61
Dilansir dari beberapa media cetak dan media elektronik, akibat dari iklimcuaca juga dirasakan oleh masyarakat pertanian di daerah lain, seperti di
Wanarejan, Pemalang, Jawa Tengah dan di Bengkulu. Lahan persemaian padi seluas 10 hektar telah meranggas menguning akibat kekeringan, kondisi benih
bagai rumput yang tidak bermanfaat setelah dilanda kemarau panjang
16
. Pada waktu yang sama Badan Penanggulangan Bencana BNPB di awal semester 2015
merilis data yang menunjukkan, kekeringan telah melanda 16 Provinsi yang meliputi 102 kabupatenkota dan 721 kecamatan. Salah satu penyebab kekeringan
adalah semakin menyusutnya kemampuan bumi menyerap air ketika musim penghujan
17
16
.
3.4. Ekonomi Petani
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Bandar Dolok secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya antara rumah tangga yang berkategori miskin, sedang
dan kaya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar mata pencahariannya di sektor non formal seperti petani. Petani sering mengalami kesulitan ekonomi jika harga
gabah tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bagi petani yang memiliki tanggungan seperti anak sekolah jelaslah pendapatan dari sektor pertanian saja
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Membahas ekonomi rumah tangga petani tidak terlepas dari modal dan
pendapatan yang dijelaskan sebagai berikut:
www.liputan6.com Areal Sawah di Bengkulu, Pemalang, dan Cianjur Kering
Kerontang. 1 Agustus 2015, 01:57 WIB
17
www.bnpb.go.id 102 Kabupaten Kekeringan, BNPB Siapkan 75 Milyar Rupiah.
1 Agustus 2015, 08:59 WIB
62
3.4.1. Modal Permodalan merupakan aspek penting dalam kegiatan pertanian. Saat ini
modal yang dibutuhkan petani dari musim tanam hingga panen cukup tinggi karena dampak dari kenaikan harga BBM, naiknya harga BBM berdampak
terhadap harga pupuk, pestisida dan upah pembajak sawah yang menggunakan traktor.
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama- sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang
baru yaitu dalam hal ini ialah hasil pertanian. Modal petani berupa barang di luar tanah adalah ternak beserta kandangnya, cangkul, bajak dan alat-alat pertanian
lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih di sawah dan lain-lain. Dalam pengertian yang demikian tanah dapat dimasukkan pula
sebagai modal. Bedanya bahwa tanah tidak dibuat oleh manusia, tetapi diberikan oleh alam, sedangkan yang lain seluruhnya dibuat oleh tangan manusia
Mubyarto, 1989:106. Adapun di Desa Bandar Dolok modal atau biaya produksi untuk pertanian
yang dikeluarkan oleh petani dijelaskan oleh seorang informan yang bekerja sebagai petani penyewa lahan menjelaskan jumlah pengeluarannya untuk produksi
pertanian secara terperinci. Berdasarkan uraian dari informan Mariyem, 45 tahun. Wawancara 25
April 2015 ia mengerjakan sawah 10 sepuluh rante miliknya sendiri. Rincian jumlah pengeluaran sebagai modal ialah sebagai berikut:
63
Biaya produksi yang dikeluarkan informan tersebut belum termasuk biaya panen. Biaya panen tergantung pada cara yang digunakan. Biasanya panen
diupahkan memakai cara sistem borongan dan biaya yang dikeluarkan petani untuk itu sebesar Rp 3.000.000 dengan tenaga kerja sebanyak 15 orang dan
memakan waktu panen selama 2 dua hari, jadi satu orang buruh upah mendapatkan gaji sebesar Rp 100.000hari.
