Pokok Masalah Lokasi Penelitian

8

1.2. Pokok Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, penulis menentukan dua pokok masalah untuk membatasi wilayah pembahasan. Adapun pokok masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur dan maknateks nyanyian Ayun-ayun Tajakyang disajikan dalam upacara turun karaipada kebudayaan suku Pesisir di Kota Sibolga? 2. Bagaimanakah struktur melodi nyanyian Ayun-ayun Tajakdalam upacara turun karaipada kebudayaan suku Pesisir di Kota Sibolga? Dalam skripsi ini struktur teks nyantian Ayun-ayun Tajak yang dikaji meliputi aspek-aspek seperti: rima persajakan, bait, baris teks, pilihan kata, dan sejenisnya. Sedangkan makna teks mencakup kajian terhadap aspek-aspek seperti: makna denotatif, makna konotatif, gaya bahasa, simbol, ikon, indeks, konteks situasi, dan hal-hal sejenisnya. Kedua pokok masalah tersebut di atas akan dibantu pula dengan uraian- iraian mengenai bagaimana jalannya upacara turun karai di dalam kebudayaan masyarakat Pesisir di Kota Sibolga. Uraian mengenai upacara turun karai ini mencakup aspek-aspek: waktu upacara, tempat upacara, pelaku upacara, dan benda-benda upacara. Universitas Sumatera Utara 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Melalui penyusunan skripsi ini, penulis menentukan tujuan dan manfaat penelitian. Berikut ini penulis menguraikan tujuan dan manfaat penelitian sesuai dengan latar belakang dan pokok masalah yang telah dipaparkan sebelumnya.

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui makna teks nyanyian Ayun-ayun Tajakdalam upacara turun karaipada kebudayaan suku Pesisir di Kota Sibolga. 2. Untuk mengetahui struktur melodi nyanyian Ayun-ayun Tajakdalam upacara turun karai pada kebudayaan suku Pesisir di Kota Sibolga.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Sebagai modal awal bagi penulis untuk mengasah dan dan membekali kemampuan selaku mahasiswa Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. 2. Sebagai informasi dan catatan kebudayaan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sibolga. 3. Sebagai dokumentasi lebudayan suku Pesisir Kota Sibolga dan secara khusus dapat memotivasi generasi mudah suku Pesisir Kota Sibolga. 4. Sebagai sumber bacaan yang dapat memberikan informasi tentang kebudayaan suku PesisirKota Sibalga. Universitas Sumatera Utara 10 5. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang memiliki keterkaitan tentang nyanyianAyun-ayun Tajak dalam konteks upacaraturun karaipada kebudayaan suku Pesisir di Kota Sibolga.

1.4. Konsep dan Teori

Melalui konsep dan teori, penulis difokuskan untuk memperoleh gambaran tentang objek penelitan dan memecahkan objek masalah yang telah ditentukan. Konsep dan teori juga berguna sebagai pedoman dan dasar untuk melengkapi dan mencari data-data.

1.4.1 Konsep

Koentjaraningrat 2009:85, mengemukakan konsep sebenarnya adalah penggabungan dan perbandingan bagian-bagaian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian penggambaran lain yang sejenis, berdasarkan asas-asas tertentu secara konsisten. Turun karai adalah upacara mengayun anak dan menabalkan nama sang anak yang diiringi dengan nyanyian tanpa iringan instrumen yang diekspresikan melalui bait-bait pantun dalam bahasa Pesisir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat 2008:58,kajian atau analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Berpedoman dengan definisi di atas, melodi dan teks nyanyian turun karai di peroleh sebagai inti penelitian diuraikan dan ditelaah untuk mendapatkan Universitas Sumatera Utara 11 pengertian dan pemahaman tentang nyanyian Ayun-ayun Tajak dalam upacara turun karai secara keseluruhan. Musik di artikan America College Dictionary Text Edition Merriam 1964:27 sebagai: An art of sound in time which expresses ideas and emotions in significant froms through the elements of rhythm, melody, harmony, and calor. Defenisinya secara harfiah yakni suatu seni bunyi dalam waktu yang bersamaan mengungkapkan berbagai ide dan emosi dengan bentuk-bentuk yang berarti melalui elemen-elemen dari ritme, melodi, harmoni, dan warna suara. Selain itu, definisi mengenai musik dalam Oxford Universal Dictionary Third Edition Merriam 1964:27 adalah sebagai berikut: That one of the fine arts which is concerned with the combination of sound with a view to beauty of form and the expression of thought or feeling. Artinya secara harfiah adalah suatu seni murni yang meliputi kombinasi bunyi-buyian dengan suatu pandangan dalam memperindah bentuk dan ekspresi hasil pikiran dan perasaan. Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa musikal adalah suatu hal yang berkaitan dengan hasil pikiran dan perasaan dimana mengandung kombinasi bunyi-bunyian ritme, melodi, harmoni, dan warna dan berbagai ide secara emosi. Melodi adalah garis awal dan akhir dari sebuah lagu, bagian yang membangun harmoni, dan bagian dari lagu yang memberi banyak pengenalan ke dalam suatu emosi sebagaimana ritme juga Michael Pilhofer and Holly Day 2007:219 dalam buku yang sama-sama ditulis keduanya berjudulMusic Theory for Dummies. Universitas Sumatera Utara 12 Teks adalah naskah berupa kata-kata asli dari pengarang, kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan, bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya Kamus Besar BahasaIndonesia, edisi keempat, 2008:1474. Selanjutnya kata tekstual berarti hal yang berkaitan dengan teks. Dalam tulisan ini, penulis menganalisis makna teks yaitu berupa pantun dalam bahasa Pesisir. Upacara adalah perayaan yang diadakan sehubungan dengan peristiwa penting dan sakral yang terikat pada aturan-aturan tertentu menurut adat dan agama yang selalu ada dan dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan yang memiliki makna. Adat dalam suku Pesisirsecara umum disebut dengan istilah adat sumando. Kata sumandoini dapat diartikan sebagai kebudayaan Pesisir secara umum yang meliputi keseluruhan aspeknya. Dengan demikian, sumando adalah lembaga adat yang memberikan status pengakuan pada suatu upacara yang melakukannya sesuai tata aturan yang berlaku. Adat Pesisir adalah berdasarkan kepada ajaran Islam yang terkandung dalam konsep adat bersendikan syarak dan syarak bersendikan kitabullah, artinya adat sumando Pesisir berdasarkan hukum Islam yang bersumber dari Kitab Al- Qur’an dan Hadits. Selanjutnya secara mendalam orang dikenal dan diidentifikasi sebagai suku Pesisiradalah apabila ia melakukan, melaksanakan, dan mengikuti sumandoPesisir, yang diperkuat identitasnya dengan: 1 adat Pesisir; 2 kesenianPesisir; 3 bahasa Pesisir; dan 4 makanan Pesisir Radjoki Nainggolan, 2012:29. Universitas Sumatera Utara 13

1.4.2 Teori

Teori merupakan landasan utama dalam menyelesaikan penelitian ilmiah. Kerliner dalam Sugiono, 2009:79, mengemukakan bahwa: Theory is a set of interrelated construct concepts, definitions, and proposition that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with purpose of explaining and predicting the phenomena.Artinya secara harafiah, teori adalah sebuah rangkaian hubungan konsep, definisi, dan proposisi yang menunjukkan suatu urutan secara sistematis dengan fenomena dengan menggambarkan hubungan antara banyak variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksikan tujuan tersebut. Dalam kaitannya dengan studi terhadap aspek tekstual dan musikal lagu Ayun-ayun Tajak yang digunakan dalam upacara turun karai pada suku Pesisir di Sibolga ini penulis menggunakan teori-teori. Khusus untuk mengkaji upacara penulis menggunakan teori upacara yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat. Empat aspek yang menjadi perhatian dari para ahli antropologi yang di kemukakan oleh Koetjaraningrat 2009:296 yakni:1 tempat upacara dilakukan; 2 saat-saat upacara dijalankan; 3 orang-orang melakukan dan memimpin upacara: dan 4 benda-benda dan alat upacara. Selain itu, lagu Ayun-ayun Tajak ini secara teoretis dapat dikategorikan sebagai bahagian yang tidak terpisahkan dari tradisi lisan masyarakat Pesisir yang berada di Sibolga dan Tapanuli tengah. Tradisi lisan dalam pewarisan kebudayaan musik menciptakan berbagai ragam variasi musik dan materi- materi lisan. Nyanyian Ayun-ayun Tajakmarupakan bagian dari pewarisan Universitas Sumatera Utara 14 musik vokal suku Pesisir yang tercipta bersama dengan perubahan waktu dan lingkungan sebagai konsekuensi dari tradisi lisan. Dalam rangka menganalisis struktur melodi nyanyian Ayun ayun Tajak yang digunakan pada upacara turun karai penulis menggunakan teori weighted scale bobot tangga nada yang dikemukakan oleh William P. Malm. Dalam mendeskripsikan melodi, ada delapanunsur yang harus diperhatikan yaitu: 1 tangga nada, 2 wilayah nada, 3 nada dasar, 4 jumlah interval, 5 jumlah nada, 6 pola kadensa, 7 kontur, dan 8 formula melodi Malm dalam terjemahan Takari, 1993:13. Untuk mendukung teori weighted scale digunakan juga cara mendeskripsikan musik oleh Bruno Nettl dalam buku description of musical compositions. Dalam mendeskripsikan melodi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: 1 tonalitas, 2 bentuk, 3 ritme, 4 kontur melodi, dan 5 tempo Nettl, 1964:1450-1550. Untuk membantu proses analisis stuktur melodi nyanyian Ayun-ayun Tajakdalam upacara turun karai, penulis menggunakan metode transkripsi. Transkripsi merupakan proses menotasilan bunyi yang didengar dan mengalihkan bunyi menjadi symbol visual. Penulis berpedoman pada notasi musik yang dikemukakan oleh seeger 1967, yaitu notasi preskriptif dan deskriptif. Selain itu juga penulis menggunakan notasi deskriptif dalam pembahasan melodi nyanyian Ayun-ayun Tajak dalam upacara turun karai. Hal ini didasari oleh tujuan notasi deskriptif yang menyampaikan aspek struktural nyayian Ayun-ayun Tajak dalam upacara turun karai secara mendetail dan jelas. Universitas Sumatera Utara 15 Dalam musik vokal nyanyian Ayun-ayun Tajak ini, teks merupakan karakteristik penting lainnya, dimana melodi nyanyiannya dinyanyikan dengan teks yang berbeda-beda strophic. Salah satu sumber daya untuk dapat memahami perilaku manusia melalui hubungan dengan musik adalah teks. Meskipun teks adalah perilaku bahasa, tetapi bunyi musik dan teks merupakan satu bagian integral dalam musik Merriam 1964:147. Untuk menganalisis stuktur teks, penulis berpedoman pada teori William P. Malm. dalam buku terjemahan Music culture of the Pacific, the Near East, and Asia. Ia mengemukakan bahwa dalam musik vokal, hal sangat penting diperhatikan adalah hubungan antara musik dan teksnya. Apabila setiap nada dipakai untuk setiap silabel atau suku kata, gaya ini di sebut silabis. Sebaliknya bila suku kata dinyanyikan dengan beberapa nada disebut melismatik. Dalam mendalami makna-makna teks, penulis menggunakan teori semiotik. Teori semiotik adalah sebuah teori mengenai lambang yang dikomunikasikan. Istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani, semeion. Ferdinad de Saussure perintis semiotic dan ahli bahasa, semiotik adalah the study of “the life of signs within society.” Secara harfiah diartikan sebagai studi dari tanda-tanda kehidupan dalam masyarakat. Menurut Panuti Sudjiman dan van Zoest dalam Bakar 2006:45-51 menyatakan bahwa semiotik berarti tanda atau isyarat dalam satu sistem lambang yang lebih besar. Berdasarkan pengertian di atas, teori di atas akan mengarahkan penulis untuk menganalisis makna tersurat dan tersirat di balik penggunaan lambang dalam kehidupan suku Pesisir di Kota Sibolga. Universitas Sumatera Utara 16 Selain itu, untuk menguraikan sejauh apa fungsi lagu Ayun-ayun Tajak di dalam kebudayaan suku Pesisir, khususnya yang berdomisili di Kota Sibolga, maka penulis menggunakan teori penggunaan dan fungsi uses and functions musik, yang ditawarkan oleh Merriam. Merriam membedakan pengertian fungsi ini dalam dua istilah, yaitu penggunaan dan fungsi. Menurutnya, membedakan pengertian penggunaan dan fungsi adalah sangat penting. Para pakar etnomusikologi pada masa lampau tidak begitu teliti terhadap perbedaan ini. Jika kita berbicara tentang penggunaan musik, maka kita menunjuk kepada kebiasaan the ways musik dipergunakan dalam masyarakat, sebagai praktik yang biasa dilakukan, atau sebagai bagian daripada pelaksanaan adat istiadat, baik ditinjau dari aktivitas itu sendiri maupun kaitannya dengan aktivitas-aktivitas lain 1964:210. Lebih jauh Merriam menjelaskan perbedaan pengertian antara penggunaan dan fungsi musik sebagai berikut. Music is used in certain situations and becomes a part of them, but it may or may not also have a deeper function. If the lover uses song to w[h]o his love, the function of such music may be analyzed as the continuity and perpetuation of the biological group. When the supplicant uses music to the approach his god, he is employing a particular mechanism in conjunction with other mechanism as such as dance, prayer, organized ritual, and ceremonial acts. The function of music, on the other hand, is enseparable here from the function of religion which may perhaps be interpreted as the establishment of a sense of security vis-á-vis the universe. ―Use‖ them, refers to the situation in which music is employed in human action; ―function‖ concerns the reason for its employment and perticularly the broader purpose which it serves. 1964:210. Universitas Sumatera Utara 17 Dari kutipan di atas terlihat bahwa Merriam membedakan pengertian penggunaan dan fungsi musik berasaskan kepada tahap dan pengaruhnya dalam sesebuah masyarakat. Musik dipergunakan dalam situasi tertentu dan menjadi bahagiannya. Penggunaan boleh atau tidak bisa menjadi fungsi yang lebih dalam. Dia memberikan contoh, jika seeorang menggunakan nyanyian yang ditujukan untuk kekasihnya, maka fungsi musik seperti itu bisa dianalisis sebagai perwujudan dari kontinuitas dan kesinambungan keturunan manusia — [yaitu untuk memenuhi kehendak biologis bercinta, berkawin dan berumah tangga dan pada akhirnya menjaga kesinambungan keturunan manusia]. Jika seseorang menggunakan musik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, maka mekanisme tersebut behubungan dengan mekanisme lain, seperti menari, berdoa, mengorganisasikan ritual dan kegiatan-kegiatan upacara. ―Penggunaan‖ menunjukkan situasi musik yang dipakai dalam kegiatan manusia; sedangkan ―fungsi‖ berkaitan dengan alasan mengapa si pemakai melakukan, dan terutama tujuan-tujuan yang lebih jauh dari sekedar apa yang dapat dilayaninya. Dengan demikian, selaras dengan Merriam, mengikut penulis penggunaan lebih berkaitan dengan sisi praktis, sedangkan fungsi lebih berkaitan dengan sisi integrasi dan konsistensi internal budaya. Universitas Sumatera Utara 18

