Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
ES 500 45
3 38
4 90,5
ES 250 + K 45
4 37
4 90,2
ES 250 + A 45
3 40
2 95,2
Keterangan: DO: Drop Out; ES: Ekstrak Sambiloto; K: Klorokuin; A: Artesunat
Tabel 17. Perbandingan Efikasi antara Kelompok ES 250 dengan ES 500
Kelompok Uji Hasil Pengobatan
Sensitif Resisten Total
ES 250 40 4 44
ES 500 38
4 42
Total 78 8
86 ES: Ekstrak Sambiloto; p = 0,617 Fisher’s Exact Test
Hasil statistik dengan Fisher’s Exact Test menunjukkan nilai p = 0,617, berarti tidak ada beda efikasi antara kedua kelompok uji pengobatan ES 250 mg dengan 500
mg Tabel 17.
Tabel 18. Perbandingan Efikasi antara Kelompok ES + K dengan ES + A
Kelompok Uji Hasil Pengobatan
Sensitif Resisten Total
ES + K 37 4 41
ES + A 40
1 41
Total 77 5
82 ES: Ekstrak Sambiloto; K: Klorokuin; A: Artesunat
p = 0,359 Fisher’s Exact Test Bila dibandingkan efikasi antara kelompok ES+K dengan ES+A secara statistik
dengan Fisher’s Exact Test didapati nilai p = 0,359, berarti tidak ada perbedaan bermakna efikasi antara kedua kelompok uji pengobatan Tabel 18.
4.4.Hasil Pemeriksaan TNF- g dan IFN-
4.4.1. Prosedur Pemeriksaan
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
Pemeriksaan kadar TNF- g dilakukan dengan metode ELISA menggunakan alat
Anogen Catalogue number : EL 10019 buatan Canada dan untuk IFN- dilakukan dengan metode ELISA menggunakan alat Anogen Catalogue Number: EL10024.
www.anogen.ca. Pada masing-masing kelompok uji pengobatan, diambil 10 sampel serum secara simple random untuk diperiksa kadar TNF-
g dan IFN- sebelum pengobatan H0 dan setelah hari ke tujuh pengobatan H7. Serum disimpan di dalam
freezer dengan suhu -20 C di Laboratorium Rumah Sakit Umum Panyabungan, dan
selanjutnya secara kolektif di kirim ke Laboratorium Prodia Jakarta, melalui Laboratorium Prodia Padang Sidempuan. Gambar 20 menunjukkan alur pemeriksaan
TNF- g dan IFN- pada pasien.
PASIEN
Px. TNF – g INF -
γ
1 Tabung darah beku 6 cc merah Beri identitas pada tabung : no, pasien, nama, tgl
pengambilan, jenis pemeriksaan Diamkan selama ± 30 menit hingga sampai
beku clot
Pisahkan serum, masukkan ke dalam 4 sampel cup 0.3 – 0.5 cc serum
SEGERA, sentrifuge 3000 rpm selama 15 menit
SEGERA, Simpan ke dalam freezer -20
o
C
PENGAMBILAN SPESIMEN
Darah 6 cc
Beri identitas pada sample cup : no, pasien, nama, tgl pengambilan, jenis pemeriksaan
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 20. Alur Pengambilan Darah Pasien untuk Pemeriksaan TNF-
g dan IFN-
4.4.2.Posedur Kerja Pemeriksaan TNF-
g HS RD Systems
4.4.2.1.Siapkan semua reagen dan working standard.
Persiapan larutan standar. Larutkan TNF- g standa dengan 1 ml Calibrator
Diluent RD6-13. Larutan ini merupakan larutan stok dengan kadar 32 pgmL. Diamkan larutan minimun 15 menit dengan pengocokan yang perlahan sebelum membuat larutan
serial berikutnya. Pipet 500 ml Calibrator Diluent RD6-13 masukkan ke dalam masing- masing tabung. Gunakan larutan stok untuk memperoleh larutan serial seperti dibawah
ini. Campur tiap tabung baik-baik sebelum diambil ke tabung berikutnya. Standar yang tidak dilarutkan merupakan standar tertinggi 32 pgmL. Calibrator Diluent RD6-13
merupakan standar nol 0 pgmL.
Catatan : Membiarkan waktu
clot beku 30 menit menyebabkan peningkatan
kadar TNF -
g
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 21. Proses menyiapkan larutan standard untuk pemeriksaan TNF-
g
4.4.2.2.Ambil microplate strips yang dibutuhkan, pisahkan microplate yang berlebih, kembalikan ke dalam foil pouch yang mengandung desiccant pack, tutup rapat kembali.
4.4.2.3.Tambahkan 50 ml Assay Diluent HD1-11 ke dalam masing-masing well. Assay Diluent HD1-11 mengandung precipitate. Campur dengan baik sebelum dan selama dan
digunakan. 4.4.2.4.Tambahkan 200 ml Standar, Sampel atau kontrol ke dalam masing-masing well.
Tutup dengan adhesive strip yang tersedia. Inkubasi selama 3 jam pada suhu kamar. 4.4.2.5.Lakukan pencucian sebanyak 6 kali pencucian menggunakan 400 ml Wash
Buffer kedalam masing-masing well menggunakan autowasher. Setelah pencucian terakhir, buang kelebihan cairan Wash Buffer dari plate dengan membalikkan plate dan
mengetuk-ngetukkan ke kertas tissue yang bersih minimal 10 kali. 4.4.2.6.Tambahkan 200 ml TNF-
g HS conjugate ke dalam masing-masing well. Tutup dengan adhesive strip yang baru. Inkubasi selama 2 jam pada suhu kamar.
4.4.2.7.Ulangi proses pencucian seperti pada tahap 5.
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
4.4.2.8.Tambahkan 50 ml Substrate Solution ke dalam masing-masing well. Tutup dengan adhesive strip yang baru. Inkubasi selama 1 jam pada suhu kamar. Plate jangan
dicuci. 4.4.2.9.Tambahkan 50 ml Amplifier Solution ke dalam masing-masing well. Tutup
dengan adhesive strip yang baru. Inkubasi selama 1 jam pada suhu kamar. Penambahan Amplifier Solution akan menghasilkan warna.
4.4.2.10.Tambahkan 50 ml Stop Solution ke dalam masing-masing well. Penambahan ini tidak akan mempengaruhi warna yang ada dalam well.
4.4.2.11.Tentukan optical density dari masing-masing well dalam waktu 30 menit menggunakan microplate reader yang diatur pada 490 nm. Jika wavelength correction
tersedia, atur pada 650 nm atau 690 nm. Jika wavelength correction tidak tersedia, kurangi hasil dari pembacaan 490 nm dengan hasil pada pembacaan 650 atau 690 nm.
Pembacaan langsung pada panjang gelombang 490 nm tanpa koreksi akan menyebabkan hasil menjadi lebih tinggi dan kurang akurat.
4.4.3.Prosedur Kerja Pemeriksaan IFN- RD Systems 4.4.3.1.Siapkan semua reagen dan working standard.
Persiapan larutan standar. Larutkan IFN- standard dengan Calibrator Diluent RD6-21. Larutan ini merupakan larutan stok dengan kadar 1000 pgmL. Diamkan
larutan minimun 15 menit dengan pengocokan yang perlahan sebelum membuat larutan serial berikutnya. Pipet 500 ml Calibrator Diluent RD6-21 masukkan ke dalam masing-
masing tabung. Gunakan larutan stok untuk memperoleh larutan serial seperti dibawah ini. Campur tiap tabung baik-baik sebelum diambil ke tabung berikutnya. Standar yang
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
tidak dilarutkan merupakan standar tertinggi 1000 pgmL. Calibrator Diluent RD6-21 merupakan standar nol 0 pgmL.
Gambar 22. Proses menyiapkan larutan standard untuk pemeriksaan IFN-
4.4.3.2.Ambil microplate strips yang dibutuhkan, pisahkan microplate yang berlebih, kembalikan ke dalam foil pouch yang mengandung desiccant pack, tutup rapat kembali.
4.4.3.3.Tambahkan 100 ml Assay Diluent RD1-51 ke dalam masing-masing well. 4.4.3.4.Tambahkan 100 ml Standar, Sampel atau kontrol ke dalam masing-masing well.
