103 b.
Kurangnya kesadaran pemilik warnet untuk mematuhi peraturan ini dan kurangnya peran serta masyarakat untuk secara bersama mengawasi
pelanggaran yang dilakukan oleh pemilik warnet.
5.2.2 Informan Utama Pemilik Warnet Yang Memiliki Izin Usaha
Nama : Hendri
Usia : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jln. Karya Wisata
Bang Hendri merupakan seorang pemilik warnet yang berada di Jln. Karya Wisata, warnet Bang Hendri sudah berdiri sejak tahun 2010. Alasan peneliti
memilih warnet Bang Hendri sebagai salah satu warnet yang dijadikan tempat penelitian dikarenakan peneliti sering bermain di warnet milik Bang Hendri,
dengan alasan kedekatan itulah peneliti merasa mudah untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan pelaksaan peraturan perizinan usaha warnet yang
sedang peneliti. Peneliti datang ke warnet Bang Hendri sekitar pukul 20.30, karena pada
waktu tersebut Bang Hendri sedang santai dan menjadi operator warnet. Kedatangan peneliti disambut dengan ramah seperti biasanya, peneliti langsung
menghampiri Bang Hendri dan mengutarakan masksud kedatangan peneliti bukan untuk bermain seperti biasanya, namum meminta kesedian Bang Hendri untuk
Universitas Sumatera Utara
104 diwawancarai oleh peneliti seputar peraturan perizinan usaha warnet. Bang Hendri
dengan nada yang ramah menyatakan kesediaanya untuk diwawancarai oleh peneliti.
Awal pertanyaan peneliti dimulai dengan menanyakan standarisasi kelayakan warnet berupa aspek keamanaan dan kenyamanan, Bang Hendri
Menjawab “
Kalau program dikomputer abang ga asli dek, mahal kali soalnya beli yang ori, situs porno dan jdui onlie udah abang blok dari servernya gataulah
kalau ada situs yang masih bisa dibuka, orang-orang warnet ini pintar kalau buka-buka situs kaya gitu kalau ketahuan abang tegur, file dikomputer abang
standar dek kau kan seirng lihat disini mana ada yang aneh-ane
h” Berdasarkan pernyataan Bang Hendri diketahui bahwa standarisasi
kelayakan dan kenyamaan cukup terpenuhi kecuali penggunaan applikasi yang tidak berlisensi disebabkan oleh mahalnya biaya pembeliaan applikasi
berlisensioroginal, Bang Hendri juga menjelaskan bahwa situs porno dan judi online sudah diblok melalui server walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa masih
ada situs yang dapat diakses oleh pelanggan warnet, dalam hal ini bang Hendri menegur pelanggan warnet yang membuka situs tersebut. Peneliti melakukan
observasi terkait ketersediaan kamar kecil, tempat pembuangan sampah, saluran pembuangan limbah dan penerangan dimalam hari, hasil observasi yang peneliti
lakukan dapat diketahui bahwa warnet milik Bang Hendri sudah memenuhi standar kelayakan tersebut.
Peneliti kemudian menanyakan kepada Bang Hendri mengenai standar kelayakan warnet dari segi aspek tanggungjawab sosial pemilik warnet, tanggung
jawab sosial tersebut berupa aturan mengenai jam operasional dan aturan
Universitas Sumatera Utara
105 mengenai anak sekolah bermain pada jam pelajaran, Bang Hendri merespon,
“
Kita buka 24 jam, ga pernah kau main paket malam ya? Anak sekolah abang larang cabut ke sini, abang suruh lah ganti baju asal jangan pake seragam
sekolah, kasihan lah masih kecil uda kayak git
u”. Berdasarkan penuturan Bang Hendri menjelaskan bahwa aspek
tanggungjawab sosial sudah dilakukan dengan baik, ditandai dengan pernyataan Bang Hendri melarang pelajar bermain di warnet pada jam pelajaran sekolah,
menyuruh pelajar untuk tidak bermain di warnet dengan mengenakan seragam sekolah dan mengganti seragam terlebih dahulu, namun Bang Hendri tidak
mematuhi aturan mengenai larangan warnet yang beroperasi selama 24 jam. Wawancara peneliti dengan Bang Hendri selanjutnya mengenai surat izin
usaha yang dimiliki, pengetahuan tentang adanya peraturan walikota ini dan bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Diskominfo, Bang Hendri menjawab,
“
Abang tau peraturan tentang warnet ada tapi gatau isinya entah apa, surat izin usaha yang dari Diskom kan? Kalau yang itu abang ada itu yang nempel
disamping kulkas, kemaren abang tau kalo ngurus surat izin usaha warnet ini dari Facebook ada postingannya kemaren, dari surat rekomendasi itulah abang
tahu kalau ada peraturan ini tapi gatau abang ntah apa isinya
”
.
