48 Adapun data skunder yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
a. Peraturan Walikota Medan tentang Perizinan Usaha Warnet.
b. Data seluruh warnet yang ada di Kota Medan.
c. Data warnet yang memiliki izin usaha dan tidak memiliki izin usaha di.
Kota Medan. d.
Sejarah singkat dan demografi Kota Medan.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah
data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikategorikan pada
tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan analsisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan
peneliti. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Kualitas hasil penelitian dari tipe penelitian kualitatif secara langsung
tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari informan dan informasi-informasi yang didapat oleh peneliti Meleong, 2007:247.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan
ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Data tersebut disajikan
dalam bentuk deskriptif tentang peristiwa atau pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan kata-kata sendiri
guna mendalami pelaksanaan peraturan Walikota Medan Nomor 28 Tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Profil Kota Medan
4.1.1 Sejarah Umum Kota Medan
Kota Medan didirikan oleh guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun
1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan dinyatakan sebagai tempat kediaman Sultan Deli
Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1863 mulai membuka kebun
Tembakau yang sempat menjadi primadona taanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga medan menjadi kota pusat pemerintahan dan
perekonomian di Sumatera Utara. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi
Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor
140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan
dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
50 kotakabupaten lainya Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30
– 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Meda cenderung miring ke utara dan b erada pada ketinggian 2,5 -
37,5 meter di atas pe mukaan laut.
4.1.2. Kota Medan Secara Geografis
Secara umum ada 4 faktor yang mempengaruhi kinerja utama pembangunan kota yaitu:
1. Faktor geografis 2. Faktor demografis
3. Faktor kultural 4. Faktor sosial ekonomi
Keempat faktor ini biasanya saling terkait satu sama lain yang mempengaruhi daya guna dan hasil guna dalam pembangunan kota termasuk
pilihan pilihan dan penanaman modal Investasi. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa
kali perkembangan pada tahun 1951 Walikota medan mengeluarkan maklumat No.21 pada tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas kota Medan sekitar
5.130 Ha,yang meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Maklumat walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya keputusan
dari Gubernur sumatera utara yang pada saat itu dikepalai oleh Rajainal siregar No.66IIIPSU tanggal 21 September 1951 agar wilayah Kota medan diperluas
Universitas Sumatera Utara
51 menjadi tiga kali lipat, melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22
Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan
luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam 50Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan
pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996
tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun
1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21
Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis
dan sosial ekonomis. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari
keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan kotakabupaten lainya Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan
jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30
– 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Meda cenderung miring ke utara dan b erada pada ketinggian 2,5 -
37,5 meter di atas permukaan laut.
Universitas Sumatera Utara
52 Gambar : 1. Peta Provinsi Sumatera Utara
Secara admnistratif, wilayah Kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah barat, sebelah
selatan, dan timur, sepanjang wilayah utaranya berbatasan dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten
Deli Serdang merup kan salah satu daerah yang kaya dengan su mber daya alam SDA. Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara
geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah ya ng kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli
Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan
kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan
Universitas Sumatera Utara
53 barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri ekspor-impor.
Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini
dan selain itu untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal
dengan nama Medan Kanal Timur.
4.1.3. Kota Medan Secara Demografis
Berdasarkan data kependudukan Tahun 2012 penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.121053 jiwa, dengan jumlah penduduk wanita lebih
besar dari pria. Sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan
merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang memiliki potensi kepadatan penduduk yang sangat besar.
Penduduk kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman plural adapt istiadat. Adapun berbagai
etnis mayoritas yang berada di kota Medan adalah : 1. Suku Jawa
2. Suku Tiongha 3. Suku Minangkabau
4. Suku Aceh 5. Suku Batak
Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi, kota Medan pada saat ini juga sedang
mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses
Universitas Sumatera Utara
54 pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi
menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah
perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan social ekonominya, di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi
tingkat kematian
.
Dalam kependudukan dikenal dengan istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat
kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor,
antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi.
Penurunan tingkat kematian disebabkan karena membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan
penduduk sudah mulai menurun. Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian
sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah kecuali komponen kependudukan lainnya umumnya
menggambarkan berbagai berbagai dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran
fertilitas
dan tingkat kematian
mortalitas
, meningkatnya arus perpindahan antar daerah migrasi dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik
commuters
, mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.