Pastikan penambahan larutan tidak terganggu dan selesai dalam waktu 15 menit. Tutup dengan adhesive strip yang tersedia. Inkubasi selama 2 jam pada suhu kamar.
4.4.3.5.Lakukan pencucian sebanyak 4 kali pencucian menggunakan 400 ml Wash Buffer kedalam masing-masing well menggunakan autowasher. Setelah pencucian
terakhir, buang kelebihan cairan Wash Buffer dari plate dengan membalikkan plate dan mengetuk-ngetukkan ke kertas tissue yang bersih minimal 10 kali.
4.4.3.6.Tambahkan 200 ml IFN- conjugate ke dalam masing-masing well. Tutup dengan adhesive strip yang baru. Inkubasi selama 2 jam pada suhu kamar.
4.4.3.7.Ulangi proses pencucian seperti pada tahap 5.
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
4.4.3.8.Tambahkan 200 ml Substrate Solution ke dalam masing-masing well. Tutup dengan adhesive strip yang baru. Inkubasi selama 30 menit pada suhu kamar. Lindungi
dari cahaya. 4.4.3.9.Tambahkan 50 ml Stop Solution ke dalam masing-masing well. Warna dari well
akan berubah dari biru ke kuning. 4.4.3.10.Tentukan optical density dari masing-masing well dalam waktu 30 menit
menggunakan microplate reader yang diatur pada 450 nm. Jika wavelength correction tersedia, atur pada 540 nm atau 570 nm. Jika wavelength correction tidak tersedia,
kurangi hasil dari pembacaan 450 nm dengan hasil pada pembacaan 540 atau 570 nm. Pembacaan langsung pada panjang gelombang 450 nm tanpa koreksi akan
menyebabkan hasil menjadi lebih tinggi dan kurang akurat. Hasil pemeriksaan IFN- , dari 40 sampel serum, hanya satu sample yang
mempunyai kadar IFN- sebesar 27 pgml pada H0 dan 15,6 pgml pada H7, yaitu dari kelompok uji ekstrak herba sambiloto + klorokuin. Sisanya, semua menunjukkan
kadar 15,6 pgml, yang tergolong dalam katagori undetectable. Selanjutnya, dilakukan perhitungan ekstrapolasi.
Tabel 19. Kadar TNF-
g pada masing-masing kelompok Uji Sebelum pengobatan dan pada Hari ke 7 pengobatan
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
Kel.Pengobatan Kadar TNF-
g pgml ES 250 n=8
H0 H7 1
2 3
4 5
6 7
8 32,00
3,55 2,79
3,12 4,08
2,83 2,76
3,01 19,25
1,77 6,17
3,70 3,64
3,03 3,55
2,54
ES 500 n=9 1 2
3 4
5 6
7 8
9 4,19
2,26 2,20
3,33 5,63
2,97 2,87
3,02 8,25
4,55 4,02
6,11 5,14
8,61 8,75
3,60 3,25
8,69
ES 250 + K 1 n = 9 2
3 4
5 6
7 8
9 2,39
3,15 2,06
4,13 3,42
5,37 3,07
1,73 2,74
2,55 2,65
2,50 2,18
4,29 7,04
3,89 1,83
3,24
ES 250 + A 1 n = 10 2
3 4
5 6
7 8
9 10
18,35 4,64
3,76 5,69
2,97 3,12
7,23 2,99
2,58 2,36
15,98 4,51
3,43 5,88
8,58 6,93
2,55 3,21
2,29 2,75
Keterangan: ES 250 = ekstrak sambiloto 250 mg, ES 500 = ekstrak sambiloto 500 mg. K = klorokuin, A = artesunat
Untuk TNF- g, hasil pemeriksaan dari masing-masing kelompok uji pengobatan
terlihat pada. Untuk melihat perbedaan mean dari kadar TNF- g dari masing-masing
kelompok uji pengobatan, maka sebelumnya dilakukan uji sebaran data secara statistik Tabel 19.