Berdasarkan pernyataan Bang Hendri, dapat diketahui bahwa bentuk sosialiasi yang dilakukan oleh Diskominfo melalui media sosial yaitu
Facebook,
Bang Hendri juga menyatakan mengetahui adanya peraturan ini tapi tidak mengetahui isi peraturan.
Wawancara selanjutnya yang peneliti lakukan dengan Bang Hendri untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi pada saat mengurus surat izin usaha warnet,
Universitas Sumatera Utara
106 Bang Hendri menjawab,
“G
a susah kok ngurusnya, paling cuma ngisi formulir sama ngelengkapin berkas aja, yang susa h itu negosiasi hargany
a”, Bang Hendri melalui kutipan wawancara tersebut menyatakan bahwa tidak menghadapi
kesulitan pada saat mengurus surat izin rekomendasi usaha warnet dari Diskominfo, dari pernyataan Bang Hendri tersebut peneliti mendapatkan temuan
tentang negoisasi harga, untuk mengetahui maksud dari negosiasi harga tersebut peneliti menanyakan kepada Bang Hendri, Bang Hendri menjawab,
“
iya negosiasi harga lah, kemaren kalau ga salah abang bayar 800 ribu untuk lima belas com
buat ngurus surat izin usahanya, tapi orang Diskominfonya minta lebih, abang minta tolong ajalah cuma itu uang yang abang punya
. Hasil wawancara diatas menyatakan bahwa pembayaran yang dimaksud
adalah pembayaran yang seharusnya dibayarkan ke BPPT untuk melakukan pengurusan surat izin usaha, karena untuk mengurus surat rekomendasi izin usaha
warnet dari Dikominfo tidak dikenakan biaya alias gratis, hal ini menunjukan adanya oknumpegawai yang mengadakan pungli di Diskominfo. Selanjutnya
peneliti menanyakan apakah mengapa Bang Hendri tidak mengurus surat izin usaha ke BPPT, Bang Hendri menjawab,
“
Abang gatau kalo harus ngurus lagi ke kantor perizinan, selama ini gada masalah kok kan uda bayar ke Diskominfo
”, dari pernyataan Bang Hendri dapat diketahui bahwa hanya dengan memiiliki surat
rekomendasi izin usaha dari Diskominfo sudah merasa aman. Peneliti kemudian menanyakan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
Diskominfo dalam melaksanakan peraturan ini, Bang Hendri merespon “
Diskominfo pernah datang kesini siang pernah malam juga pernah, setahun dua kali lah, cuma nanya surat izin usaha aja, abang kasih tunjuk surat izin
Universitas Sumatera Utara
107
rekomendasi yang itu, habis itu orang itu pergi, terus palingan ditegor aja kalo buka uda larut mala
m”
.
Dapat diketahui bahwa kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Diskominfo menurut penuturan Bang Hendri memeriksa surat izin
rekomendasi warnet dan memberikan teguran untuk tidak beroperasi melewati batas jam operasional yang ditentukan.
Wawancara peneliti selanjutnya dengan Bang Hendri untuk mengetahui apakah Bang Hendri mengetahui sanksi yang dikenakan jika melanggar peraturan
ini, Bang Hendri menjawab, “
Pernah abang dengar kalau ketahuan gak blokir situs porno atau ga punya izin usaha koneksi internet diputus, cuma itu aja yang
abang tahu
”
,
dari jawaban Bang Hendri dapat diketahui bahwa informan utama setidaknya mengetahaui sanksi yang diberikan jika melanggar peraturan ini, yaitu
sanksi pencabutan koneksi internet. Peneliti kemudian menanyakan tanggapan Bang Hendri mengenai
peraturan ini, “
Peraturan ini memberatkan pemilik warnet, abang gak setuju sama penggunaan applikasi harus orginal atau lisensi-lisensi itu terus juga mahal kali
biaya beli yang original, kalau disediakan kami mau, terus larangan jam operasional itu lagi, kebanyakan pelanggan anak muda main malam, kalau kita
tutup dan mengusir mereka tak mungkin namanya juga bisnis, pengahasilan juga berkurang
”
,
ujar Bang Hendri. Pernyataan yang disampaikan oleh Bang Hendri menunjukan sikap tidak menyetujui peraturan ini, secara khusus menolak aturan
penggunaan applikasi berlisensi dikarenakan biaya yang mahal dan juga menolak aturan mengenai jam operasional warnet disebabkan masalah bisnis dan
pengahasilan.
