75
5.2 Analisis Melodi Ayun-ayun Tajak
Dalam menganalisis melodi nyanyian Ayun-ayun Tajak, penulis berpedoman kepada teoriyang dikemukakan oleh William P. Malm yang dikenal dengan teori
weighted scale. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi, yaitu: 1 tangga nada scale; 2 nada dasar pitch center; 3 wilayah nada range; 4
jumlah nada frequency of notes; 5 jumlah interval prevalent intervals; 6 pola kadensa cadence patterns; 7 formula melodik melody formula; dan 8 kontur
contour Malm dalam terjemahan Takari 1993: 13.
5.2.1 Tangga Nada
Dalam mendeskripsikan tangga nada scale, penulis mengurutkan nada-nada yang terdapat dalam dampeng tersebut dimulai dari nada terendah sampai nada yang
tertinggi. Penulis memperoleh bahwa terdapat 5 nada . Dalam hal ini interval tersebut adalah satu laras atau 200 sent dan setengah laras
atau 100 sent ditambah dua kali penuh 400 sent. Selengkapnya deretan nada yang digunakan dalam melodi Ayun ayun tajak ini adalah sebagai berikut bersama dengan
komposisi laras yang digunakannya.
Universitas Sumatera Utara
76 Notasi 5.1
Tangga Nada Nyanyian Ayun-ayun Tajak
Nada-nada anggota: A - B - Cis - D - Fis
Laraslangkah: 1
1 12 2
Seperti terlihat seperti di atas, maka tangga nada lagu Ayun-ayun Tajak terdiri dari lima nada dengan menggunakan interval penuh, setengah, dan dua kali penuh. Interval
penuh diwakili 200 sent dan interval setengah diwakili 100, dua kali penuh 400 senr. Namun tangga nada ini sebenarnya masih diberi ciri khas musik Pesisir lainnya, yaitu
hiasan-hiasan melodi yang khas Pesisir. Tangga nada tersebut dilihat dari hubungan antara nada yang satu dengan yang
lainnya memiliki formula-formula interval yang menyusunnya sebagai berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
77 Notasi 5.2:
Hubungan Antar Nada dalam Tangga Nada Lagu Ayun-ayun Tajak
Dengan demikian tangga nada yang digunakan oleh penyanyinya untuk menyanyikan lagu Ayun-ayun Tajakini dapat diklasifikasikan kepada tangga nada yang
menggunakan lima nada, yang dalam peristilahan musik disebut dengan Pentatonik.
1
5.2.2 Nada Dasar
Dalam menentukan nada dasar nyanyian Ayun-ayun Tajak ini, penulis beracuan pada hasil rekaman video maupun audio yang penulis peroleh saat pelaksanaan upacara
adat turun karai Suku Pesisir di Kota Sibolga.
1
Jika sebuah tangga nada scale menggunakan dua nada disebut dengan ditonik, tiga nada tritonik tritonik sedangkan tritonus berkait dengan interval kuart aughmented contohnya F ke B atau balikannya
kuint diminished, contoh B ke F, empat tetratonik, lima pentatonik, enam sektatonik, dan tujuh heptatonik. Sementara tangga nada diatonik adalah tangga nada yang mengacu kepada tangga nada musik Barat secara
umum, yang menggunakan dua jenis interval yaitu penuh dan setengah, dengan bentuknya pada tangga nada mayor maupun minor natural, harmonis, melodis, dan zigana.
Universitas Sumatera Utara
78 Selanjutnya, penulis menggunakan tujuh kriteria-kriteria generalisasi yang ditawarkan
oleh Bruno Nettl yaitu sebagai berikut: 1.
Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang paling sering muncul dan nada mana yang paling jarang dipakai dalam suatu komposisi musik.
2. Kadang-kadang nada yang memiliki nilai ritmisnya besar dianggap nada dasar,
meskipun jarang dipakai. 3.
Nada yang dipakai pada awal atau akhir komposisi maupun pada bagian tengah komposisi dianggap mempunyai fungsi penting dalam tonalitas tersebut.
4. Nada yang menduduki posisi paling rendah dalam tangga nada ataupun posisi
tepat berada ditengah-tengah dapat dianggap penting. 5.
Interval-interval yang terdapat antara nada kadang-kadang dipakai sebagai patokan. Contohnya sebuah posisi yang digunakan bersama oktafnya, sedangkan
nada lain tidak memakai. Maka nada pertama tersebut boleh dianggap lebih penting.
6. Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga bisa juga bisa dipakai sebagai
patokan tonalitas. 7.
Harus diingat barangkali ada gaya-gaya musik yang mempunyai sistem tonalitas yang tidak bisa dideskripsikan dengan patokan-paokan diatas. Untuk
mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu, cara terbaik tampaknya adalah pengalaman lama dan pengenalan akrab dengan musik tersebut terjemahan Marc
Perlman 1963:147. Dengan melihat ketujuh kriteria di atas, maka dapat diuraikan nada dasar pada Ayun-ayun
Tajak ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
79 1
Nada yang paling sering dipakai adalah nada: A 2
Nada yang memiliki nilai ritmis terbesar: A 3
Nada awal yang paling sering dipakai: A dan nada akhir yang paling sering dipakai: Cis
4 Nada yang memiliki posisi paling rendah: A
5 Nada yang dipakai sebagai duplikasi oktaf: Fis
6 Nada yang mendapat tekanan ritmis: A
7 Berdasarkan pengalaman penulis: A
Berdasarkan dari pengalaman musikal penulis, maka kemungkinan besar nada dasar lagu Ayun-ayun Tajak ini adalah nada: A
Universitas Sumatera Utara
80
Tabel 5.1 Nada Dasar yang Dipergunakan pada Ayun-ayun Tajak
No Kriteria
Nada 1
2 3
4 5
6 7
8 K1
K2 K31
K32 K4
K5 K6
K7 A
A A
Cis A
Fis A
A
Notasi 5.3: Nada Dasar Lagu Ayun-ayun Tajak Berdasarkan
Delapan Kriteria Nada Dasar oleh Nettl
Universitas Sumatera Utara
81
5.2.3 Wilayah Nada