Kesenian Unsur Kebudayaan Suku Pesisir

33 5. Abang dipanggil Ogek, 6. Kakak dipanggil Uning, 7. Abang ipar dipanggil Ta’ajo, 8. Kakak ipar dipanggil Ta’uti, 9. Tante dipanggil Oncu, dan 10. Paman dipanggil Pa’oncu.

2.2.5 Kesenian

Kesenian Suku Pesisir lazim disebut dengan kesenian Pesisir sikambang.Kesenian sikambang secara umum mewakili seluruh kesenian yang berlaku bagi masyarakat Pesisir Pantai Barat Sumatera, mulai dari Meulaboh di Banda Aceh, sampai ke Tapanuli, Minangkabau, dan Bengkulu. Selain di Pantai Barat, sikambang juga berlaku di Pantai Timur Kepulauan Nias dan Pulau Telo. Seni budaya zaman dahulu seperti tari, lagu, pantun, dan talibun hadir bak gayung bersambut dengan menunjukkan kepribadian masyarakat Pesisir yang memiliki perasaan halus dan tenggang rasa yang tinggi sesuai dengan alamnya, seperti malam disinari bulan, alunan ombak dan riak gelombang ombak gulung-menggulung saling ikut satu sama lain Radjoki Nainggolan, 2012:47. Kesenian ini juga mengemban falsafah-falsafah kontemporer yang sarat makna, bercorak petuah, berirama lagu, dan berwujud tari. Kesenian sikambang biasanya digelar dalam berbagai upacara baik yang bersifat adat maupun hiburan, seperti upacara perkawinan, upacara sunat Rasul khitanan, penyambutan tamu, penobatan atau pemberian gelar, turun karai turun tanah, Universitas Sumatera Utara 34 menabalkan dan mengayun anak, memasuki rumah baru, peresmian, dan pertunjukan kesenian atau pagelaran Sikambang berasal dari 2 kata, yakni si dan kambang. Kata si merupakan kata sandang yang diletakkan di depan sebuah nama. Sedangkan kambang merupakan sebuah nama. Menurut Suku Pesisir, sikambang mempunyai beberapa pengertian, yaitu: 1. Nama salah satu jenis pertunjukan pada masyarakat Pesisir, 2. Sebutan untuk nyanyian atau lagu yang akrab, 3. Nama salah satu jenis ansambel pada masyarakat Pesisir, dan 4. Nama repertoar yaitu sikambang dan sikambang botan Penyajian kesenian tersebut dibagi dalam empat, yakni alat musik, lagu, tari, dan pantun. Kesenian ini dikenal dengan sebutan sikambang yang memiliki ciri khas tersendiri baik dalam bentuk alat musik, lagu, tari, maupun pantun.

2.2.5.1 Alat Musik

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis dengan seni musik masyarakat Pesisir, alat-alat musik Pesisir dalam semua klasifikasi, baik idiofon, kordofon, membranofon, dan aerofon adalah sebagai berikut. 1. Biola berperan sebagai pembawa melodi dalam satu ansambel. 2. Akordion juga berperan sebagai pembawa melodi dalam memainkan sebuah lagu dalam kesenian sikambang. 3. Gandang sikambang terbuat dari kayu bulat dengan satu bagian sisi dilapisi kulit kambing sedangkan bagian sisi satu lagi dibiarkan kosong. Universitas Sumatera Utara 35 Bagian yang kosong diganjal dengan kayu tipis diikat dengan rotan. Gendang ini berfungsi sebagai pembawa ritme yang konstan dalam ansambel. 4. Singkadu terbuat dari bambu dengan panjang 25 cm. Alat musik ini memiliki tujuh lobang nada pada bagian atas dan berjarak 1 cm pada masing-masing lobang. Sebelah bawah terdapat satu lobang. Lobang ini berfungsi untuk keserasian suara. Singkadu berperan sebagi pembawa melodi lagu. Alat musik biola dan akordion merupakan alat musik yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa terutama Portugis pada Abad ke-16 yang berdagang dan mencari rempah-rempah di Pelabuhan Barus. Selanjutnya, alat musik ini dipakai dalam ansambel sikambang Radjoki Nainggolan, 2012:58.

