Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB

68 digerakkan oleh sektor jasa-jasa terutama sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Dominasi sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan membuat perekonomian DKI jakarta rentan terhadap gejolak yang timbul di sektor keuangan moneter maupun fiskal. Oleh karenanya, pada saat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 jakarta menjadi daerah yang paling merasakan dampaknya. Dan menurut komponen penggunaan, nilai tambah di jakarta tercipta karena konsumsi masyarakat yang didorong pembentukan modal dan permintaan luar jakarta ekspor neto. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, selama delapan tahun terakhir perekonomian DKI Jakarta perlahan terus menunjukkan kecenderungan meningkat.

2. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB

PDRB adalah indicator yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi perekonomian suatu wilayah dalam tingkat propinsi kabupaten dan PDB untuk tingkat nasional. Dalam penelitian ini, PDRB yang digunakan adalah PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000, yaitu semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi yang ada diwilayah tersebut. Dalam perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2009 nilai PDRB memiliki peran yang cukup berpengaruh, sehingga menciptakan nilai tambah sekitar 16 persen dari PDRB DKI Jakarta. Bila dilihat menurut PDRB, sekitar 50 persen nilai tambah di Jakarta tercipta karena konsumsi masyarakat. Sementara yang didorong oleh pembentukan modal tetap bruto 69 sekitar 33 persen, dan yang disebabkan oleh permintaan luar Jakarta ekspor neto sekitar 30 persen. Fluktuasi laju perkembangan PDRB DKI Jakarta dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.1 Perkembangan PDRB Berdasarkan Harga konstan 2000 Periode 1987-2009 Sumber : Indikator Ekonomi DKI Jakarta BPS Berdasarkan pada gambar 4.1 dikatakan bahwa perkembangan PDRB mengalami peningkatan tiap tahunnya dimulai dari tahun 1987 PDRB terus mengalami kenaikan hingga pada tahun 1997 pendapatan produk regional bruto mencapai angka Rp. 265.529.501,00 namun pada tahun 1998 jakarta mengalami krisis moneter sehingga terjadi penurunan nilai PDRB pada tahun tersebut menjadi Rp. 219.089.230,00. Pertumbuhan ekonomi pun turun sekitar -17,49 persen dan tahun-tahun berikutnya Jakarta mengalami penurunan yaitu pada tahun 1999 jakarta hanya tumbuh sekitar -0,29 persen 70 namun dari sisi pertumbuhan ekonomi, selama delapan tahun terahir perekonomian DKI Jakarta secara perlahan terus menunjukan kecenderungan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,5 persen per tahun. Perkembanganya berangsur-angsur dapat terlihat pada tahun 2005-2009, PDRB mengalami kenaikan nilai, tahun 2005 Rp.295.270.545,00 pertumbuhan ekonomi pun terlihat jelas, ekonomi tumbuh sekitar 6,01 persen, pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sedikit melambat 5,95 persen. Namun pada tahun 2007 dampak dari peningkatan harga tersebut mulai berkurang, perekonomian DKI tumbuh lebih cepat, yaitu 6,44 persen. Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 perekonomian DKI Jakarta kembali melambat. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi global yang berawal dari Amerika dan menjalar ke Eropa dan sebagian negara Asia sedikit banyak turut mempengaruhi perekonomian Indonesia, terutama Jakarta, sehingga pada tahun 2009 PDRB mengalami penurunan sekitar 5,01 persen. Krisis ekonomi tersebut terjadi disektor keuangan, dalam hal ini pasar modal. Namun pada sisi perdagangan, menurunnya kinerja perekonomian di negara-negara tujuan ekspor produk DKI Jakarta telah ikut menurunkan produksi sejumlah sektor. 71

3. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK