falkon 15 cc 4.2.5.3. Sentrifuge 2000 rpm selama 5 menit dalam suhu ruang 4.2.5.4. Buang supernatan, lihat banyak pelet 4.2.5.5. Buat konsentrasi hematokrit 10 ideal. Bila tidak cukup 10, bisa dibaut 7,5

4.2.6. Pelaksanaan Uji In-vitro

100 μl obat masing-masing dosis working solution dimasukkan dalam sumur yang berisi 100 μl CM seperi digambarkan pada tabel 8 berikut: Tabel 8. Kultur Malaria Dosis Obat Uji ugml No Kelompok 200 100 50 10 5 1 0,5 C 1 A 200 100 50 10 5 1 0,5 C 2 K 200 100 50 10 5 1 0,5 C 3 S 200 100 50 10 5 1 0,5 C 4 A+K 200 100 50 10 5 1 0,5 C 5 A+S 200 100 50 10 5 1 0,5 C 6 A 200 100 50 10 5 1 0,5 C 7 K 200 100 50 10 5 1 0,5 C 8 S 200 100 50 10 5 1 0,5 C 9 A+K 200 100 50 10 5 1 0,5 C 10 A+S 200 100 50 10 5 1 0,5 C 11 A 200 100 50 10 5 1 0,5 C 12 K 200 100 50 10 5 1 0,5 C 13 S 200 100 50 10 5 1 0,5 C 14 A+K Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 200 100 50 10 5 1 0,5 C 15 A+S Keterangan : C = Control A = Obat uji artemisinin K = Obat uji klorokuin S = Obat uji ekstrak sambiloto A+K = Obat uji kombinasi atemisinin dengan klorokuin A+S = Obat uji kombinasi artemisinin dengan ekstrak sambiloto 4.2.7.Definisi Operasional 4.2.7.1.Plasmodium falciparum: Merupakan isolat Plasmodium falciparum galur Papua 2300 yang diperoleh dari NAMRU-2 Jakarta. 4.2.7.2.Jumlah parasit: Rata-rata jumlah parasit malaria Plasmodium falciparum bentuk aseksual dengan pemeriksaan mikroskop pembesaran 1000 x per 200 eritrosit dihitung dalam 5000 eritrosit darah kultur. 4.2.7.3.Kelompok kontrol untuk parasit Plasmodium falciparum: Kelompok kultur parasit yang diberi medium RPMI 1640 dan isolat Plasmodium falciparum galur Papua 2300. 4.2.7.4.Kelompok perlakuan: a. Kelompok medium RPMI 1640 yang diberi isolat Plasmodium .falciparum galur Papua 2300 + obat uji klorokuin yaitu Chloroquine Diphosphate Salt Cat no.193919-ICN Biomedicals, dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 – 2,5 – 5 – 25 – 50 – dan 100 ug. Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 b. Kelompok medium RPMI 1640 yang diberi isolat Plasmodium falciparum galur Papua 2300 + obat uji ekstrak sambiloto dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 – 2,5 – 5 – 25 – 50 – dan 100 ug. c. Kelompok medium RPMI 1640 yang diberi isolat Plasmodium falciparum galur Papua 2300 + obat uji artemisinin 08007 MR, Aldrich Chem dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 – 2,5 – 5 – 25 – 50 – dan 100 ug. d. Kelompok medium RPMI 1640 yang diberi isolat Plasmodium falciparum galur Papua 2300 + obat uji ekstrak sambiloto 37 dan artemisinin 08007 MR, Aldrich Chem dengan konsentrasi masing-masing 0,25 – 0,5 – 2,5 – 5 – 25 – 50 – dan 100 ug. e. Kelompok medium RPMI 1640 yang diberi isolat Plasmodium falciparum galur Papua 2300 + obat uji klorokuin yaitu Chloroquine Diphosphate Salt Cat no.193919-ICN Biomedicals dan ekstrak Sambiloto 37 dengan konsentrasi masing-masing 0,25 – 0,5 – 2,5 – 5 – 25 – 50 – dan 100 ug. Alur penelitian in-vitro dapat dilihat pada gambar 16 Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 Gambar 16. Alur Penelitian In-vitro P.falciparum isolate Papua 2300 Sinkronisasi Parasit 10 – 20 Perlakuan Sambiloto 0,25 ug 0,5 ug 2,5 ug 5 ug 25 ug 50 ug 100 ug Klorokuin 0,25 ug 0,5 ug 2,5 ug 5 ug 25 ug 50 ug 100 ug Artemisin 0,25 ug 0,5 ug 2,5 ug 5 ug 25 ug 50 ug 100 ug Sambiloto + Artemisin 0,25 ug 0,5 ug 2,5 ug 5 ug 25 ug 50 ug 100 ug K O N T R O L Klorokuin + Sambiloto 0,25 ug 0,5 ug 2,5 ug 5 ug 25 ug 50 ug 100 ug Jumlah Parasit P. falciparum Analisis Data Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 4.2.8.Hasil Dari lima kelompok uji obat secara in-vitro, diperoleh hasil penurunan kepadatan parasit Plasmodium falciparum dengan peningkatan dosis obat uji seperti yang tercantum pada tabel 10. Kepadatan parasit dihitung dalam jumlah Plasmodium.falciparum200 eritrosit dalam 5000 eritrosit kultur yang dihitung masing- masing tiga kali dan diambil rata-ratanya. Tabel 9. Penurunan Kepadatan Parasit Plasmodium falciparum dengan Peningkatan Dosis Obat Uji Dosis Obat Ujiml dan Kepadatan parasit KELOMPOK UJI Kontrrol 0.5 ug 1 ug 5 ug 10 ug 50 ug 100 200 Klorokuin 41 17.93 15.43 11.17 8.83 6.6 5.47 5.27 Sambiloto 38.17 47.33 41.33 31.33 27.53 21.5 13.33 10 Artemisin 38.08 18 13.23 10.27 8.67 7.58 5.93 4.13 Arte+Samb 44.73 29.47 22.67 19 17.67 17.67 12.33 10 Kloro+Samb 30.2 21.27 17.53 13.3 10.27 6.8 5.73 2.3 Pada kelompok uji obat tunggal klorokuin dan artemisin, efek membunuh parasit telah terlihat pada dosis 0,5 ug,ditandai dengan terlihatnya bentuk „“crisis form“ pada eritrosit yang terinfeksi dan dengan peningkatan dosis, efek ini makin meningkat dengan semakin menurunnya kepadatan parasit, sampai dosis optimal 200 ug. Pada kelompok sambiloto tunggal, kepadatan parasit pada dosis awal 0,5 ug malah meningkat, dan pada peningkatan dosis berikutnya 1 ug baru terlihat efek membunuh parasit, dan efek ini semakin meningkat dengan menurunnya jumlah parasit dengan peningkatan dosis. Pada kelompok obat uji sambiloto dengan artemisin, penurunan kepadatan parasit juga terlihat dengan peningkatan dosis obat uji Tabel 9, dan dengan uji statistik, efikasi dari lima kelompok obat uji ini tidak berbeda bermakna. Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 Penambahan obat uji artemisinin terhadap sambiloto, terlihat meningkatkan efikasi antimalarianya, tetapi penambahan sambiloto ini terhadap artemisin tunggal, kelihatannya tidak meningkatkan efek antimalaria dibandingkan dengan artemisinin tunggal. Secara grafik, penurunan tingkat kepadatan Plasmodium falciparum dengan peningkatan dosis obat uji dapat dilihat pada gambar 17. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 K o n tr ro l .5 u g 1 u g 5 u g 1 u g 5 u g 1 u g 2 u g Dosis Obat Ujiml J lh p .f a lc ip a ru m 2 e ri tr o s it Klorokuin Sambiloto Artemisin Arte+Sambiloto Kloro+Sambiloto Gambar 17. Grafik Penurunan Kepadatan Parasit P.falciparum dengan Peningkatan Dosis Obat Uji Pada kelompok obat uji klorokuin, artemisinin, dan kombinasi sambiloto dengan klorokuin maupun dengan artemisinin, efek membunuh parasit parasite crisis sudah terlihat pada dosis 0,5 ugml dan efek ini makin meningkat dengan peningkatan dosis. Sedangkan pada kelompok uji