2.2.5.2 Lagu

Kesenian sikambang memiliki kaitan erat dengan berbalas pantun. Dengan kata lain teks lagu diambil dari beberapa bait pantun yang berhubungan erat dengan kehidupan suku Pesisir. Pantun terbagi menjadi 2 bagian, yaitu; 1 sampiran diambil dari ungkapan-ungkapan alam, perihal kehidupan dan tempat tinggal. 2 Isi pantun di sesuaikan pesan yang ingin disampaikan. Misalnya ungkapan perasaan kasih sayang, kesedihan, sindiran, nasihat dan pujian. Pantun yang dibawakan dengan bernyanyi bersifat bersahut-sahutan. Teks pantun digarap dan disesuaikan dengan pembawanya dengan melakukan berbagai cara. Misalnya: pengulangan baris, penambahan kata, dan penggantian kata. Universitas Sumatera Utara 36 Dalam suku Pesisir lagu yang dikenal yaitu lagu Kapri, lagu Kapulo Pinang,lagu Duo, lagu Dampeng, dan lagu Sikambang. Lagu tersebut harus dinyanyikan secara lengkap dalam upacara adat pernikahan. Dalam upacara turun karaidipertunjukan lagu Ayun-ayun Tajak, yang dimana dalam lagu tersebut berisih nasihat-nasihat yang terdapat pada sajak pantun yang dinyanyikan. Bukan hanya untuk sanga anak melainkan untuk keluarga tersebut.

2.2.5.3 Tari

Tari dalam kesenian sikambang berhubungan erat dengan lagu-lagunya. Berdasarkan 5 jenis lagu di atas, ada 5 jenis tari pula dalam kesenian sikambang yang ditarikan dalam upacara-upacara adat Suku Pesisir, yaitu: 1. Tari Selendang diiringi oleh Lagu Duo. Tarian ini merupakan tarian kepahlawanan dengan menggunakan gerakan-gerakan silat yang diperhalus. Tari ini adalah tarian berpasangan dengan menggunakan selendang, baik pemuda maupun pemudi dan menarikan gerakan yang sama. 2. Tari Payung diiringi oleh lagu Kapulo Pinang. Jenis tari ini merupakan tari yang dapat ditarikan pada upacara adat perkawinan yang berfungsi sebagai hiburan. Tari ini merupakan tarian sepasang pemuda-pemudi, di mana pemuda menggunakan payung dan pemudi menggunakan selendang. Para informan menyatakan bahwa tari ini melambangkan pergaulan pemuda-pemudi yang telah diikat oleh suatu acara pertunangan. Dalam hal ini, si pemuda telah mengganggap si pemudi Universitas Sumatera Utara 37 telah menjadi pilihannya. Sebaliknya, si pemudi pun telah beranggapan bahwa si pemuda itulah yang menjadi tambatan hatinya. 3. Tari Saputangan diiringi oleh lagu Kapri. Tari ini merupakan tari pembuka untuk memulai setiap tarian yang dilaksanakan pada setiap upacara adat perkawinan. Tari ini menggunakan saputangan atau menari dengan memakai saputangan. Menurut pendapat para informan, tari ini melambangkan curahan hati dan perasaan seorang pemuda terhadap seorang pemudi di saat terang bulan. Karena di saat terang bulan, para pemuda tidak turun ke laut. Dengan demikian, itulah kesempatan bagi mereka untuk bersenda gurau dalam mempererat silahturahmi. 4. Tari Anak diiringi oleh lagu Sikambang. Tari berpasangan ini juga menggunakan selendang saat menari. Secara etnosains, selendang menggambarkan perlindungan untuk seorang anak dari gangguan yang menimbulkan penyakit. Secara khusus, tarian ini melambangkan curahan kasih sayang seorang suami terhadap istrinya dan seorang ayah terhadap anaknya. 5. Tari Rande diiringi oleh lagu Dampeng. Tari ini merupakan tarian yang disajikan oleh sekolompok laki-laki. Pada umumnya, tari ini merupakan tari yang bersifat hiburan. Gerakan yang paling dikenali dalam tari ini adalah gerakan berputar yang dilakukan berkali-kali sampai lagu pengiring selesai. Universitas Sumatera Utara 38

BAB III DESKRIPSI NYANYIAN