Uji Stasioneritas Uji Asumsi Klasik

57 berhubungan positif atau negative dan untuk memperediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Metode OLS adalah metode untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan dari setiap observasi terhadap garis tersebut Kuncoro, 2003:216. Menurut Widarjono, 2007:23-25, metode OLS adalah metode mencari nilai residual sekecil mungkin dengan menjumlahkan kuadrat residual. Model dasar dari persamaan estimasi OLS akan dikembangkan menjadi model dinamis dan menaksir variabel dependen berdasarkan Regresi. Sebelum melakukan interprestasi terhadap hasil regresi dari model penelitian yang akan digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap data penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah model tersebut dapat dianggap relevan atau tidak. Pengujian yang dilakukan melalui uiji stasioneritas, uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan multikolinearitas, juga uji statistik yang meiliputi uji signifikansi parameter individu uji statistik t, uji sinifikan simultan uji statistik F, dan uji koefisien determinasi R 2 .

1. Uji Stasioneritas

Menurut Nachrowi 2006:339-340 sebagai mana diketahui bahwa data time series merupakan data sekumpulan nilai suatau variable yang diambil pada waktu yang berbeda. Setiap data ditampilkan secara 58 berkala pada interval waktu tertentu, misalnya : harian, triwulan, tahunan, dan sebagainya. Dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat banyak digunakan. Namun dibalik begitu pentingnya data tersebut, ternyata data time series “menyimpan” berbagai permasalahan yaitu salah satunya masalah atokorelasi. Autokorelasi ini merupakan penyebab yang mengakibatkan data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data distasionerkan maka Autokorelasi akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi adat untuk membuat data yang tidak stasioner menjadi stasioner sama dengan tranformasi data untuk menghilangkan otokorelasi. Dengan kondisi seperti diatas, maka dapat diduga bahwa sangat banyak metode dalam membuat model-model ekonometrika dengan data time series yang mengharuskan kita menggunakan data yang stasioner. Jadi, dapatlah mengerti mengapa stasioneritas menjadi masalah penting dalam analisis data time series. Sekumpulan data yang dinyatakan stasioner jika nilai rata-rata dan varian dari data time series tersebut tidak mengalami perubahan secara sistematik sepanjang waktu, atau sebagian ahli menyatakan rata-rata dan variannya konstan. Uji Unit Root Stasioneritas dapat dilihat dengan menggunakan sebuah uji formal yang dikenal dengan sebutan uji akar unit root atau “Uji Unit Root uji 59 ADF” uji ini merupakan pengujian yang sangat popular, dan dikenalkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller yang disebut Uji Augented Dickey-Fuller ADF test. Nachrowi, 2006:353.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk mengetahui data dalam variable yang akan digunakan dalam penelitian, data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara diantaranya : dengan uji jarque-bera atau Histrogram Normality Test. Suatu variable dikatakan normal jika korelogram pada gambar menunjukan bahwa residual berdistribusi normal Winarno,Wing Wahyu, 2007:816. Hal ini ditunjukan oleh : a. Kurva yang mengikuti bentuk lonceng. b. Nilai statistic jarque-bera memiliki probabilitas yang jauh lebih besar dari pada 0,05 atau 5

b. UJi Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan kesalahan penggangu dari periode tertentu μt berkorelasi dengan kesalahan pengganggu dari periode sebelumnya μt-1. Dalam keadaan ini kesalahan 60 pengganggu telah bebas, tetapi satu sama lain berhubungan. Apabila kesalahan penggangu dari suatu periode waktu t berkorelasi dengan kesalahan-kesalahan penggangu periode sebelumnya waktu t-i, maka terjadi kasus korelasi serial sederhana atau disebut autokorelasi tingkat pertama. Pengujian terhadap autokorelasi dapat diuji breuschh-Godfrey nama lain dari uji BG ini adlah uji langrange multiplier LM test atau pengganda langrange. Apabila probabilitas kesalahan dalam LM test lebih kecil dari = 5 maka terdapat autokorelasi dan apabila probabilitas kesalahan lebih besar dari = 5 maka tidak terdapat autokorelasi, Winarno,Wing Wahyu, 2007:527

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana faktor penggangu tidak memilki varian yang sama Winarno, Wing,Wahyu 2007:5.8. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengetahui masalah heterokedastisitas adalah dengan uji white. Asumsi yang digunakan ialah jika nilai χ 2 hitung ObsR-Squared χ 2 tabel atau variabel penggangu dan persamaan regresi mempunyai varian yang sama maka uji white test tidak memiliki masalah heterokedastisitas. Atau dapat diketahui dengan melihat nilai probablity, jika nilai probability ObsR-Sqauared 0,05 atau α 5, maka tidak terdapat masalah heterokedastisitas. 61

d. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya kondisi adanya hubungan linear antar variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikoleniaritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana yang terdiri atas satu variable dependen dan satu variable independen, Winarno, Wing Wahyu, 2007:51. Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antara variabel independen. Kondisi terjadinya multikolinearitas dapat ditunjukkan dengan berbagai informasi berikut, yaitu : 1 Nilai R 2 tinggi, tapi variabel independen banyak yang tidak signifikan. 2 Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel independen. Apabila koefisiennya rendah maka tidak terdapat multikolinearitas. 3 Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi ini dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel, sebagai variabel dependen dan variabel independen lain tetap diperlakukan sebagai variabel independen. Pengujian Multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan metode deteksi Klien, yaitu dengan membandingkan koefisien determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi model regresi aslinya. Jika koefisien determinasi auxiliary lebih besar dari 62 koefisien determinasi model regresi aslinya, maka terjadi permasalahan multikolinieritas antara variabel independen yang digunakan dalam model penelitian Widarjono, 2007:117.

3. Uji Statistik