71
3. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK
Tenaga kerja diperlukan dalam kegiatan pembangunan suatu wilayah, karena tenaga kerja merupakan penggerak dan pelaksana pembangunan
ekonomi tersebut. Sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki keinginan untuk berusaha merupakan modal utama bagi pembangunan yang
aktif terhadap perekonomian.
Semakin banyak tenaga kerja yang bekerja, semakin tinggi tingkat kebutuhanya pula akan konsumsi, sehingga baik langsung maupun tidak
langsung, berpengaruh terhadap pertumbuhan PDRB.
Tetapi pada Negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya memiliki jumlah penduduk yang padat dan memiliki kota besar,
terpenuhinya kebutuhan akan tenaga kerja masih terganjal oleh hal-hal dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih besar dari pada pertumbuhan
kesempatan kerja, ditambah lagi dengan imigran dari daerah yang lebih terpencil yang ingin mengadu nasib di kota besar seperti Jakarta, sehingga
masih banyak angkatan kerja yang tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dikarenakan kurangnya ketersediaan lapangan kerja, terkecuali jika
mereka dapat berwiraswasta tetapi hal itu pun terkadang terbatas oleh dan usaha yang dibutuhkan.
Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi dapat diukur dengan menghitung proporsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja atau proporsi
angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Ukuran ini biasanya disebut dengan Tingkat Partisipasi Angkatan kerja TPAK. Semakin tinggi TPAK,
72 maka semakin besar keterlibatan penduduk dalam pasar kerja, baik mencari
pekejaan maupun bekerja.
Gambar 4.2 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
dalam Persentase Periode 1987-2009
Sumber : Indikator Ekonomi DKI Jakarta BPS
Pada grafik 4.2 terlihat bahwa nilai TPAK mengalami fluktuasi pada pada setiap tahunnya, pergerakan yang meningkat dari tahun 1987
– 1997, hal ini didukung oleh keadaan ekonomi yang membaik saat itu.
Perkembangan tenaga kerja pada masa orde baru tersebut juga dapat dilihat dari perkembangan pertumbuhan ekonomi yang pada saat itu terus membaik,
sehingga angka tenaga kerja yang bekerja pada saat itu mulai teserap oleh perkembangan ekonomi, dari peranan pemerintah yang terus mendukung
perkembangan tenaga kerja di Jakarta lebih dari 60 persen penduduk usia kerja 15 tahun keatas di DKI Jakarta, masuk dalam kategori angkatan
73 kerja. Hal ini terlihat dari indicator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPAK yang merupakan gambaran persentase penduduk 15 tahun ke atas yang termasuk dalam angkatan kerja.
Dalam tahun 1996 persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja mengalami kenaikan sekitar 57,90 persen dan pada tahun 1997
TPAK mengalami kenaikan menjadi 59,20 persen namun pada tahun-tahun berikutnya Jakarta mulai mengalami penurunan angka persentase penduduk
usia kerja, yaitu pada tahun 1998 angka TPAK turun menjadi 58,16 dan mengalami perkembangan yang berfluktuasi pada tahun 2005-2009. Hal ini
disebabkan oleh tejadinya krisis ekonomi yang dialami oleh indonesia pada saat itu, sehingga berdampak pula terhadap DKI Jakarta, dimana Jakarta
merupakan ibu kota indonesia yang sebagian besar pusat perekonomian indonesia. Sedangkan pada tahun 2005 Jakarta mengalami kenaikan angka
TPAK sekitar 63,08 persen dan mengalami turun naik hingga pada tahun 2009 TPAK menempati angka sekitar 66,60 persen. Keadaan ini dipacu oleh
kurang stabilnya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta saat itu.
4. Perkembangan Penanaman Modal Asing PMA