Pengalaman Penelitian: Suatu Refleksi

17 terlebih dahulu memperkenalkan diri dan sering-sering berkunjung. Setelah kehadiran penulis mulai dapat diterima oleh informan, maka dilakukanlah tahap penjajakan dengan cara melontarkan beberapa pertanyaan yang ringan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pun semakin mendalam dan menjurus pada inti masalah dalam penelitian ini, sehingga terjadilah jalinan kerja sama dengan informan. Pada tahapan berikut akan terjadi suatu partisipasi, dimana informan memberikan informasi penting yang belum penulis sadari sebelumnya untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Perlu ditekankan di sini, bahwa dalam menjalin rapport ini terkadang harus dilakukan pertemuan secara intens berkali-kali. Hal ini bertujuan agar data yang didapatkan benar-benar mendalam dan menggambarkan apa yang ada di dalam pola fikiran mereka. Dalam proses wawancara tersebut penulis membutuhkan tape recorder. Penggunaan alat perekam ini terkait dengan terbatasnya kemampuan daya ingat penulis dalam mengingat setiap kata yang diucapkan oleh informan dan kecepatan tangan yang belum terlatih dalam mecatat kata-kata yang diucapkan informan secara rinci.Hasil wawancara tersebut kemudian dibuatkan transkripnya.

1.6. Pengalaman Penelitian: Suatu Refleksi

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan kegiatan pra survey lapangan, ini dimaksudkan penulis untuk mencari data ataupun informasi-informasi dari masalah pertanian yang ada di Desa Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang. 18 Experience is the best teacher. Dari pengalaman dapat dipelajari makna kehidupan. Pengalaman jugalah yang menghantarkan seseorang pada pola fikir kedewasaan. Karena itu penulis merasa perlu berbagi sedikit pengalaman selama bersama masyarakat lokal Desa Bandar Dolok demi mengungkapkan kebudayaan bertani dari sudut pandang mereka. Pengalaman berburu data penelitian sembari mempelajari makna kehidupan bersama informan-informan yang luar biasa. Semoga dengan uraian pengalaman yang penulis sampaikan ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua orang. Survey ini dilakukan pada Januari 2015, sebelumnya penulis juga sudah melakukan survey saat mengambil matakuliah seminar proposal di semester 7 tujuh. Penulis awalnya hanya bertujuan untuk membeli semangka karena di Desa ini banyak semangka yang dijual sangat murah. Uniknya masyarakat setempat dominan adalah berasal dari Kabupaten Simalungun dan bahasa yang digunakan mayoritas adalah bahasa Jawa. Perjalanan yang ditempuh untuk sampai ke desa ini berjarak 8 Km dari ibukota Kabupaten Deli Serdang dan memakan waktu ± 1 satu Jam dengan mengendari sepeda motor karena tidak ada angkutan umum untuk menuju ke desa ini. Kondisi jalannya kurang baik, dikatakan demikian karena jalan desa yang di lewati menuju lokasi penelitian kondisi jalannya ada yang masih tanah berbatu dan ada juga jalan yang sudah beraspal, penulis juga harus melewati perkebunan kelapa sawit milik PT.Perkebunan Nusantara II dimana jalan ini sangat sepi dan becek jika sehabis hujan sehingga sulit untuk dilalui. Kehidupan masyarakat di Desa Bandar Dolok menurut pengamatan penulis ketika melakukan survey mayoritas bekerja sebagai petani. Hal ini 19 ditandai dengan sekitar 70 daerah di Desa Bandar Dolok adalah areal persawahan dan perladangan. Penulis tidak hanya melihat tanaman padi saja, namun ada berbagai macam tanaman lainnya seperti semangka, melon, cabai, dan juga timun. Desa ini bukanlah daerah dengan suhu yang dingin, suhu di desa ini mencapai 30º-31º C. Selain