Universitas Sumatera Utara
55
4.1.4 Kota Medan Secara Kultural
Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis, dan agama. Oleh karenanya,
budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai
–nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi, dan
sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian
daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di
kota Medan. Selain wisata alam, Kota Medan juga kaya akan objek wisata sejarah,
pendidikan, serta tempat liburan yang modern. Semuanya tersaji secara lengkap di kota ini. Tidak hanya itu, kuliner khas kota Medan juga akan memanjakan lidah
Anda dengan resep-resep khasnya yang akan membuat Anda ketagihan. Jalur- jalur transportasi baik dari darat, perairan, dan udara untuk menuju tempat-tempat
wisata juga selalu mengalami pengembangan dan perbaikan demi menciptakan kota Medan yang ramah akses. Layanan dan fasilitas umum pun tersebar dan akan
semakin memudahkan Anda dalam memenuhi setiap kebutuhan selama berlibur. Banyak tempat wisata yang dapat di kunjungin di kota Medan baik berupa
pemandangan, tempat bersejarah dan lain-lain adapaun beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungin adalah :
1. Tjong A Fie Mansion 2. Istana Maimun
Universitas Sumatera Utara
56 3. Gedung Balai Kota Lama
4. Menara Air Tirtanadi 5. Titi Gantung yaitu sebuah jembatan di atas rel kereta api
6. Gedung London Sumatera Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu
primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan
dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara agar menjaga keanekaragaman baik dalam segi suku, etnis dan agama yang berada dalam kota
Medan agar tetap saling terjaga dan harmonis satu sama lain.
4.1.5. Kota Medan Secara Ekonomi
Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan PDRB, membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,
dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan
increasing retunrn to scale
relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa
semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan
struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi relatif tetap.
Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya
dalam komposisi permintaan agregat produksi dan pengangguran faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
57 produksi, seperti tenaga kerja dan modal yang diperlukan guna mendukung
proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada
kondisi harga berlaku tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar
26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub
sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen.
Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70
persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing- masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2010 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan terjadi peningkatan
sebesar 6,56 persen terhadap tahun 2009. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06 persen, sektor
pertanian 4,18 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen, sektor industri 1,71 persen, dan penggalian tumbuh 0,46
persen. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku
Universitas Sumatera Utara
58 tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000
sebesar Rp. 33,43 triliun. Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2012 sebesar 6,56
persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan sebesar 2,20 persen Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85 persen, sektor
bangunan 0,91 persen, sektor jasa-jasa 0,76 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor industri 0,25 persen, sektor pertanian 0,10
persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 0,07 persen dan sektor pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan 0,90 persen.
Berdasarkan sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2012 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai
36,20 persen, disusul oleh ekspor neto 30,53 persen ekspor 50,82 persen dan impor 20,29 persen, pembentukan modal tetap bruto 20,61 persen, konsumsi
pemerintah 9,54 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64 persen. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp. 52,79
juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.
4
.
1.6 Kota Medan Secara Sosial
Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, budaya, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor
penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana
vital bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya,
demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah
Universitas Sumatera Utara
59 satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi
dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender
dan kondisi lingkungan. Bidang sosial budaya Pemko Medan telah membuat sebuah pembangunan
bangunan dan pelestarian lingkungan cagar budaya serta disamping itu tetap menjaga dan melestarikan kawasan dan benda - benda bernilai sejarah dan
mengikuti program penataan dan pelestarian kota pusaka P3kp sebagai wujud komitmen daerah. karena karena sesuai dengan Undang undang nomor 11 tahun
2010 tentang cagar budaya dimana cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa. Pemko Medan merupakan kota Metropolitan yang tidak melupakan
sejarah http:pemkomedan.go.idnewhal-sejarah-kota-medan.html diakses pada tanggal 20 Juni 2014 pukul 15.50.
4.2.
Profil Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota Medan
Dinas Komunikasi Dan InformatikaKota Medan beralamat di Jalan Sidorukun No. 35 Medan dengan No. Telp: 061-6611410
– Fax 061=6611410. Alamat webnya adalah http:www.pemkomedan.go.id. Kemudian e-mailnya
adalah kominfopemkomedan.go.id.