Universitas Sumatera Utara
108 Nama
: Anton Sagala Usia
: 30 tahun Jenis kelamin
: Laki-laki Agama
: Kristen Suku
: Batak Alamat
: Jln Jamin Ginting, Padang Bulan Infroman kedua yang peneliti teliti bernama Anton Sagala atau biasa
sering peneliti panggil dengan panggilan Bang Ton. Bang Anton merupakan pemilik Warnet Barton Net yang berlokasi di Padang Bulan. Warnet Barton sudah
berdiri sejak tahun 2009. Alasan peneliti kenapa memilih warnet Bang Anton sebagai tempat penelitian diakarenakan peneliti sering bermain
game online
di warnet Bang Anton selepas pulang kuliah. Peneliti dan Bang Anton sudah saling
mengenal satu dengan yang lain, oleh karena itu peneliti merasa akan mudah melakukan proses wawancara serta mendapatkan informasi.
Seperti biasa peneliti datang ke Barton Net pada sore hari, sekitar pukul 16.30 karena pada jam tersebut Bang Anton sedang berada di warnet, kemudian
peneliti masuk kedalam warnet dan menemukan Bang Anton sedang asik duduk didepan layar komputer operator. Peneliti selanjutnya menghampiri Bang Anton
dan menerangkan maksud dan tujuan peneliti pada saat itu. Bang Anton kemudian menyatakan kesedianya untuk di wawancarai oleh peneliti.
Awal pertanyaan peneliti dimulai dengan menanyakan standarisasi kelayakan warnet berupa aspek keamanaan dan kenyamanan yang dimiliki oleh
warnet Bang, “
Bajakan semua program-program kita bro, yang a sli mana terbeli, bisa sampe jutaan beli yang asli, kalau situs porno sama judi abang blokir kan
Universitas Sumatera Utara
109
kau tahu, ga pernah kau coba rupanya...ha...ha..ha
,
tapi tetap ajanya ada situ- situs yang lolos dari blockiran
” ujar Bang Anton. Berdasarkan pernyataan Bang Anton diketahui bahwa standarisasi kelayakan dan kenyamaan cukup terpenuhi
kecuali penggunaan applikasi yang tidak berlisensi disebabkan oleh mahalnya biaya pembeliaan applikasi berlisensioriginal yang bisa mencapai jutaan rupiah,
Bang Anton juga menjelaskan bahwa situs porno dan judi
online
sudah diblokir walaupun tidak memungkiri bahwa masih adanya situs yang dapat lolos dari
blokiran. Peneliti melakukan observasi terkait ketersediaan kamar kecil, tempat pembuangan sampah, saluran pembuangan limbah dan penerangan dimalam hari,
hasil observasi yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa warnet milik Bang Anton sudah memenuhi standar kelayakan tersebut.
Peneliti kemudian menanyakan kepada Bang Anton mengenai standar kelayakan warnet dari segi aspek tanggungjawab sosial pemilik warnet, tanggung
jawab sosial tersebut berupa aturan mengenai jam operasional dan aturan mengenai anak sekolah bermain pada jam pelajaran, Bang Anton menjawab,
“
Kita buka 24 jam
,
Warnet game onlie rata-rata di Padang Bulan ini buka 24 jam semua, cemanalah saingan, paket malam pun lebih murah bro, kalo cabut sekolah
main kesini ga abang kasih ,kalau uda siang sekitar jam sebelasan gitu baru abang kasih main
”. Berdasarkan hasil pernyataan Bang Anton menjelaskan bahwa aspek
tanggungjawab sosial sudah dilakukan dengan baik, ditandai dengan pernyataan Bang Anton yang melarang pelajar cabut sekolah bermain di warnet sebelum
lewat jam sebelas siang, namun Bang Anton tidak mematuhi aturan mengenai larangan warnet yang beroperasi selama 24 jam.