pengamatan sementara, penulis juga melakukan sedikit wawancara tanya jawab di rumah sekretaris desa dengan muda-mudi desa serta dengan sekretaris desa Bandar Dolok mengenai kegiatan bertani, permasalahan petani, dan kelompok tani. Wawancara yang dilakukan ini bukanlah wawancara mendalam dan tanpa pedoman wawancara. Wawancara dilakukan dengan santai sambil minum teh manis hangat yang disuguhkan oleh ibu sekretaris desa. Wawancara yang dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10:00 WIB, selain ada saya dan bapak sekretaris desa di sana juga ada orang tua saya yang saat itu menemani. Untuk membangun raport, penulis berada di lokasi penelitian selama sebulan namun tidak menetap di desa ini, masyarakat di desa ini memberi sambutan yang baik saat saya hadir. Saya juga punya banyak teman di sana, tidak hanya teman yang baru saya kenal tetapi saya juga bertemu dengan teman SD yang tinggal di desa ini. Sambutan yang baik ini membuat penulis bersemangat dan jika sudah mendapat acc lapang penulis akan kembali lagi ke lokasi penelitian. Setelah acc lapangan pada tanggal 1 April 2015 penulis langsung mengajukan surat permohonan penelitian, kurang lebih selama dua mingggu akhirnya surat-surat tersebut selesai sehingga penulis datang kembali ke Desa 20 Bandar Dolok untuk bertemu dengan bapak Kepala Desa guna memberi surat izin penelitian tersebut, namun saat penulis datang tidak ada satu pegawai pun di kantor kepala desa. Keesokan harinya penulis datang kembali dan bertemu dengan bapak Kepala Desa, lalu beliau memberi surat balasan yang berisi izin penelitian, dan penulis langsung bertemu dengan petani yang akan diwawancarai dengan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Petani yang penulis temui dan wawancarai dari berbagai suku yaitu, jawa, banten, mandailing, simalungun dan karo. Selama melakukan penelitian penulis tinggal dengan bapak sekretaris Desa Bandar Dolok dan terkadang juga tinggal di rumah teman saya yang bernama Istie yangmana orang tuanya juga seorang petani. Penulis mencari informasi dan data yang dibutuhkan tidak hanya saat petani sedang di rumah mereka saja, tetapi saat petani pergi ke sawah penulis juga ikut membantu kegiatan bercocok tanam. Para petani sangat senang bila merasa dibantu apalagi jika mereka mengerjakan sawahnya sendiri tanpa adanya buruh yang diupahkan. Saat di sawah bersama petani, penulis banyak belajar cara membuat pembibitan padi yang akan ditanam. Antara peneliti dan informan dapat dikatakan telah terjalin hubungan yang baik satu sama lain. Selain informasi yang didapat, penulis juga banyak mendapat nasehat-nasehat dari petani yang biasa dipanggil buk ros. Beliau salah satu petani yang sering memberi nasehat, beliau mengerjakan sawah hanya dengan suaminya saja dan beliau sudah menganggap penulis sebagai anaknya sendiri “kamu kan sudah ibuk anggap seperti anak ibu sendiri, makanya ibu selalu menasehati agar kamu selalu dijalan yang baik, agar kamu dapat menyelesaikan sekolah dengan baik juga. Ibu gak bisa memberi apa- apa..nahhh nasehat inilah yang bisa ibu kasih ke kamu” ungkapan ibu ros yang 21 sedang di sawah bersama penulis saat melakukan pembibitan padi dan membersihkan rumput-rumput yang ada di sawah Menurut salah satu informan, bertani adalah pekerjaan yang sangat jujur. Bertani tidak bisa berbohong, artinya hasil panen akan bagus jika petani benar- benar memperhatikan dan merawat tanaman yang ditanamnya. Kita akan menuai apa yang kita tanam. Jika petani merawat tanaman dengan baik maka hasil yang didapat juga baik, begitu juga sebaliknya jika petani tidak