Perkembangan Penanaman Modal Asing PMA

73 kerja. Hal ini terlihat dari indicator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK yang merupakan gambaran persentase penduduk 15 tahun ke atas yang termasuk dalam angkatan kerja. Dalam tahun 1996 persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja mengalami kenaikan sekitar 57,90 persen dan pada tahun 1997 TPAK mengalami kenaikan menjadi 59,20 persen namun pada tahun-tahun berikutnya Jakarta mulai mengalami penurunan angka persentase penduduk usia kerja, yaitu pada tahun 1998 angka TPAK turun menjadi 58,16 dan mengalami perkembangan yang berfluktuasi pada tahun 2005-2009. Hal ini disebabkan oleh tejadinya krisis ekonomi yang dialami oleh indonesia pada saat itu, sehingga berdampak pula terhadap DKI Jakarta, dimana Jakarta merupakan ibu kota indonesia yang sebagian besar pusat perekonomian indonesia. Sedangkan pada tahun 2005 Jakarta mengalami kenaikan angka TPAK sekitar 63,08 persen dan mengalami turun naik hingga pada tahun 2009 TPAK menempati angka sekitar 66,60 persen. Keadaan ini dipacu oleh kurang stabilnya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta saat itu.

4. Perkembangan Penanaman Modal Asing PMA

Penanaman modal asing adalah penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 1 tahun 1967 dan yang digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanam modal tersebut Widjaya, 2000:25. 74 Gambar 4.3 Perkembangan Penanaman Modal Asing dalam Ribu US Periode 1987-2009 Sumber: Indikator Ekonomi DKI Jakarta BPS DKI Jakarta dihadapkan pada tantangan untuk memicu penanaman modal baru, dan mempertahankan penanam modal yang berasal dari luar negeri PMA. Investasi sangat diperlukan untuk menunjang dan melengkapi roda perekonomian serta mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Untuk menarik investasi dari luar negeri, khususnya DKI Jakarta sangat dibutuhkan guna berkembangnya pembangunan yang sudah ada. Pada gambar 4.3 terlihat bahwa, telah terjadi peningkatan positif dari tahun 1987 sampai dengan tahun 1995. Keadaan ini menunjukkan bahwa Jakarta merupakan pusatnya kota besar dalam perekonomian indonesia yang 75 masih diminati oleh asing. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi stabilitas ekonomi, politik dan keamanan DKI Jakarta. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1998, PMA mengalami penurunan yaitu menjadi. 703.916,00 ribu US Hal ini sebagai dampak dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Hal ini juga membuat keluarnya beberapa perusahaan asing seperti nike dan sony yang memindahkan penanaman modalnya ke negara lain. PMA menunjukkan pergerakan yang kurang baik, jika dibandingkan dengan pergerakan PMA sebelum krisis. Pergerakan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, pada tahun 1999 PMA masih tetap pada kisaran angka yaitu 777.547,00 ribu US . Pada dua tahun berikutnya nilai PMA kembali meningkat, bahkan mencapai 1.234.428,52 ribu US dan pada tahun 2003 menginjak angka 5.395.705,00 ribu US . Hal ini di sebabkan sudah mulai pulihnya kepercayaan pada perekonomian DKI Jakarta. meningkatnya investasi ini juga ditandai dengan meningkatnya impor bahan baku dan barang modal pada tahun tersebut. Tetapi pada tahun 2004 nilai PMA kembali menurun menjadi 1.867.972,00 ribu US hal ini disebabkan kondisi perekonomian Jakarta yang dianggap masih tidak stabil. Selain itu ada indikasi beralihnya minat investor asing dari sektor industri ke bidang perdagangan. Pada tahun selanjutnya nilai PMA terus mengalami pergerakan yang fluktuatif yang cenderung positif dan mengalami peningkatan yang cukup positif di tahun 2007 yaitu mencapai 6.091.830,00 ribu US Hal ini didorong oleh permintaan minat investor untuk berinvestasi di Jakarta. Tetapi pada dua 76 tahun berikunya yaitu tahun 2008 dan 2009, PMA kembali mengalami penurunan hal ini disebabkan sebagai dampak krisis ekonomi yang melanda Amerika dan beberapa negara eropa lainnya. Penanaman modal asing PMA, menurun sebesar 44,5 persen dibanding tahun 2008, dari 9,93 ribu US menjadi 5,51 ribu US pada tahun 2009.

5. Perkembangan Ekspor