Universitas Sumatera Utara
110 Wawancara peneliti dengan Bang Anton selanjutnya mengenai surat izin
usaha yang dimiliki, pengetahuan tentang adanya peraturan walikota ini dan bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Diskominfo, Bang Anton menjawab,
“
Surat izin usaha abang dari Dinas Kominfo, kemaren taunya pas ada spanduk di Kelurahan tentang pengurusan surat izin usaha ini
,
abang tau adanya ada peraturan ini tapi abang gak setuju banyak kok warnet-warnet lain yang
melanggar peraturan ini terutama jam operasional warnet sama jam penggunaan applikasi berlisensi itul
a”. Berdasarkan pernyataan Anton, dapat diketahui bahwa bentuk sosialiasi
yang dilakukan oleh Diskominfo melalui spanduk yang berada dikeluarahan
,
Bang Anton juga menuturkan mengetahui adanya peraturan ini tapi tidak menjalankan isi peraturan.
Wawancara selanjutnya yang peneliti lakukan dengan Bang Anton untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi pada saat mengurus surat izin usaha warnet,
Bang Hendri menjawab, “
Pas di Dikominfo ga susah kok ngurusnya, cuma ngisi formulir sama negelengkapin berkas aja bro
”
,
Bang Anton melalui kutipan wawancara tersebut menyatakan bahwa tidak menghadapi kesulitan pada saat
mengurus surat izin rekomendasi usaha warnet dari Diskominfo. Peneliti kemudian menanyakan kepada Bang Anton mengenai pungutan
liar yang dilakukan oleh Diskominfo dan mengapa Bang Anton tidak mengurus surat izin usaha ke BPPT,
“
Kemaren Abang bayar ke Diskominfo 700 itupun nego-negolah, abang gatau ngurus surat izin usaha ke BPPT karena selama ini
gak ada masalah kok
,” ujar Bang Anton. Pernyaataan Bang Anton tersebut
Universitas Sumatera Utara
111 mendukung pernyataan informan sebelumnya Bang Hendri bahwa adanya
praktik pungli yang dilakukan oleh Diskominfo. Peneliti kemudian menanyakan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
Diskominfo dalam melaksanakan peraturan ini, Bang Anton merespon “
Pernahlah orang dinas datang kemari, siang pernah malam juga pernah. Orang itu ngecek surat izin usaha abang aja, abang kasih tunjuk surat rekomendasi izin
warnet dari orang itu aja gpp kok, pas datang malam hari itu cuma ditegur aja supaya ga buka lewat tengah malam, terus pergi orang itu.
Dapat diketahui bahwa kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Diskominfo menurut penuturan
Bang Anton memeriksa surat izin rekomendasi warnet dan memberikan teguran untuk tidak beroperasi melewati batas jam operasional yang ditentukan.
Wawancara peneliti selanjutnya dengan Bang Anton untuk mengetahui apakah Bang Anton mengetahui sanksi yang dikenakan jika melanggar peraturan
ini, Bang Hendri menjawab, “
Abang tau sanksinya, paling parah memang kalo gak punya surat izin usaha rekomendasi izin warnet sama ketauan ada situs atau
file porno di komputer, itu langsung dicabut surat izin usahanya terus diputuskan koneksi internetnya
”
,
dari jawaban Bang Hendri dapat diketahui bahwa adanya informan utama setidaknya mengethaui sanksi yang diberikan jika melanggar
peraturan ini, yaitu sanksi pencabutan koneksi internet. Peneliti kemudian menanyakan tanggapan Bang Anton mengenai
peraturan ini, “
Gak setujulah sama peraturan ini, program yang berlisensi itu mahal kali, apalagi jam operasional warnet, kalau warnet ada jam
operasionalnya harusnya rental PS pun ditutup lah malam, banyak juga nya orang begadang di PS, pelanggan banyak yang minta tetap buka 24 jam,
Universitas Sumatera Utara
112
harusnya ada aturan yang lebih rinci lagi mengenai jam operasional warnet ini, entah kalau mau begadang harus orang dewasa kayak gitu kan enak,
jawab Bang Anton. Hasil kutipan wawancara menegaskan bahwa Bang Anton tidak
menyetujui keberadaan peraturan ini, secara khusus mentitik beratkan kepada applikasi berlisensi yang mahal kemudian jam larangan warnet beroperasi. Bang
Anton juga mengatakan ketidakadilan peraturan ini dengan membandingkan dengan tidak adanya peraturan jam operasional rental PS.