sambiloto, pada dosis 0,5 ugml, belum ada efek menghambat, bahkan terlihat jumlah parasit semakin meningkat. Pada dosis 1 ugml, Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 baru terlihat efek membunuh parasit, dan efek ini semakin kuat dengan peningkatan dosis dan efek maksimal didapati pada dosis 200 ugml. Pada uji statistik dengan tes Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa sebaran data jumlah parasit pada uji invitro ini tidak normal. Uji statistik dilanjutkan dengan tes Kruskal-Wallis , dan ternyata penurunan jumlah parasit pada peningkatan dosis obat uji pada semua kelompok berbeda sangat bermakana p 0,001. Sedangkan perbedaan efek obat terhadap penurunan jumlah Plasmodium falciparum pada uji in-vitro ini tidak berbeda bermakna antara kelima kelompok obat uji p = 1. 4.3.Hasil Penelitian Uji Klinik 4.3.1.Daerah Penelitian Kabupaten Mandailing Natal Madina Propinsi Sumatera Utara, ibu kotanya Panyabungan, dengan luas daerah: 662.070 ha terletak antara 10 -50 Lintang Utara dan 50 -100 Bujur Timur, dan terdiri atas 17 kecamatan dengan 322 desa dan 7 kelurahan. Wilayahnya merupakan daerah perbukitan bagian dari pegungungan Bukit Barisan dan terletak pada pesisir pantai barat Sumatera. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan disebelah utara, Propinsi Sumatera Barat di Sebelah Selatan dan Timur, dan dengan Samudera Hindia di sebelah Barat. Jumlah penduduk berdasarkan sensus tahun 2002 adalah 374.513 jiwa atau sekitar 3,13 dari seluruh penduduk Sumatera Utara. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,022 dan kepadatan penduduk sebesar 55 jiwakm 2 . Mata pencaharian sebagian besar penduduknya 83 di bidang pertanian. Sarana kesehatan yang terdapat di Madina adalah sebagai berikut : Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 RS Pemerintah : 1 200 tempat tidur RS Swasta : 1 75 tempat tidur Puskesmas : 21 buah, 4 dengan fasilitas rawat inap Puskesmas Pembantu : 64 buah Pondok Bersalin Desa Polindes : 140 unit Apotik : 5 buah Jumlah tenaga kesehatan terdiri dari: dokter umum 25 orang, dokter spesialis lima orang, dokter gigi lima orang, bidan 53 orang, dan perawat 44 orang Dinkes Madina, 2003. Pelaksanaan uji klinik dilakukan di Rumah Sakit Umum Penyabungan dan desa- desa di wilayah kerja Puskesmas se Kabupaten Mandailing Natal Madina Sumatera Utara yang diketahui sebagai daerah endemik malaria, yaitu : Panyabungan, Panyabungan Julu, Mampang Jae, Adianjior, Lumban Dolok, Panyabungan 2, Sabah Jambu, Huta Siantar, Aek Galoga, Tangga Bosi dan Longat. Tabel 10. Frekwensi Jenis Penyakit Infeksi di Kabupaten Madina No Jenis Penyakit Jumlah orang 1 Diare 6.696 2 Influenza 6.408 3 Malaria 5.952 4 Disentri 2.724 5 Bronkhitis 1.584 Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 6 TB Paru 216 Sumber Balai Pusat Statistik Madina 2004 4.3.2.Rekruitmen Pasien Rekruitmen pasien dilakukan di beberapa desa di Kabupaten Madina yang telah disebutkan di atas dan pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Panyabungan. Dilakukan kunjungan lapangan ke desa-desa yang diketahui sebagai kantong-kantong malaria, dan