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, didapati nilai p 0,0001, berarti sebaran data tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji statistik dengan Wilcoxon signed ranks
test, dan didapat hasil uji sebelum pengobatan dan setelah hari ke tujuh pengobatan dari masing-masing kelompok uji pengobatan sebagai berikut: Tabel 20
Tabel 20. Perbandingan mean kadar TNF- g sebelum pengobatan dan pada hari
ke 7 pengobatan pada masing-masing kelompok uji Pengobatan
Kelompok Uji N
Nilai p TNFH7 – TNFH0
ES 250 8
0,889 ES 500
9 0,008
ES 250+K 9
0,208 ES 250+A
10 0,878
Analisis statisitik dengan Wilcoxon Signed Rank Test perubahan kadar TNF- g pada ke
empat kelompok uji pengobatan, maka yang ada perbedaan bermakna peningkatan kadar TNF-
g pada hari ke tujuh pengobatan hanya pada kelompok eksrak sambiloto dosis 500 mg p = 0,008.
Hasil pemeriksaan kadar IFN- setelah perhitungan ekstrapolasi dapat dilihat pada Tabel 21. Dari perhitungan statistik, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna
dari nilai mean kadar IFN- pada H0 dan H7 pada semua kelompok uji pengobatan.
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 21. Kadar IFN- pada Kelompok Uji Pengobatan
at Uji -pgml H0
ean - pgml H7
ean
0 8.21 ±1,213 8.21
±0,481 8.83
8.83 8.83
9.44 10.06
10.67 10.67
9.44 9.85
9.65 9.03
9.24 12.32
11.08 8.62
9.03 9.44
9.24 0 8.83
±3,018 8.83 ±0,989
10.06 9.85 9.44 8.62
9.44 8.83 8.21 8.62
9.85 11.49 8.21 7.80
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
9.24 8.83 9.44
10.26 9.44 okuin 8.62
±1,029 7.80 ±0,752
8.62 7.80 7.80 7.80
10.47 9.44 7.80 7.39
7.39 7.39 7.80 8.21
9.65 9.03 8.83 8.21
9.85 9.24 sunat 8.21
±1,389 8.62 ±0,883
9.85 9.44 8.62 8.21
9.24 8.83 7.80 8.83
12.73 10.26 8.21 7.39
8.83 7.80 9.03 8.83
9.44 9.85
Umar Zein : Perbandingan Efikasi Antimalaria Ekstrak Herba Sambiloto Andrographis Paniculata Nees Tunggal Dan Kombinasi Masing-Masing Dengan Artesunat Dan Klorokuin Pada Pasien Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1
.
Uji Rapid Tes Malaria
Pada penelitian ini dilakukan juga pemeriksaan Rapid Tes Malaria dengan Acon Test untuk melihat kepekaannya mendeteksi antigen malaria dalam darah. Namun
tenyata kepekaan uji ini di daerah penelitian Kabupaten Mandailing Natal tidak memadai, karena dari hasil tes tidak didapati yang positip, sementara bila dilanjutkan
dengan pemeriksaan mikroskopik, ternyata positip Plasmodium falciparum. Hasil positip uji Rapid Tes malaria ini sangat tergantung pada kepadatan parasit dalam darah
penderita. Kemungkinan yang terjadi adalah kepadatan parasit tidak cukup untuk menimbulkan hasil tes yang positip, atau dengan kata lain, diperlukan kepadatan parasit
yang lebih tinggi untuk menghasilkan tes yang postip. Oleh karena itu, pemeriksaan rapid tes untuk malaria di daerah penelitian ini tidak dianjurkan karena sensitivitasnya
sangat rendah, sehingga pemeriksaan mikroskopik masih merupakan baku emas penegakan diagnosis malaria.
5.2. Keamanan Sambiloto
Sumber daya alam bahan obat dan obat tradisional merupakan aset nasional yang perlu terus digali, diteliti, dikembangkan dan dioptimalkan pemanfaatannya.
Sebagai suatu negara yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, potensi sumber daya tumbuhan yang ada merupakan suatu aset dengan nilai keunggulan
komparatif dan sebagai suatu modal dasar utama dalam upaya pemanfaatan dan pengembangannya untuk menjadi komoditi yang kompetitif Permenkes RI, 2007.