37 3.
Superego
adalah unsur moral atau hukum dari kepribadian manusia. Ia merupakan aspek moral yang menentukan benar dan salahnya suatu
perbuatan.
Superego
digerakkan oleh asas kemampuan yang terdiri dari nilai-nilai tradisional dan norma-norma ideal dalam masyarakat. Ia
berfungsi menghambat dorongan-dorongan pemuasan yang berasal dari
id
Taniputra, 2005 : 44-46. Seseorang yang dominan
superego
nya bersifat moralitas, tetapi kurang mampu
menanggapi dorongan
seksual dan
agresivitasnya, sehingga
mengembangkan pola rasa bersalah dan penyesalan. Pada orang yang dominan
id
nya akan menjadi individualistis dan egosentris tanpa memikirkan nasib orang lain, serta mengembangkan perilaku yang asosial. Demikian pula orang
realitasnya tidak pernah mendapat perhatian dan kasih sayang, selalu diperhatikan secara kejam, ditekan, dibenci, ditolak kehadirannya atau dimanjakan akan
mengembangkan sikap kurang matang, mau menang sendiri, berkuasa sendiri, mudah tersinggung, menaruh curiga tanpa alasan dan sering menjurus kepada
tindakan kriminal. Dapat disimpulkan bahwa, penyimpangan dan kejahatan terjadi karena pertentangan antara
id, ego,
dan
superego.
Pertentangan tersebut menimbulkan kegoncangan dan hilangnya keseimbangan dalam pribadi
seseorang.
2.5. Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial menurut Friedlander Sund, 2006:8 merupakan sistem yang teroganisir dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial,
yang dimaksudkan untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok
Universitas Sumatera Utara
38 agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan, dan hubungan-
hubungan personal dan sosial yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperkembangkan
seluruh kemampuannya
untuk meningkatkan
kesejahteraannya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.
Undang-undang No. 11 tahun 2009 tentang “Kesejahteraan Sosial”
menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. KBBI menyebutkan bahwa sejahtera artinya aman, sentosa, makmur, selamat terlepas
dari segala macam gangguan dan kesusahan. Sedangkan kesejahteraan artinya keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup, dan kemakmuran.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 tentang Pokok Kesejahteraan Sosial juga dirumuskan definisi Kesejahteraan Sosial yaitu: Kesejahteraan sosial adalah
suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang
memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,
keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat dilihat bahwa pengertian kesejahteraan sosial sangatlah variatif tergantung dari latar belakang orang yang
memberikan pengertian kesejahteraan sosial, sehingga pengertian kesejahteraan sosial diatas dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu:
Universitas Sumatera Utara
39 a.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan kondisi. b.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan. c.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu gerakan Secara umum pengertian kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan,
kegiatan dan gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan standar dan taraf hidup, memecahkan masalah sosial, memperkuat struktur sosial masyarakat, memenuhi
kebutuhan dasar dan menjaga ketentraman masyarakat, serta untuk memungkinkan setiap warganegara mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan
jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi dirinya, keluarga dan masyarakat.
Tujuan kesejahteraan sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial, keuangan, kesehatan, dan rekreasi semua individu dalam masyarakat.
Kesejahteraan sosial berupaya meningkatkan keberfungsian semua kelompok usia, tanpa memandang status sosial setiap individu. Hal ini juga dapat diukur dai
ukuran-ukuran seerti tingkat kehidupan
levels of living
, pemenuhan kebutuhan pokok
basic needs fulfillment,
kualitas hidup
quality of life
, dan pembangunan manusia
human development.
2.6. Kerangka Pemikiran