Pantun Sebagai Acuan Dasar Lagu Ayun-ayun Tajak

65 Namun, terkadang janang yang tidak melantunkan secara utuh dari pengulangan tersebut, biasanya hanya di syair terakhir yang dari chorus di atas yang dinyanyikannya untuk menutup nyanyian Ayun-ayun Tajak tersebut. Contohnya: ―Bue...sayang gadang” atau dengan syair ―Bue gadi la bue‖ Salah satu syair pantun yang sangat jelas mengatakan bahwa seorang anak sangat berharga bagi orang tuanya, yang tak ada bisa di gantikan dengan apa pun terlihat syair pertama yaitu: Bue...gadi la bue... Ayun tajak buekan tajak O...anak tajak palingkan dari jao Bue...gadi bue... O...Ayun anak buekan anak O...Anak satimbang jongon nyawo Bu...sayang gadang

4.3 Pantun Sebagai Acuan Dasar Lagu Ayun-ayun Tajak

Sebagai sebuah karya budaya tradisi, yang diwariskan secara lisan, dan dapat diklasifikasikan sebagai tradisi lisan, atau lebih khusus lagi sastra lisan, nyanyian Ayun-ayun Tajak ini memiliki formulasi atau rumusan tersendiri. Universitas Sumatera Utara 66 Adapun yang menjadi acuan dasar lagu Ayun-ayun Tajak ini adalah pantun, yang umum digunakan di dalam kerabat bahasa Melayu di seluruh Nusantara dan Polinesia atau yang lazim disebut bahasa-bahasa Melayu Polinesia Melayu Austronesia. Menurut Harun Mat Piah, pantun ialah sejenis puisi pada umumnya, yang terdiri dari: empat baris dalam satu rangkap, empat perkataan sebaris, mempunyai rima akhir a-b-a-b, dengan sedikit variasi dan kekecualian. Tiap- tipa rangkap terbagi ke dalam dua unit: pembayang sampiran dan maksud isi. Setiap rangkap melengkapi satu ide. Ciri-ciri pantun Melayu dapat dibicarakan dari dua aspek penting, yaitu eksternal dan internal. Aspek eksternal adalah dari segi struktur dan seluruh ciri-ciri visual yang dapat dilihat dan didengar, yang termasuk hal-hal berikut ini. 1 Terdiri dari rangkap-rangkap yang berasingan. Setiap rangkap terdiri dari baris-baris yang sejajar dan berpasangan, 2, 4, 6, 8, 10 dan seterusnya, tetapi yang paling umum adalah empat baris kuatrin. 2 Setiap baris mengandung empat kata dasar. Oleh karena kata dalam bahasa Melayu umumnya dwisuku kata, bila termasuk imbuhan, penanda dan kata-kata fungsional, maka menjadikan jumlah suku kata pada setiap baris berjumlah antra 8-10. Berarti unit yang paling penting ialah kata, sedangkan suku kata adalah aspek sampingan. 3 Adanya klimaks, yaitu perpanjangan atau kelebihan jumlah unit suku kata atau perkataan ada dua kuplet maksud. 4 Setiap stanza terbagi kepada dua unit yaitu pembayang sampiran dan maksud isi; karena itu sebuah kuatrin mempunyai dua kuplet: satukuplet pembayang dan satu kuplet maksud. 5 Adanya skema rima yang tetap, yaitu rima akhir a- Universitas Sumatera Utara 67 b-a-b, dengan sedikit variasi a-a-a-a. Mungkin juga terdapat rima internal, atau rima pada perkataan-perkataan yang sejajar, tetapi tidak sebagai ciri penting. Selain rima, asonansijuga merupakan aspek yang dominan dalam pembentukan sebuah pantun. 6 Setiap stanza pantun, apakah itu dua, empat, enam, dan seterusnya, mengandung satu pikiran yang bulat dan lengkap. Sebuah stanza diapndang sebagai satu kesatuan. Aspek-aspek internal adalah unsur-unsur yang hanya dapat dirasakan secara subjektif berdasar pengalaman dan pemahaman pendengar, termasuk: 7 Penggunaan lambang-lambang yang tertentu berdasarkan tanggapan dan dunia pandangan world view masyarakat. 8 Adanya hubungan makna antara pasangan pembayang dengan pasangan maksud, baik itu hubungan konkrit atau abstrak atau melalui lambang-lambang Harun Mat Piah 1989: 91,123, 124. Seperti dapat dilihat pada struktur teks lagu Ayun-ayun Tajak di atas, pantunnya memakai bahasa Pesisir yang merupakan bahagian dari keluarga bahasa Melayu Polinesia. Pantun yang digunakan adalah pantun emoat baris atau lazim disebut di dalam ilmu sastra sebagai kuatrin. Lagu tersebut menggunakan lima pantun. Namun dalam konteks sesungguhnya jumlah pantun bisa dikembangkan beberapa bait lagi atau bahkan dikurangi. Hal ini tergantung kepada kesepakatan antara janang dan pihak keluarga yang mengadakan upacara turun karai ini. Meskipun pantun di dalam sastra lisan etnik Pesisir bisa juga terdiri dari dua baris atau enam baris, namun berdasarkan pengalaman penulis sendiri, selama ini dalam penyajian lagu Ayun-ayun Tajak selalu menggunakan pantun empat baris dalam satu bait. Belum pernah penulis jumpai di dalam lagu Ayun- Universitas Sumatera Utara 68 ayun Tajak ini digunakan pantun dua baris atau enam baris. Hal ini menurut tafsiran penulis, karena faktor norma penggunaan pantun yang lazim untuk lagu ini. Kemudian selain itu adalah hubungannya dengan kata-kata yang harus digunakan yang dibatasi oleh hanya penggunaan pantun empat baris dalam satu bait. Seterusnya adalah aspek melodinya yang memiliki bentuk dan frase yang memang menyediakan hanya untuk pantun empat baris sebaitnya.

4.4 Formula Garapan Teks