Pemilik Warnet yang Tidak Memiliki Izin Usaha
Nama : Waskito
Usia : 46 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jln. Karya Wisata
Informan utama selanjutnya merupakan pemilik warnet yang tidak memiliki izin usaha, bernama Bapak Waskito. Warnet yang didirikan Bapak
Waskito terletak di Jalan Karya Budi, Kelurahan Gedung Johor. Peneliti mengetahui warnet Bapak Waskito tidak memiliki izin usaha dari teman peneliti
yang bertetanggan dengan beliau. Warnet Bapak waskito berada di rumah beliau, tempatnya lebih mirip seperti garasi mobil yang berukuran cukup besar memuat
10 set komputer.
Universitas Sumatera Utara
113 Peneliti bertemu dengan Bapak Waskito diantarkan oleh teman peneliti
malam hari sektiar pukul 20.00. Peneliti memperkenalkan diri dan kemudian mengutarakan maksud dan tujuan peneliti, selanjutnya Bapak Waskito
mengizinkan peneliti untuk melakukan wawancara dengan beliau. Awal pertanyaan peneliti terhadap Bapak Waskito untuk mengetahui
standarisasi kelayakan dari segi apsek keamanaan dan kenyaman warnet milik Bapak Waskito, Bapak Waskito menjawab,
“
Program komputer di warnet saya bajakan, mahal kalau beli yang asli dek, kalau situs porno sa ma judi udah saya
blokir, penerangan sudah cukup memadai, tempat sampah disitu, kamar kecil masuk aja kedalam rumah, namanya usaha rumahan dek, Bapak buat warnet
disini supaya kalau anak-anak mau main warnet bisa diawasi
” dari pernyataan Bapak
Waskito dapat diketahui
bahwa mahalnya
biaya pemasangan
programapplikasi komputer, beliau juga menuturkan tidak terdapat situs porno, situs judi online dan file-file di dalam setiap komputer warnet yang dimilikinya.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di warnet milik Bapak Waskito sudah menjalankan peraturan ini dengan baik dari segi aspek keamanan dan
kenyamanan. Peneliti kemudian menanyakan kepada Bapak Waskito mengenai standar
kelayakan warnet dari segi aspek tanggungjawab sosial, “
Saya melarang keras anak-anak cabut sekolah kesini, warnet ini buka jam sepuluh pagi tutupnya jam
sebelas malam paling lama
”, dari pernyataan Bapak Waskito menjelaskan bahwa warnet milik Bapak Waskito sudah memenuhi standarisasi kelayakan warnet dari
segi apsek tanggungjawab sosial, hal ini ditandai dengan larangan yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
114 kepada pelajar untuk bermain pada jam pelajaran dan jam operasional warnet
yang buka pada pukul sepuluh pagi sampai dengan pukul sebelas malam. Wawancara selanjutnya peneliti dengan Bapak Waskito untuk mengetahui
apakah Bapak Waskito memilki surat izin usaha dan mengetahui adanya peraturan walikota ini,
“
Gak punya bapak surat izin usaha, warnet rumahanya ini dek, saya juga gak tahu kalo ada peraturan undang-undangnya, tapi kalau larangan-
larangan situs porno itu bapak tahu da ri orang-orang
”, ujar Bapak Waskito. Pernyataan Bapak Waskito menjelaskan bahwa usaha warnet milik beliau tidak
mengantongi surat izin usaha dengan alasan berada di dalam rumah , beliau juga mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui adanya peraturan tentang perizinan
usaha warnet, namun mengetahui adanya larangan tentang situs porno. Berdasarkan pernyataan beliau dapat diketahui bahwa tidak sampainya proses
sosialisasi yang dilakukan oleh Diskominfo.
ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil wawawancara yang telah dilakukan peneliti dengan informan utama yang memilki izin usaha izin rekomendasi yaitu Bang Hendri
dan Bang Anton serta pemilik Warnet yang tidak memiliki izin usaha Bapak Waskito dapat diketahui bahwa terdapat kesamaan informasi, hal ini sudah
cukup menguatkan data yang peneliti perlukan untuk mengambil analisis. Melalui wawancara dengan ketiga informan utama diatas dapat penulis dapat mengetahui
hal-hal sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
115 1.