4.2.1. Bentuk, Susunan dan Bagan Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan yang terdiri dari 1 satu Eselon IIb, 1 satu Eselon IIIa, 4 empat Eselon IIIb dan
15 lima belas Eselon IVa, dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsinya, serta tata kerjanya di Lingkungan Dinas Komunikasi dan InformatikaKota Medan
dapat dilihat dalam Susunan Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Universitas Sumatera Utara
60 Medan yang telah terstruktur dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah
dibentuk. Susunan struktur Organisasi yang terstruktur tersebut berdasarkan data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medanadalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas 2. Sekretariat
3. Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik 4. Bidang Pos dan Telekomunikasi
5. Bidang Teknologi 6. Bidang Data
7. Sub Bagian Umum 8. Sub Bagian Keuangan
9. Sub Bagian Penyusunan Program 10. Seksi Komunikasi Sosial
11. Seksi Penyiaran 12. Seksi Media Luar Ruang dan Mobil Unit
13. Seksi Pos 14. Seksi Telekomunikasi
15. Seksi Spektrum Frekwensi Radio dan Standarisasi 16. Seksi Pengembangan Teknologi Informasi
17. Seksi Perawatan Teknologi Informasi 18. Seksi Operasional Kerjasama Sistem Informasi
19. Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data 20. Seksi Monitoring dan Evaluasi
21. Seksi Data Keluaran
Universitas Sumatera Utara
61 Guna melaksanakan tugas dan fungsi dan tata kerja di Lingkungan Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Medan, maka dapat dilihat dalam Susunan Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan terdiri dari :
1. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
2. Sekretaris, membawahi :
a Kepala Sub.Bagian Umum b Kepala Sub.Bagian Keuangan
c Kepala Sub.Bagian Penyusunan Program 3.
Kepala Bidang Komunikasi Media Cetak dan Elektronik, membawahi : a Kepala Seksi Penyiaran
b Kepala Seksi Komunikasi Sosial c Kepala Seksi Media Luar Ruang dan Mobil Unit
4. Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi, membawahi :
a Kepala Seksi Pos b Kepala Seksi Komunikasi
c Kepala Seksi Spektrum Frekwensi Radio dan Standarisasi 5.
Kepala Bidang Teknologi Informasi, membawahi : a Kepala Seksi Pengembangan Teknologi Informasi
b Kepala Seksi Perawatan Teknologi Informasi c Kepala Seksi Operasional Kerjasama Sistem Informasi
6. Kepala Bidang Data, Membawahi :
a Kepala Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data b Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi
c Kepala Seksi Keluaran
Universitas Sumatera Utara
62 Penyelenggaraan urusan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
tidak terlepas dari kualitas SDM Aparatur penyelenggaran SDM aparatur yang memiliki integritas kompetensi akan lebih banyak mempengaruhi daya guna dan
hasil guna penyelenggara urusan ini yang selaras dengan harapan masyarakat.Profil SDM aparatur Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
berdasarkan. Struktur Pegawai Menurut PangkatGolongan Ruang.
Tabel 4.1 Jumlah Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Medan
Berdasarkan Pangkat No.
PangkatGol.Ruang Jumlah Orang
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
IV-c IV-b
IV-a IIId
IIIc IIIb
IIIa IId
IIc IIb
IIa 1
1 1
15 -
7 5
1 4
2 6
Jumlah 43
Sumber: Profil Dinas Kominfo Kota Medan 2015
Universitas Sumatera Utara
63 Berdasarkan pangkat dan golongan, sebagian besar PNS yang dimiliki
Dinas Kominfo Kota Medan adalah golongan IV sebanyak 3 orang 6, golongan III sebanyak 27 orang 64, sementara golongan II sebanyak 13 orang
30 dari gambaran tabel diatas terlihat dibutuhkan penambahan pegawai golongan II.
Tabel 4.2 PNS Dilihat Dari Komposis Jabatan Struktural Dan Fungsional
No Uraian
Jumlah
1 2
3 3
4 Eselon II-b
Eselon III-a Eselon III-b
Eselon IV-a Fungsional
1 1
4 15
-
Jumlah 21
Sumber: Profil Dinas Kominfo Kota Medan 2015
A. Struktur Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
a. Strata Dua S2:
Magister Manajemen MM : 1 orang Magister MSi : 1 orang
Magister Administrasi Publik MAP : 1 orang Magister Bisnis MHB : 1 orang
Universitas Sumatera Utara
64
b. Strata Satu S1:
Sarjana Ilmu Komputer : 2 orang
Sarjana Sospol Ilmu Komunikasi Sarjana Sospol Ilmu Administrasi
I A I N Da ‟wah Komunikasi
Sarjana Tehnik Tehnik Sipil Sarjana Sastra Bahasa Indonesia
Sarjana Ekonomi Manajemen Sarjana Pertanian
Sarjana Hukum : 2 orang
: 4 orang : 1 orang
: 1 orang : 2 orang
: 4 orang : 1 orang
: 4 orang
c. Diploma Tiga D3: