Sistem Religi Sistem Kekerabatan

30 pribahasa, seni sikambang, pantun, syair,cerita rakyat legenda, dan silsilah atau jenjang tutur dalam keluarga baso 3 . Bahasa Pesisir digunakan secara lisan maupun tulisan untuk menyampaikan maksud dan tujuan sehingga tercapai rasa saling pengertian saat berkomunikasi. Menurut Emi Tanjung, bahasa pesisir merupakan perwujudan hubungan persaudaraan yang penuh keakraban dalam penyampaian pesan dan kesan. Yang dapat tercapai melalui ucapan yang indah dan mengandung petatah-petitih yang dapat menyentuh perasaan orang yang mendengarkannya.

2.2.3 Sistem Religi

Secara keseluruhan, masyarakat suku Pesisir menganut agama Islam. Seluruh aktivitas mereka disesuaikan dengan adata yang didasarkan kepada ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat dalam adat sumando yang berdasar pada ajaran-ajaran Agama Islam. Konsep tersebut tercermin dalam adat bersendikan syarak dan syarak bersendikan kaitabullah. Hal itu diartikan dengan suku Pesisir berdasarkan ide, pelaksanaan, dan penghayatan ajaran-ajaran agama Islam dalam adat sumando. Tingkah laku dan perbuatan Suku Pesisir sehari-hari merupakan suatu kesatuan dalam masyarakat menurut kebiasaan yang sudah diatur oleh norma- norma Agama Islam. Seluruh tingkah laku dan perbuatan suku Pesisir tersebut disebut sebagai adat Pesisir. pada dasarnya, pembagian warisan pada anak laki-laki dan anak perempuan di suku Peisisr itu sama. Tetapi jika anak laki- 3 Lembaga Budaya Pantai Barat Sumatera Utara, 2015. Universitas Sumatera Utara 31 laki tidak menyetujuinya pembagian tersebut maka akan di kembalikan kepada Hukum islam faraid. Dimana anak laki-laki mendapatkan dua bagian dari harta warisan. Sedangkan anak perempuan mendapat sebagian dari harta warisan, tetapi emas dan rumah diserahkan kepada perempuan. Hal ini dimaksudkan apabila saudara laki-laki mengunjungi kampung halaman, maka mereka akan datangi saudara perempuannya.

2.2.4 Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan pada suku Pesisir di Kota Sibolga bersifat Patrilineal. Patrilineal artinya keturunan diwariskan pada dari pihak ayah. Garis keturunan tersebut dapat dilihat dari marga yang dibawa oleh keturunannya, misalnya seorang laki-laki bermarga Tanjung menikahi seorang perempuan bermarga Lubis. Maka anak laki-laki atau perempuannya akan mengikuti marga Ayahnya Tanjung. Skema dibawah ini menjelaskan tentang kekerabatan patrilineal suku Pesisir. Universitas Sumatera Utara 32 Bagan 2.1 Sistem Kekerabatan Patrilineal Suku Pesisir di Kota Sibolga D.Tanjung ♂ E.Lubis ♀ S.Tanjung ♀ E.Tanjung ♀ Dalam adat Pesisir, marga diterima dari pihak laki-laki atau ayah tidak di permasalahkan. Namun, marga tetap dipakai pada seorang anak sebagai pemberian dari orang tua. Sistem patrilineal dalam adat pesisir merupakan sistem yang berbeda dari patrilineal lainnya. Hal ini tercermin dari pembagian harta warisan. Menurut adat sumando,semua anak yang dilahirkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan dalam keluarga pesisir mendapatkan harta warisan yang sama rata. Dalam adat pesisir juga terdapat adat untuk memanggil atau menyebut orang-orang terdekat dan menjadi bagian dari keluarga seperti berikut ini. 1. Kakek dipanggil Angku, 2. Nenek dipanggil Uci, 3. Ayah dipanggil Aya, 4. Ibu dipanggil Umak, Universitas Sumatera Utara 33 5. Abang dipanggil Ogek, 6. Kakak dipanggil Uning, 7. Abang ipar dipanggil Ta’ajo, 8. Kakak ipar dipanggil Ta’uti, 9. Tante dipanggil Oncu, dan 10. Paman dipanggil Pa’oncu.

2.2.5 Kesenian