merawat tanaman dengan baik hasil yang didapat juga tidak memuaskan. Foto 1. Seorang Petani Sedang Menanam Padi Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2015 Pada tanggal 30 April 2015 tepatnya sore hari penulis datang ke sawah dan melihat petani mencangkul dan menggemburkan tanah. Menurut ungkapan petani, tanah yang digemburkan tersebut akan ditanami cabai merah dan juga semangka, sebagian lahan yang ditanami semangka sudah panen. Semangka yang dipanen di tumpuk di pinggir jalan sawah untuk dijual, selain semangka ada juga melon dan ubi kayu. Di bagian kotak sawah yang lain, ada petani yang sedang menanam padi. Setelah ke sawah, penulis melanjutkan perjalanan ke tempat penggilingan padi yang jaraknya tidak jauh dari sawah. Penulis mengobrol dengan pemilik 22 penggilingan, saat itu kami membahas mengenai harga yang harus dibayar petani untuk menggiling padi per kilonya. Selain membahas masalah tersebut, pemilik penggilingan juga bercerita tentang keluarga, sawah, juga pekerjaannya. Harapan pemilik penggilingan padi saat ini ialah beliau ingin membuat penggilingan padinya menjadi lebih besar yang mampu menggiling padi lebih dari 100 Ton per harinya. Beliau merasa usaha penggilingan padinya ini masih tergolong penggilingan padi yang kecil. Dihari berikutnya tepat pada tanggal 6 Mei 2015. Penulis pergi mengelilingi 3 tiga dusun yang ada di Desa Bandar Dolok hingga akhirnya sampai di tali air. Di tali air banyak masyarakat setempat yang mandi, mencuci piring dan baju, juga banyak anak laki-laki yang memanfaat tali air untuk menyuci kendaraan motor mereka. Setelah musim tanam selesai, penulis melihat petani selalu memperhatikan padi-padinya. Petani akan terus merawat tanamannya hingga waktu panen. Untuk terus datang ke lokasi penelitian ada sedikit kendala yang penulis alami, yaitu kendala waktu karena tidak lama setelah itu bulan ramadhan segera hadir. Namun, penulis tetap berusaha semangat. Pada pertengahan bulan Agustus penulis pergi ke sawah dan ternyata petani sudah memanen padi-padinya. Penulis mengabadikan sejumlah foto kegiatan petani yang sedang memotong padi dengan arit, memisahkan bulir padi dari batangnya serta kegiatan petani yang menjemur hasil panennya di pekarangan rumah mereka. Pada musim panen kali ini, harga gabah adalah Rp 4.000Kg harga tersebut turun dari harga yang sebelumnya mencapai Rp 4.300Kg hal tersebut tidak sesuai dengan harapan para petani. 23 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam Desa Bandar Dolok Desa Bandar Dolok terletak di dalam suatu wilayah administratif Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Desa ini mempunyai luas wilayah ± 5.27 Km² atau sekitar 450 Ha. Luas tersebut terdiri dari: perkampungan, lahan pertanian, dan sungai seperti yang terlihat dalam peta Lampiran I. Sumber : Dokumen Kantor Kepala Desa Bandar Dolok. Desa Bandar Dolok di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjung Garbus Kampung Kecamatan Pagar Merbau. Di sebelah Selatan, desa ini berbatasan dengan Desa Paya Itik Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Di sebelah Timur, desa ini berbatasan dengan Desa Tanjung Garbus II Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang. Di sebelah Barat, desa ini berbatasan dengan Desa Nagarejo Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Disamping menunjang pertanian, kondisi geografis ini juga menunjang peternakan dimana masyarakat setempat memelihara hewan ternak, seperti: ayam, itik, kerbau, sapi, ikan, kambing dan lain sebagainya Secara topografis, Desa Bandar Dolok merupakan suatu daerah