kepada setiap penduduk yang mempunyai keluhan demam atau ada riwayat demam atau keluhan lain yang tidak khas, seperti sakit kepala, nyeri otot, mual atau diare, ditempat dilakukan pemeriksaan fisik dan diambil darah tepi untuk pemeriksaan malaria. Hasil sementara kemudian dikonfirmasi lagi di laboratorium Rumah Sakit Umum Panyabungan dan di Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran USU Medan. Pemeriksaan tes cepat dengan Acon yang dilakukan pada awal penelitian tidak satupun menunjukkan hasil positip, sementara pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan parasit Plasmodium falciparum. Oleh karena itu, pemeriksaan tes cepat tidak dilanjutkan pada penelitian ini. Untuk pasien yang memenuhi kriteria inklusi diberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan dan diminta kesedian untuk menanda tangani lembar informed consent. Selanjutnya, darah pasien sebanyak 10 cc diambil untuk pemeriksaan darah hematologi rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, kadar gula darah, dan untuk masing- masing 10 sampel dari tiap kelompok uji yang telah diberi tanda pada kemasan obat uji, diperiksa kadar TNF- g dan INF- . Kepada pasien tersebut kemudian diberikan obat uji yang sebelumnya telah diurut berdasarkan tabel acak dan pembantu peneliti di lapangan maupun pasien tidak mengetahui kelompok obat uji mana yang diberikanditerima. Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 Kepada pasien diberikan penjelasan cara minum obat sebagai berikut : obat uji diminum bersama air putih yang sudah dimasak, obat uji dengan dosis tiga kali sehari kapsul sambiloto dan plasebonya diberikan setiap 8 jam, obat uji dengan dosis sekali sehari kapsul klorokuin atau kapsul artesunat atau plasebonya, diberikan minimal satu jam setelah obat uji lainnya Gambar 18 Gambar 18. Skema Pembagian Obat Uji Klinik Acak Tersamar Ganda Pada hari ke tujuh H7, diulang pengambilan darah pasien untuk pemeriksaan darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, kadar gula darah, dan pada pasien yang telah ditandai untuk diperiksa kembali kadar TNF- g dan INF- . Rekruitmen Pasien: Kriteria Inklusi Eksklusi Kel. 1 45 pasien : ES 250 mg + plasebo 250 mg 3 x 2 kaps. selama 5 hari Hr + kaps.klorokuin plasebo 500 mg : Hr I : 2 kaps. Hr II : 2 kaps. Hr III : 2 kaps Kel 2 45 pasien : ES 250 mg 3 x 2 kaps. selama 5 Hr + kaps.klorokuin plasebo 500 mg : Hr I : 2 kaps. Hr II : 2 kaps. Hr III : 2 kaps Kel 3 45 pasien ES 250 mg + plasebo 250 mg 3 x 2 kaps. selama 5 Hr + kaps. klorokuin 500 mg : Hr I : 2 kaps. Hr II : 1 kaps + 1 kaps plasebo. Hr III : 1 kaps + 1 kaps plasebo Kel 4 45 pasien ES 250 mg + plasebo 250 mg 3 x 2 kaps. selama 5 Hr + kaps.artesunat 100 mg : Hr I : 2 kaps. Hr II : 2 kaps. Hr III : 2 kaps Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 Dari empat kelompok uji klinik yaitu kelompok ES 250 ekstrak sambiloto 250 mg, ES 500 ekstrak sambiloto 2 x 250 mg, ES 250 + K kombinasi ekstrak sambiloto 250 mg dan klorokuin, dan ES 250 + A kombinasi ES 250 mg dan artesunat 200 mg sampai akhir periode penelitian hasil rekruitmen pasien sebagai berikut :

1. Kelompok ES 250 : dari 45 pasien, satu orang dikeluarkan dari penelitian oleh

karena satu orang tidak kontrol sesuai jadwal, empat orang tergolong resisten, sehingga jumlah pasien yang mengikuti protokol penelitian sampai akhir periode penelitian sebanyak 40 orang.

2. Kelompok ES 500 : dari 45 pasien, tiga orang dikeluarkan dari penelitian karena

tidak kontrol sesuai jadwal, empat orang tergolong resisten, sehingga jumlah pasien yang mengikuti protokol penelitian sampai akhir periode penelitian sebanyak 38 orang. 3. Kelompok ES 250 + K : dari 45 pasien, empat pasien dikeluarkan dari penelitian karena tidak kontrol sesuai jadwal, empat orang tergolong resisten, sehingga jumlah pasien yang mengikuti protokol penelitian sampai akhir periode penelitian sebanyak 37 orang. 4. Kelompok ES 250 + A : dari 45 pasien, tiga pasien dikeluarkan dari penelitian karena tiga orang tidak kontrol sesuai jadwal, dua orang tergolong resisten, sehingga jumlah pasien yang mengikuti protokol penelitian sampai akhir periode penelitian sebanyak 40 orang. Pasien yang mengalami resisten Plasmodium falciparum terhadap obat uji, diberikan obat pengganti arsucam atau kina dengan doksisiklin, dan dipantau malaria darah tepi setiap hari sampai hasil negatip, dan dinyatakan sembuh, kemudian dikeluarkan dari penelitian. Obat lain yang diberikan sebagai terapi simtomatik berupa Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 parasetamol dan antiemetik seperti metoklropramid atau oksadentron yang diberikan pada kasus tertentu. Data jenis kelamin dan umur pada masing-masing kelompok obat uji, dapat dilihat pada tabel 11. Rentang umur pasien yang ikut dalam penelitian ini adalah 18 – 64 tahun, dengan umur rata-rata 36,90 tahun dengan jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki. Dari keseluruhan pasien yang ikut serta dalam penelitian ini, hanya 12,2 yang mengalami demam pada saat pemeriksaan dengan suhu tubuh lebih dari 38 C. Kebanyakan pasien dengan keluhan nyeri otot, terutama otot punggung dan pinggang, tetapi ada riwayat demam sebelumnya. Tabel 12 Tabel 11. Jenis Kelamin dan Umur pada Kelompok Penelitian Kelompok Jumlah Laki-laki Perempuan Mean Umur th p ES250 45 19 26 35,56 NS ES500 45 19 26 36,72 ES+K 45 15 30 38,43 ES+A 45 18 27 37,49 Total 180 71 109 36,90 ES: Ekstrak Sambiloto; K: Klorokuin; A: Artesunat; NS: Non signifikan Tabel 12. Keluhan Utama Pasien Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 Keluhan Jumlah Persen Mialgia 117 65 Sakit Kepala 82 45.6 Mual 44 24.4 Menggigil 32 17.8 Demam 22 12.2 Diare 13 7.2 Berat badan rata-rata pada masing-masing kelompok uji pengobatan dapat dilihat pada tabel 13. Tidak ada perbedaan bermakna antara masing-masing kelompok. Tabel 13. Berat Badan rata-rata pada masing-masing Kelompok Uji Kelompok Mean BB Kg SD P ES 250 ES 500 ES + K ES + A 57.8095 54.3158 57.0000 56.4333 11.91478 12.75431 13.68057 12.65898 NS Keterangan : ES : Ekstrak Sambiloto ; K : Klorokuin ; A : Artesunat ; BB : Berat Badan ; SD : Standard Deviasi ; NS : Non Signifikan

