Pola Pemukiman Strategi Petani Padi Dalam Mengatasi Masalah Pertanian Di Desa Bandar Dolok Kec. Pagar Merbau Kab. Deli Serdang

34 berbondong-bondong mengenakan pakaian rapi dan pecinya untuk menunaikan ibadah sholat Jum’at. Foto 3. Warga Pulang Melaksanakan Shalat Jum’at Sumber : Dokumentasi pribadi tahun 2015 Informan menambahkan bahwa suasana keagamaan sangat terasa ketika menjelang bulan Ramadhan dan pada saat perayaan hari-hari besar agama Islam seperti: Maulid Nabi, Isra’Miraj dan hari-hari besar lainnya. Masyarakat akan mengadakan berbagai rangkaian acara di mesjid setempat dengan memasak kue apem sebagai panganan tradisionalnya saat punggahanyaitu hari dimana sehari menjelang bulan suci Ramadhan. Saat acara Maulid Nabi ataupun Isra’Miraj yang menjadi panitianya ialah remaja mesjid, ada satu lagi tradisi lain yang dilakukan masyarakat Desa Bandar Dolok yakni ziarah dan membersihkan tempat pemakamanperkuburan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

2.4. Pola Pemukiman

Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan ataupun aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai tempat ruang atau suatu daerah dimana penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan setempat, untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya. Pola 35 pemukiman merupakan persebaran tempat tinggal penduduk berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduknya. Ada 3 tiga buah dusun yang terdapat di Desa Bandar Dolok, dusun-dusun tersebut ada yang terletak agak masuk ke dalam dengan sebuah gapura sebagai tandanya. Foto 4. Gapura Utama Desa Bandar Dolok Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2015 Secara umum pola pemukiman di Desa Bandar Dolok bersifat berjajar mengikuti jalan desa. Seseorang yang sudah menikah masih ada yang tinggal di lingkungan keluarga isterinya. Menurut Koenjtaraningrat 1967;97-99 adat menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat isteri ini disebut dengan istilah uxorilokal. Rumah-rumah dibangun di pinggir jalan utama yang digunakan untuk menghubungkan desa yang satu dengan desa lainnya. Jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya tidak terlalu jauh. Kebanyakan bentuk rumah masyarakat sudah termasuk kategori permanen, namun ada juga beberapa rumah semi permanen. Bangunan rumah itu secara umum terdiri dari sebuah ruang utama yang berfungsi juga sebagai ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan kamar mandi atau mereka sering menyebutnya sumur. Masih ada juga masyarakat yang belum memiliki MCK, mereka memanfaatkan tali air untuk mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Dari ruangan-ruangan yang ada, dapur memiliki ukuran yang 36 paling luas dibanding ruang lainnya. Dapur yang luas ini sekaligus dimanfaatkan untuk menyimpan alat-alat pertanian dan sebagian hasil pertanian mereka. Foto 5. Pola Pemukiman Rumah Masyarakat Sumber: Dokumentasi pribadi tahun 2015 Pekarang depan rumah juga cukup luas yang ditanami bunga-bunga ataupun apotek hidup, ada juga yang memanfaatkannya sebagai tempat berjualan makanan-makanan ringan. Pada sore hari mereka sering memanfaatkannya sebagai tempat untuk bersendagurau, tempat anak-anak bermain, dan apabila panas terik masyarakat memanfaatkannya sebagai tempat untuk menjemur padi. Suasana malam di Desa Bandar Dolok tidaklah ramai, di sejumlah titik jalan belum ada penerangan sehingga masyarakat tidak berani keluar rumah sendirian jika malam hari karena sering terjadi pembegalan. Penerangan di desa ini sudah menggunakan listrik bersumber dari PLN Perusahaan Listrik Negara, listrik tersebut digunakan untuk penerangan di rumah, untuk belajar anak-anak, dan sebagai sarana hiburan menonton televisi. Untuk sarana kesehatan, Desa Bandar Dolok memang tidak memiliki rumah sakit, namun terdapat sebuah puskesmas sebagai balai kesehatan desa. Puskesmas yang ada digunakan untuk melayani imunisasi setiap bulan bagi balita dan konsultasi para ibu hamil. Dengan adanya puskesmas menunjukkan juga bahwa di Desa Bandar Dolok ada Bidan Desa, mantri dan juga ada dukun 37 beranak. Kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dapat dikatakan baik, jika sakit mereka mengunjungi bidan desa untuk diperiksa dan mendapatkan penanganan dengan diberikan obat sesuai dengan sakit yang diderita.

2.5. Keadaan Sosial