Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
dapat melakukan oksidasi fagosit yang dalam fagosom asidik menghasilkan radikal peroksinitrit yang sangat reaktif dan dapat membunuh parasit Abbas et al, 2000.
2.5. Tumor Necrozing Factor TNF dan Interferon IFN
Tumor Necrozing Factor TNF merupakan mediator utama pada radang akut sebagai respon terjadinya infeksi. TNF disebut juga TNF-
α untuk suatu alasan sejarah dan membedakannya dari TNF-
β atau limfotoksin. Fungsi utama TNF adalah untuk menstimulasi penerimaan neutrofil dan monosit serta mengaktivkan sel-sel tersebut
untuk menghancurkan mikroba Abbas et al, 2000. Aktivitas TNF- sebenarnya terjadi pada konsentrasi rendah. Pada konsentrasi
rendah TNF- meningkatkan perlekatan endotel terhadap leukosit neutrofil. Rendahnya konsentrasi TNF- juga memicu produksi IL-1, IL-6 dan IL-8 yang berperan dalam
proses inflamasi, menghambat pertumbuhan stadium darah plasmodium dengan mengaktivkan sistim imunitas seluler, juga dapat membunuh parasit secara langsung
namun aktivitasnya hanya lemah. Peninggian konsentrasi TNF- menyebabkan TNF- dapat masuk ke sirkulasi sistemik. Munculnya demam merupakan reaksi TNF- pada
hipotalamus akibat peningkatan sintesis prostaglandin oleh sel-sel hipotalamus yang distimulasi sitokin Abbas et al, 2000; Kasper et al, 2001. Level TNF- sampai 8 pgml
digolongkan pada level yang rendah, yang secara klinis sangat menguntungkan dalam meningkatkan respon imun seluler pada infeksi Plasmodium falciparum, karena dengan
kadar yang rendah ini, TNF- dapat meningkatkan ekspresi molekul MHC kelas I, sehingga mengoptimalkan kerja limfosit T-sitotoksik CD8 dalam melisis hepatosit
pada fase intra hepatik. Kadar TNF- yang rendah ini juga mengaktivasi
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
monositmakrofag serta natural killer NK sel sehingga mengoptimalkan kerja sel-sel tersebut dalam proses ADCC antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity terhadap
skizon dalam eritrosit Grau et al, 1989; Torre et al, 2002. Jika TNF- berada dalam konsentrasi sangat tinggi, misalnya pada konsentrasi
serum 100 – 500 ugml atau lebih, akan menghambat kontraktilitas otot jantung dan otot polos vaskular sehingga terjadi penurunan tekanan darah atau shock Abbas et al, 2000.
Respon imun akibat infeksi malaria sangat kompleks dan spesifik. Seperti pada stadium hepatik, yang berperan penting adalah CD8
+
. Efek protektif CD8
+
mungkin diperantarai oleh lisisnya sporozoit atau sekresi IFN- dan aktivasi hepatosit
memeroduksi nitrik oksida dan zat-zat lain yang dapat membunuh parasit. Kebanyakan manifestasi patologi infeksi malaria disebabkan aktivasi sel T, makrofag dan produksi
TNF Fried et al, 1998; Abbas et al, 2000. Penelitian di India menunjukkan bahwa kadar IL-1 yang tinggi berasosiasi dengan kejadian malaria serebral, sedangkan kadar
IL-12 dan IFN- yang tinggi berasosiasi dengan malaria berat yang non serebral Prakash et al, 2006.
2.6. Obat antimalaria