yang terdiri daratan atau tanah datar dengan suhu rata-rata 30ºC dan beriklim sedang yang terdiri dari musim kemarau dan musim hujan. Kedua musim ini dipengaruhi oleh dua arah angin laut dan angin gunung. Angin laut membawa udara panas dan angin gunung membawa udara dingin. Curah hujan yang menonjol di desa ini adalah mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember. Sedangkan mulai 24 bulan Januari sampai dengan bulan Juli adalah musim kemarau, akan tetapi setiap tahun dapat saja mengalami perubahan 10 Untuk mencapai Desa Bandar Dolok, alternatifnya yaitu dengan sepeda motor atau kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan umum yang sampai ke desa ini, baik itu ojek maupun angkot. Terkadang ada juga becak yang mau . Desa ini dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara II PTPN II dan sedikit belukar. Di samping itu juga ada sungai seperti: Sei Asam Kumbang, dan Sei Batu Gingging yang dimanfaatkan masyarakat untuk irigasi areal persawahan. Desa ini memiliki tanah yang subur, masyarakat memanfaatkan sebagai lahan pertanian dengan menanam beranekaragam tanaman produktif seperti: tanaman pangan padi, dan ubi kayu, jagung, dan kacang hijau, tanaman perkebunan kelapa, coklat, dan kelapa sawit, tanaman buah-buahan semangka, melon, dan pisang, dan sayur-sayuran cabai, tomat, dan kacang panjang. Desa Bandar Dolok terdiri dari 3 tiga dusun, yaitu: Dusun I, Dusun II, dan Dusun III. Setiap dusun tersebut dipimpin oleh Kepala Dusun Kadus demi mempermudah anggota masyarakat dalam mengurus segala sesuatu keperluan administrasi. Dusun-dusun tersebut dihubungkan oleh satu jalan utama. Jalan ini digunakan sebagai sarana transportasi ke pusat kecamatan atau kabupaten. Kondisi jalan dikatakan belum memadai karena jalan berbatu, dan sebagian jalan yang beraspal sudah rusak. Jalan tersebut digunakan juga oleh masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian ke pusat kota, dan sebaliknya membawa barang kebutuhan pokok sehari-hari ke desa. 10 Pagar Merbau Dalam Angka 2008 25 mengantar sampai ke desa ini tetapi dengan bayaran yang mahal. Jarak dari Desa Bandar Dolok ke Ibukota kecamatan yakni Pagar Merbau Tanjung Mulia, sejauh ± 8 Km dengan waktu tempuh 30 menit, sedangkat jarak ke Ibukota Kabupaten yaitu Lubuk Pakam sejauh ±16 Km dapat ditempuh selama 1 satu Jam dengan menggunakan kendaraan sepeda motor. Foto 2. Kondisi Jalan Menuju Desa Bandar Dolok Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2015 2.2. Sejarah Singkat Desa Bandar Dolok Desa Bandar Dolok mulai terbentuk pada tahun 1948 melalui program pemerintahan yang pada saat itu berjumlah 28 KK Kepala Keluarga atau 104 jiwa dengan luas wilayah ±450 Hektar dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa yaitu Bapak Juki Purba. Kepala desa tersebut, memimpin Desa Bandar Dolok sampai tahun 1951. Tanah yang digunakan untuk lokasi Desa Bandar Dolok berasal dari penyerahan wakaf dari salah satu warga desa. Pada masa pemerintahan Kepala Desa yang pertama ini, kegiatan Desa Bandar Dolok banyak digunakan untuk menata kelembagaan kelompok masyarakat tersebut walaupun masih bersifat sederhana, mulai dari pembagian regu yang nantinya berkembang menjadi dusun dan penataan kelompok-kelompok pertanian yang lain. Pada saat itu kegiatan kelompok masyarakat ini banyak bekerja pada sektor pertanian. 26 Namun, karena para pendatang waktu itu berasal dari desa maka banyak juga yang membawa hewan ternak dan sebagian mengembangkannya di Desa Bandar Dolok. Selanjutnya setelah berakhir masa kepemimpinan Bapak Juki Purba, masyarakat Desa Bandar Dolok memilih pemimpin baru pada tahun 1951 yang bernama Bapak Buyung Damanik. Pemilihan Kepala Desa dilakukan secara langsung yang diikuti oleh dua orang calon. Bapak Buyung Damanik memimpin sampai dengan tahun 1961. Kemudian pada tahun 1961 sampai dengan 1971 Desa Bandar Dolok dipimpin oleh Bapak Firman Silalhi. Tahun 1971 sampai dengan 1985 dipimpin oleh Bapak Abdul Hakim Purba. Tahun 1985 sampai dengan tahun 2005 dipimpin oleh Bapak Azwar Damanik. Selanjutnya pada tahun 2005 masyarakat Desa Bandar Dolok melakukan pemilihan Kepala Desa dengan cara seperti pemilihan Kepala Desa pada saat sekarang ini, dengan beberapa calon Kepala Desa dan sebelumnya melakukan adu visi dan misi dalam rencana Pembangunan Desa Bandar Dolok. Pada pemilihan Kepala Desa tahun 2005 ini yang tepilih menjadi Kepala Desa adalah Bapak Feri Kurniawan Hasibuan. Rata-rata Kepala Desa di Desa Bandar Dolok ini menjabat selama 2 dua periode masa pemerintahan desa. Perkembangan sejarah Desa Bandar Dolok adalah sebagai berikut: 27 Tabel 1 Sejarah Perkembangan Desa Tahun Kejadian yang Baik Kejadian yang Buruk 1948 Terbentuknya Desa BandarDolok yang pertama kali dipimpin Kepala Desa pertama yang bernama Juki Purba Banyak warga desa yang pindah keluar desa akibat dari buruknya kondisi ekonomi di desa 1951 Diadakan pemilihan Kepala Desa yang pertama dan terpilih Bapak Buyung Damanik sebagai Kepala Desa 1960 Terjadi banjir karena belum dibangun tanggul penahan banjir 1968 Pembangunan Kantor Kepala Desa Bandar Dolok 1970 Pembangunan Mushola Al- Ikhlas di Dusun III 1982 Pembangunan Mesjid Al-Huda di Dusun II 1984 Pembangunan Tanggul Sei Batu Gingging dan Pembangunan Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas 2000 PembangunanMesjid Nurul Iman di Dusun III Tanggul jebol mengakibatkan areal persawahan rusak 2005 PembangunanMushola Al-Ikhlas di Dusun I Petani mengalami gagal panen disebabkan hama tikus 2007 Petani mengalami gagal panen disebabkan hama ganjur 2009 Normalisasi aliran Sei Batu Gingging 2010 Pembangunan drainase di Dusun I, II, dan III dan Pembangunanperpustakaan sekolah di SD Negeri 104249 Sumber: RPJM Desa Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011-2015 Bedasarkan sejarah awal mulanya, Desa Bandar Dolok adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang yang menurut beberapa tokoh masyarakat dikenal karena sebelum dijadikan pemukimanperumahan maupun persawahan Desa Bandar Dolok masih berupa 28 rawa yang sangat luas. Oleh masyarakat yang datang kemudian dibuat tanggul dan jalan yang gunanya untuk mengurangi air di rawa tersebut. Setelah kering, masyarakat menggunakannya sebagai persawahan dan perumahan. Peristiwa ini bermula sekitar tahun 1945. Rawa yang luas tersebut kemudian dalam keseharian masyarakat dikenal sebagai bandar, ketika dijadikan sebuah desa, dinamakan Desa Bandar Dolok. Desa Bandar Dolok mempunyai Visi yakni: meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bermartabat dan religius dengan mengembangkan potensi sumber daya. Selain menyusun Visi, Desa Bandar Dolok juga mempunyai Misi, yakni: mengembangkan dan meningkatkan hasil pertanian masyarakat, pembuatan sarana jalan usaha tani dan peningkatan jalan lingkungan, peningkatan sarana air bersih bagi masyarakat, perbaikan dan peningkatan layanan sara kesehatan umum, meningkatkan keterampilan dan kualitas sumber daya manusia, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kapasitas aparat desa, serta pengadaan permodalan untuk usaha kecil, memperluas lapangan kerja dan manajemen usaha masyarakat.

2.3. Komposisi Penduduk