13
1.5. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bertipekan deskriptif dalam suatu kajian etnografis. Penelitian
kualitatif dalam bentuk kajian etnografis ini adalah kajian yang melihat berbagai hal melalui sudut pandang masyarakat yang diteliti. Penelitian ini juga lebih tepat
apabila digunakan untuk meneliti masalah-masalah yang membutuhkan studi mendalam Bungin, 2007:68-69. Kajian etnografis ini akan memberi gambaran
mendalam mengenai strategi petani padi dalam menghadapi masalah pertanian di Desa Bandar Dolok, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian antropologi pertanian ini
bersifat holistik
8
Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan melalui
observasi dan wawancara. Untuk melengkapinya maka digunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai buku ilmiah, jurnal, media massa serta internet.
Untuk mendapatkan data-data primer maka digunakan metode pengumpulan
sebagai berikut:
, yaitu dengan mempelajari semua budaya yang terkait dan melatarbelakangi peristiwa yang terjadi. Penelitian ini tidak hanya mempelajari
mengenai sistem pertanian yang diterapkanpada suatu masyarakat saja, akan tetapi juga mempelajari mengenai budaya perilaku manusianya yang berbuat terhadap
suatu masalah pertanian, dikarenakan adanya faktor-faktor budaya yang
mempengaruhinya.
8
Pendekatan holistik dalam antropologi
menurut Prof. Koentjaraningrat ialah suatu cara pandang yang melihat suatu masalah sosial-budaya dalam rangka kehidupan masyarakat sebagai
kesatuan yang menyeluruh atau utuh
14
1.5.1. Observasi Partisipasi
Obeservasi atau pengamatan adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian yang melibatkan pancaindra
Bungin, 2007:115.Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi.Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui observasi
terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan Bungin, 2007:116.
Penulis tinggal dan hidup bersama masyarakat Desa Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utarasesuai
dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengungkapkan kebudayaan dari sudut pandang mayarakat setempat native point of vieuw. Selama tinggal dan hidup
bersama dengan mereka, penulis melakukan pengamatan mengenai kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam proses bercocok tanambertani tersebut, pihak-
pihak siapa saja yang terlibat, alat-alat kelengkapan apa saja yang dibutuhkan, bagaimana hubungan kekerabatan yang terjadi pada kelompok-kelompok tani,
serta bagaimana interaksi atau hubungan sosial yang dijalin dalam berbagai bidang kehidupan.
Karena keterbatasan kemampuan daya ingat, maka perlu dilakukan pencatatan hasil lapangan dalam bentuk sebuah catatan lapangan field note. Di
samping itu, juga akan dihasilkan karya-karya visual etnogarafi dalam bentuk rekamandan foto. Data-data ini nantinya dapat membantu penulis untuk
memperjelas data-data yang didapatkan melalui wawancara, serta sebagai bukti otentik keberadaan penulis di lapangan.Penggunaan alat-alat tersebut terlebih
dahulu telah mendapat persetujuan dari informan.
15
Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Proses analisis data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan on going analysis analisis
berkelanjutan. Dengan kata lain, analisis tersebut telah dilakukan sebelum terjun ke lapangan analisis hasil studi terdahulu untuk menentukan fokus penelitian
sementara dan akan berkembang setelah penulis terjun ke lapangan, saat melakukan pengumpulan data dilapangan analisis terhadap jawaban dari
informan, dan kemudian dilanjutkan setelah pengumpulan data selesai. Analisis data dalam tersebut dilakukan secara kualitatif.Data-data yang telah terkumpul
dianalis menggunakan kebudayaan masyarakat itu sendiri dan kemudian baru dianalisis menggunakan teori-teori yang objektif.
1.5.2. Wawancara Mendalam
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam depth interview. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama Bungin, 2007:108.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah petani padi di Desa Bandar Dolok Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara yang
mengetahui akanpertanian dan masalah yang dihadapi tersebut. Petani yang penulis maksud di sini bukan saja mereka yang memiliki lahan pertanian sendiri,
mereka yang menyewa lahan dan buruh tani pun tidak menutup kemungkinan untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Jumlah informan dalam penelitian
ini sesuai dengan kebutuhan data.Jadi dengan informan petani dengan lahan
16
sendiri, untuk dapat menangkap informasi mengenai gambaran struktur masyarakat pertanian yang lebih realistis. Begitu juga dengan buruh tani atau
penyewa lahan sebagai informan, untuk dapat melihat tingkat pendapatan dan apakah kehidupan buruh tani dengan pemilik lahan tingkat kesejahteraannya
dalam posisi sejajar atau berbanding terbalik. Menuruthemat penulis mereka sudah mempunyai pengalaman bagaimana menghadapi masalah pertanian.Di
samping itu, penulis juga mewawancarai Kepala Desa setempat guna mengetahui sejarah Desa Bandar Dolok serta latar belakangpertanian di Desa tersebut. Dalam
penelitian ini, Kepala Desa dan Sekretaris Desa Bandar Dolok sebagai informan pangkal, petani pemilik lahan sendiri, petani penyewa lahan, buruh tani serta
Penyuluh Pertanian Lapangan PPL sebagai informan kunci. Semuaorang sebagai informan biasa yang memberikan informasi mengenai data-data yang penulis
butuhkan adalah sama pentingnya. Dalam proses wawancara, maka rapport
9
9
Rapport adalah keterampilan dalam membina hubungan baik antara peneliti dengan informan.
merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. Hal ini akan mengurangi kecurigaan informan terhadap penulis,
sehingga dengan keterbukaan tersebut diharapkan informan dapat memberikan informasi berupa data terkait dengan masalah penelitian. Di sini penulis
memposisikan diri sebagai orang yang tidak mengetahui mengenai masalah pertanian dan menunjukkan rasa ketertarikan akan hal tersebut, sehingga mereka
menjadi bersemangat untuk menceritakan apa saja pengetahuan yang dimiliki tanpa adanya rasa takut pendapat tersebut benar atau salah. Untuk menjalin
rapport ini merupakan suatu keterampilan yang perlu dilatih.Cara-cara yang peneliti lakukan dalam menjalin hubungan baik dengan informan ini yaitu dengan
17
terlebih dahulu memperkenalkan diri dan sering-sering berkunjung. Setelah kehadiran penulis mulai dapat diterima oleh informan, maka dilakukanlah tahap
penjajakan dengan cara melontarkan beberapa pertanyaan yang ringan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pun semakin mendalam dan menjurus
pada inti masalah dalam penelitian ini, sehingga terjadilah jalinan kerja sama dengan informan. Pada tahapan berikut akan terjadi suatu partisipasi, dimana
informan memberikan informasi penting yang belum penulis sadari sebelumnya untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Perlu
ditekankan di sini, bahwa dalam menjalin rapport ini terkadang harus dilakukan pertemuan secara intens berkali-kali. Hal ini bertujuan agar data yang
didapatkan benar-benar mendalam dan menggambarkan apa yang ada di dalam pola fikiran mereka.
Dalam proses wawancara tersebut penulis membutuhkan tape recorder. Penggunaan alat perekam ini terkait dengan terbatasnya kemampuan daya ingat
penulis dalam mengingat setiap kata yang diucapkan oleh informan dan kecepatan tangan yang belum terlatih dalam mecatat kata-kata yang diucapkan informan
secara rinci.Hasil wawancara tersebut kemudian dibuatkan transkripnya.
1.6. Pengalaman Penelitian: Suatu Refleksi