4.3.3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan klinis lengkap dan laboratorium hematologi rutin, enzim hati, fungsi ginjal dan kadar gula darah diperiksa pada H0 dan H7. Seluruh parameter laboratorium pada H0 dan H7 pada semua kelompok uji pengobatan secara statistik tidak berbeda bermakna sebelum pengobatan dan pada hari ketujuh pengobatan Tabel 14. Tabel 14. Parameter laboratorium pada hari ke 0 dan hari ke 7 pengobatan Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 Hasil leukosit Hb SGOT SGPT KGD Ureum Cr Delta Mean -243.333 -.0167 1.4483 1.34167 -14.717 1.712 .0300 SD 1818.769 .2279 1.9358 1.57041 115.976 2.485 .0646 SE Mean 234.802 .0294 .2499 .20274 14.972 .321 .0083 Lower -713.171 -.0755 .9483 .93599 -44.676 1.070 .0133 95 CI Upper 226.505 .0422 1.9484 1.74735 15.243 2.354 .0467 T -1.036 -.567 -.795 -.618 -.983 -.336 -.599 Df 59 59 59 59 59 59 59 Sig. 2-tailed .304 .573 .453 .471 .330 .405 .421 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak sambiloto cukup aman dimana pengaruh pemberian ekstrak sambiloto selama lima hari pengobatan terhadap perubahan fungsi hati dan ginjal serta komponen hematologi masih dalam batas normal. Darah diperiksa pada hari pertama sebelum pemberian pengobatan H0 dan pada hari ketujuh sejak dimulai pengobatan H7. Untuk nilai-nilai Hb, leukosit, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, dan kadar gula darah sewaktu pada H0 dan H7 dengan uji statistik student t test, tidak ditemukan perbedaan yang bermakna p 0,3. Tabel 15 menunjukkan penurunan rata-rata jumlah parasit Plasmodium falciparum sampai hari ke 28 pada masing-masing kelompok uji pengobatan. Pada hari ke tujuh pengobatan, pada semua kelompok uji tidak ditemukan lagi Plasmodium .falciparum dalam darah tepi, dan tetap tidak ditemukan sampai hari ke 28 tindak lanjut pengobatan. Dapat dilihat bahwa parasitemia menunjukkan penurunan sejak H1 pada semua kelompok obat uji dan pada hari ke tujuh tidak ditemukan lagi parasit pada pemeriksaan darah tepi pada semua kelompok uji obat. Dari analisis statistik dengan Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 pengujian normalitas data Uji Kolmogorov-Smirnov, p 0,05, menunjukkan penyebaran data tidak normal. Maka analisis statistik dilanjutkan dengan melakukan uji Kruskal-Wallis Dahlan, 2004. Dengan Uji Kruskal Wallis, terhadap tingkat penurunan parasitemia pada ke empat kelompok uji pengobatan dari hari pertama sampai hari ke enam, tidak ada perbedaan bermakna penurunan tingkat parasitemia. Penurunan jumlah parasit dalam darah tepi pada masing-masing kelompok uji pengobatan, terlihat pada gambar 19. Tabel 15. Rata-rata Penurunan Kepadatan Parasit dari H0 – H28 pada Masing- masing Kelompok Uji Pengobatan Kel.Terapi Mean ES 250 n =40 ES 500 n = 38 ES + K n = 37 ES + A n = 40 Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 H0 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H14 H28 Hari pengobatan ju m la h p .f a lc ip a ru m m l ES250 ES500 ES+K ES+A Gambar 19. Penurunan Jumlah Parasit P.falciparum pada 4 Kelompok Uji Pengobatan Efikasi masing-masing kelompok obat uji dapat dilihat pada tabel 16. Dan perbandingan efikasi antara kelompok sambiloto 250 mg dengan 500 mg dan perbandingan efikasi kelompok sambiloto 250 mg dan klorokuin dengan sambiloto 250 mg dan artesunat dapat dilihat pada tabel 17 dan 18. Tabel 16. Efikasi masing-masing Kelompok Uji Pengobatan Kelompok N DO Sensitif Resisten Efikasi ES 250 45 1 40 4 90,9 Parasitemiaml H 0 190,13 164,85 149,55 173,69 H 1 139,75 131,52 113,18 140,12 H 2 86,63 86,56 83,03 98,69 H 3 53,38 59,27 49,24 74,29 H 4 26,50 17,88 18,48 39,14 H 5 16,00 6,06 8,79 20,24 H 6 4,00 1,52 3,64 9,05 H 7 0,00 0,00 0,00 0,00 H 14 0,00 0,00 0,00 0,00 H 21 0,00 0,00 0,00 0,00 H 28 0,00 0,00 0,00 0,00 Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009 USU Repository © 2008 ES 500 45 3 38 4 90,5 ES 250 + K 45 4 37 4 90,2 ES 250 + A 45 3 40 2 95,2 Keterangan: DO: Drop Out; ES: Ekstrak Sambiloto; K: Klorokuin; A: Artesunat Tabel 17. Perbandingan Efikasi antara Kelompok ES 250 dengan ES 500 Kelompok Uji Hasil Pengobatan Sensitif Resisten Total ES 250 40 4 44 ES 500 38 4 42 Total 78 8 86 ES: Ekstrak Sambiloto; p = 0,617 Fisher’s Exact Test Hasil statistik dengan Fisher’s Exact Test menunjukkan nilai p = 0,617, berarti tidak ada beda efikasi antara kedua kelompok uji pengobatan ES 250 mg dengan 500 mg Tabel 17. Tabel 18. Perbandingan Efikasi antara Kelompok ES + K dengan ES + A Kelompok Uji Hasil Pengobatan Sensitif Resisten Total ES + K 37 4 41 ES + A 40 1 41 Total 77 5 82 ES: Ekstrak Sambiloto; K: Klorokuin; A: Artesunat p = 0,359 Fisher’s Exact Test Bila dibandingkan efikasi antara kelompok ES+K dengan ES+A secara statistik dengan Fisher’s Exact Test didapati nilai p = 0,359, berarti tidak ada perbedaan bermakna efikasi antara kedua kelompok uji pengobatan Tabel 18. 4.4.Hasil Pemeriksaan TNF- g dan IFN-

4.4.1. Prosedur Pemeriksaan

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 60 80

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Klindamisin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Fasiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak

0 43 82

Efikasi Gabungan Artemeter-Lumefantrin dan Artesunat-Amodiakuin sebagai Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak

0 26 67

Perbandingan efikasi Kombinasi Artesunat-Amodiakuin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak

0 37 70

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Sulfadioksin Pirimetamin Dengan Artesunat-Amodiakuin Pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi

1 41 65

Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin-Pirimetamin Dengan Artesunat + Doksisiklin Pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi

1 34 66

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 0 16

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 0 16

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Klindamisin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Fasiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak

0 0 16