Proses Sosialisasi Peraturan Diskominfo telah melakukan sosialisasi dengan dengan cukup baik. Hal
ini ditandai dengan pernyataan kedua Informan utama yang memiliki surat rekomendasi izin usaha warnet menyatakan mengetahui peraturan ini
melalui media sosial Bang Hendri dan juga mengetahui secara langsung dari petugas Diskominfo serta melalui spanduk di Kecamatan Bang
Anton, namun Bapak Wasktito yang tidak memilki surat izin usaha mengatakan bahwa sosialisasi tidak sampai kepadanya.
2. Pengurusan Surat Izin Usaha
Proses pengurusan surat izin rekomendasi usaha melalui Diskominfo berdasarkan pernyataan informan utama diatas cukup mudah. Kedua
informan utama memilki surat izin usaha dari Diskominfo, tetapi tidak mengurus surat izin usaha ke BPPT, disebabkan dengan menunjukan surat
rekomendasi izin usaha warnet sudah dapat lolos dalam pengawasan yang dilakukan oleh Diskominfo.
3. Standarisasi Kelayakan Warrnet
a. Aspek Keamanan dan Kenyamanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga informan utama dapat diketahui sudah cukup memenuhi syarat aspek keamanan dan
kenyamanan, hal ini juga didukung dengan observasi yang peneliti lakukan di warnet informan, namun untuk penggunaan applikasi berlisensi pemilik
warnet tidak memenuhi syarat tersebut dengan alasan mahalnya biaya pemasangan applikasi berlisensi.
Universitas Sumatera Utara
116 b.
Aspek Tanggungjawab Sosial Pemilik warnet yang memiliki surat izin usaha sudah cukup mematuhi
peraturan ini, ditandai dengan tidak mengizinkan anak sekolah cabut pada jam pelajaran, tetapi tidak mematuhi aturan jam operasional dan buka
selama 24 jam dikarenakan persaingan bisnis dan tidak adanya sanksi tegas yang dilakukan oleh Diskominfo, Diskominfo hanya melakukan
peneguran saja. Berbeda dengan pemilik warnet yang tidak memiliki izin usaha, Bapak Waskito mematuhi peraturan ini walaupun tidak mengetahui
larangan tersebut. 4.
Pengawasan dan Pemibanaan Oleh Diskomifo Diskominfo tidak melakukan pengawasan dan pembinaan dengan baik, hal
ini ditandai dengan pernyataan kedua informan utama yang menyatakan bahwa petugas Diskominfo hanya melakukan pengawasan sebanyak 2 kali
dan hanya melakukan pemeriksaan surat izin usaha dan memberikan teguran ringan tanpa melakukan pemeriksaan menyeluruh.
5. Temuan Pungutan Liar
Berdasarkan pernyataan Bang Anton dan Bang Hendri yang memilki surat rekomendasi izin usaha warnet, pengurusan surat izin usaha warnet hanya
dilakukan melalui Dinas Kominfo, pembayaran pengurusan izin usaha tidak dibayarkan kepada BPPT, harga yang di tetapkan beragam tidak ada
kepastian, infroman utama mengatakan bahwa harga dapat dinegosiasikan, dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa adanya pungutan liar yang
dilakukan oleh staff Dikskominfo. Temuan padanya pungutan liar ini
Universitas Sumatera Utara
117 diperkuat juga dengan adanya artikel yang memuat tentang pungli yang
dilakukan oleh Diskominfo, dalam artikel tersebut dikutip wawancara denga pemilik warnet yang hendak mengurus surat izin usaha, sebgai
berikut, “
Awalnya, petugas dari Dinas Kominfo Medan datang ke usaha warnet saya mempertanyakan izin usaha warnet dan meminta untuk
segera mengurusnya ke Dinas Kominfo Medan, dengan melengkapi persyaratan keterangan kepling dan lurah tempat tinggal saya, tetapi
begitu saya minta agar surat rekomendasinya dikeluarkan staf Dinas Kominfo meminta dana sebesar Rp600 ribu untuk mendapatkan
rekomendasi teknis tersebut, ternyata staf Dinas Kominfo itu tak mau dengan alasan sebagai uang operasional petugas Dinas Kominfo Medan
di l
apangan.” http:sumutpos.copengusaha-warnet-dipungli-wali-kota-
marah-kadis-ngaku-gratis diakses pada tanggal 3 Juli 2015 pada pukul 18.30.
5.2.3 Informan Tambahan