1.5. Metode Penelitian

Penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dengan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran Mardalis, 2006:24. Menurut Koetjaraningrat 2009:35 metode ilmiah dari suatu pengetahuan merupakan segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan. Jadi metode penelitian adalah segala cara yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sistematis untuk mewujudkan kebenaran dan kesatuan pengetahuan. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang bersifat mengkhususkan, mengumpulkan, dan menerangkan data dengan cara penguraian makna-makna. Metode kualitatif ini mencoba mencari variabel-variabel yang mendukung makna-makna kebudayaan, yang berkaitan dengan aspek tekstual dan musikal nyanyian Ayun-ayun Tajak dalam upacara turun karai pada budaya masyarakat Pesisir. Metode ini sangat tergantung kepada informan kunci dan keterlibatan penulis sebagai peneliti di lapangan yang di dalam disiplin etnomusikologi disebut dengan pengamat terlibat participant observer.

1.5.1. Studi Pustaka

Dalam ilmu Etmusikologi, ada dua sistem kerja dalam penelitian yaitu desk work kerja laboraturium dan field work kerja lapangan. Studi pustaka tergolong ke dalam kerja laboratorium. Dimana sebelum melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data-data dan merangkum data-data yang telah didapat. Universitas Sumatera Utara 19 Selain itu, penulis dipersiapkan dan diarahkan untuk melakukan penelitian lapangan. Studi kepustakaan juga membantu penulis menemukan data-data yang berhubungan dengan kinerja dan pengembangan tulisan. Koentjaraningrat 2009:35 mengemukakan bahwa studi pustaka bersifat penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam objek penelitian. tahap awal yang penulis lakukan dalam studi kepustakaan adalah melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek pembahasan. Selanjutnya penulis mengumpulakan informasi dan mencari referensi dari skripsi yang ada di Departemen Etnomusikologi. Penulis juga mempelajari dari bahan lain seperti buku dari Badan Perpustakaan Dinas Pariwisata Kota Sibolga, dan artikel-artikel lain yang mendukung penyelesaian skripsi. Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknologi internet, dengan melakukan penelusuran data online di situs www.google.com dan situs resmi Kota Sibolga, blog-blog,www.wikipedia.com, repository Universitas Sumatera Utara, dokumen PDF portable data file mengenai kebudayaan suku Pesisir, musik vokal, pantun, kebudayaan secara umum, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan topik penulis skripsi ini. Semua data yang didapat baik melalui artikel, buku, skripsi, dan internet membantu penulis untuk membandingkan dan mempelajari untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini. Universitas Sumatera Utara 20

1.5.2 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan bersifat penting untuk mengumpulakan fakta-fakta dan keterangan melalui wawancara, pengamatan, dan perekaman atau dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan berinteraksi pada peserta upacara turun karaisuku Pesisir. Secara khusus dilakukan kepada informan pangkal, terutama pada informan pokok atau kunci sebagai narasumber penulis. Penulis melakukan perekaman audio secara fokus untuk memperoleh data melodi dan rekaman audiovisual untuk memperoleh proses penyajian lagu Ayun-ayun Tajakdalam upacara Turun Karaisuku Pesisir di Kota Sibolga. Observasi dilakukan dengan mengamati dan mengkuti upacara Turun Karai secara berulang-ulang untuk memperoleh data yang maksimum.

1.5.3 Kerja Laboratorium

Dalam kerja Laboratorium, penulis akan mengumpulkan seluruh data yang terkumpul dari wawancara, perekaman atau dokumentasi, dan observasi. Data wawancara ditulis kembali untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Selanjutnya, penulis mengurai kembali secara mendetail dan ditafsirkan dengan pendekatan emik dan etik. Data audio penulis transkripsikan dengan cara mendengarkan berulang kali dan ditulis dalam bentuk notasi tangan.Kemudian ditulis kembali dalam bentuk notasi melalui perangkat lunak Sibellius 5. Selanjutnya seluruh data diklasifikasikan, diolah, diuraikan, dan dikaji berdasarkan dua pokok masalah utama yaitu tekstual dan musikal. Kemudian Universitas Sumatera Utara 21 ditulis secara ilmiah dalam bentuk skripsi sarjana. Data-data tersebut dikaji sesuai dengan pendekatan displin ilmu etnomusikologi.

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dalam konteks kebudayaannya. Secara umum, penulis melakukan penelitian terhadap naynyian Ayun-ayun Tajak pada upacara turun karai suku Pesisir di Kota Sibolga, yang diadakan dirumah keluarga Bapak Romatua Purba serta Ibu Nurdiana Tanjung, yang melakukan upacara ini untuk anak putrinya. Rumah beliau beralamat di Jalan Sisingamangaraja No.263,Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga. Penulis memilih Kota Sibolga sebagi lokasi penelitian karena di daerah ini upacara turun karaisuku Pesisir masih dapat ditemukan. Selain itu, masyarakat di lokasi penelitian ini masih menggunakan bahasa, makanan, kesenian Pesisir, sebagai bagian dari budayasumandoPesisir. Universitas Sumatera Utara 22

BAB II SUKU PESISIR DI KOTA SIBOLGA

2. 1 Gambaran Umum Suku Pesisir

Bab ini mengenalkan secara etnografis 1 umum tentang suku Pesisirdi lokasi penelitian. Lokasi penelitian berada di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara. Di wilayah ini upacara turun karai masih didapati.

2.1.1 Topografi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Topografi merupakan kajian atau penguraian yang terperinci tentang keadaan muka bumi pada suatu daerah 2008:1482. Kota Sibolga merupakan daerah yang terletak di wilayah Pesisir Pantai Barat Sumatera Utara. Menurut Sugiarto dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan, katapesisir itu adalah wilayah pertemuan antara darat dan laut dimana ekosistem darat dan laut saling berinteraksi; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering atau terendam air, yang masih dipengaruhi 1 Yang dimaksud dengan etnografi adalah sebuah terminologi yang berasal dari kataethnic yang arti harfiahnya adalah suku bangsa dan graphein yang artinya mengambarkan atau mendeskripsikan. Etnografi adalah jenis karya antropologis khusus dan penting yang mengandung bahan-bahan kajian pokok dari pengolahan dan analisis terhadap kebudayaan satu suku bangsa atau kelompok etnik. Oleh karena di dunia ini ada suku-suku bangsa yang jumlahnya relatif kecil, dengan hanya beberapa ratus ribu warga saja, dan ada pula kelompok etnik yang berjumlahrelatif besar, berjuta-juta jiwa, maka seorang antropolog yang membuat karya etnografi tidak dapat mengkaji keseluruhan aspek budaya suku bangsa yang besar ini. Oleh karena itu, untuk mengkaji budaya Pesisir misalnya, maka seorang antropolog etnomusikolog bisa saja memilih etnografi masyarakat Pesisir disalah satu desa di Tapanulis Tengah, atau lebih besar sedikit masyarakat Pesisir Kabupaten Sibolga Selatan, atau masyarakat PesisirSibolga, atau secara keseluruhan masyarakat Pesisir di Tapanulis Tengah, Sibolga, dan perantauan, dan seterusnya. Ada pula istilah yang mirip dengan etnografi, yaitu etnologi. Arti etnologi berbeda denganetnografi. Istilah etnologi adalah dipergunakan sebelum munculnya istilah antropologi.Etnologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaannya di seluruh dunia, sama maknanya dengan antropologi, yang lebih lazim dipakai belakang hari oleh para ilmuwannya atau dalam konteks sejarah ilmu pengetahuan manusia. Universitas Sumatera Utara