Petani yang memiliki luas sawah 10 sepuluh rante dapat menghasilkan padi sebanyak 3 tiga Ton dengan harga jual gabah ke agen atau tengkulak tidak
tentu, harga jual penah mencapai Rp 4000Kg dan pernah juga 3200Kg agenlah yang menentukan harganya. Hasil dari panen tidak semuanya dijual, setengahnya
di simpan untuk dikonsumsi sendiri. 3.4.2. Pendapatan
Pendapatan dari usahatani merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya atau modal yang dikeluarkan, dengan demikian dapat dilihat sejauh mana
• Bibit padi untuk satu rante yang dibutuhkan sebanyak 2 Kg
Rp 11.000Kg = 2x10 x Rp 11.000
= Rp 220.000 •
Hand traktor 10 x Rp 50.000 = Rp 500.000
• Pestisida dan obat-obatan
= Rp 200.000 •
Biaya menanam 10 x Rp 42.000 = Rp 420.000
• Pupuk pertama:
o 2 zak Urea
= Rp 200.000 o
1 zak SP-36 = Rp 90.000
o 1 zak NPK Phonska
= Rp 135.000 •
Pupuk kedua o
1 zak Urea = Rp 100.000
o 2 NPK Phonska
= Rp 270.000 •
Jumlah seluruh biaya produksi pertanian = Rp 2.135.000
64
keberhasilan usahatani padi sawah yang dikelolah oleh petani terhadap pendapatan keluarga tani di Desa Bandar Dolok. Adapun rincian pendapatan
petani padi ialah, jika petani mengerjakan sawah seluas 10 sepuluh rante dengan hasil panen mencapai 3 tiga Ton dengan harga gabahKg Rp 4.000, maka:
Pendapatan sebesar Rp 6.865.000 merupakan pendapatan jika semua hasil panen dijual ke agen, pada dasarnya seperti yang telah diketahui bahwa petani di Desa
Bandar Dolok tidak menjual semua hasil panennya, sebagian hasil panen digunakan untuk kebutuhan keluarga sendiri. Pendapatan sebesar Rp 6.865.000
bukanlah pendapatan bersih karena belum dikurangi biaya sewa lahan bagi petani yang statusnya sebagai penyewa lahan. Jadi hasil dari panen harus direlakan untuk
membayar sewa. Sewa lahan yang biasanya di bayar sebesar Rp 200.000rante, harga sewa sesuai kesepakatan antara petani pemilik dengan petani penyewa. Jika
pendapatan sebesar Rp 6.865.000 dikurangi sewa lahan maka sisanya sebesar Rp 4.865.000 Wawancara 25 April 2015.
Keuntungan dari hasil panen digunakan untuk biaya sekolah dan membayar kredit jika modalnya adalah pinjaman. Informan mengatakan:
“selama papa suami ibu meninggal ya ibu kerja di sawah sama anak-anak si Idho dan Dana. Nanti uangnya untuk sekolah orang
itu dua. Uang sekolah Idho dan Dana aja kalo sebulan ibu ngeluarkan Rp 400.000 itu belum ongkos, belum uang jajan nya.
Belum lagi nanti untuk beli sayur, bayar kredit heheehehe, uang Hasil Panen 3 Ton 3000 Kg
= 3000 Kg x Rp 4.000 = Rp 12.000.000
Dikurang •
ModalBiaya Produksi = Rp 2.135.000
• Biaya Panen
= Rp 3.000.000 Pendapatan
= Rp 6.865.000
65
listrik lagi. Waah banyak lah kebutuhan” Mariyem, 45 tahun. Wawancara 25 April 2015
Berbeda hal nya dengan informan lainnya yang hanya bekerja sebagai buruh upah tani dan tidak memiliki sawah sendiri. Berdasarkan penyampaiannya:
“hasil dari upahan sehari dibayar Rp 42.000 kalo nanam serante, nanam bisa sampe sepuluh rante tapi gak siaplah sehari, biar cepat
kadang dibantu sama suami. Pendapatan dari nanam aja ya gak banyak, paling nanti kalo panen baru disuruh kerja lagi kalo ada
yang butuh bantuan, lumayan bisa dapat 100 ribu satu hari. Lebih enak memang kalo punya sawah sendiri hasilnya kan lebih
banyak” Ana, 33 tahun. Wawancara 25 April 2015.
Dari penyampaian tersebut terlihat bahwa keadaan ekonomi buruh upah dengan pemilik sawah sendiri sangat berbeda, pandangan masyarakat setempat
juga melihat status sosial seseorang berdasarkan luas lahansawah yang dimiliki. Semakin luas lahansawah yang dimiliki semakin tinggi pula status sosialnya.
3.5. Peran Pemerintah