Pengujian Multikolonieritas Pengujian Heteroskedastisitas

Coefficients a .904 .061 14.700 .000 .028 .015 .382 1.845 .077 .833 1.201 -1E-009 .000 -.012 -.060 .953 .833 1.201 Constant PUAS SWBI Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: FDR a. menggunakan OLS metode kuadrat terkecil. Dapat dikatakan bahwa setiap penelitian tidak akan dapat menghindari pengimpangan dari asumsi kenormalan klasik. Untuk dapat memenuhi syarat BLUE Best Linier Unbias Estimate, maka dapat diperlukan beberapa asumsi klasik sebagai berikut:

1. Pengujian Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah ketentuan dimana terdapat hubungan linier diantara regresor. Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Konsekuensi jika terdapat masalah multikolonieritas ini adalah penaksir kuadrat terkecil ordinary last square tidak dapat dilakukan, dan pengaruh terpisah dari variabel bebas tidak dapat diduga secara persis. Jika nilai VIF kurang dari 5, maka model tersebut bebas dari masalah multikolonieritas. Semakin besar nilai VIF maka semakin besar pula varian koefisien regresi. Hal ini akan menyebabkan model menjadi tidak stabil. Dengan demikian, semakin besar nilai VIF mengindikasikan besarnya potensi adanya multikolonieritas, dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas Regression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 -3 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 2 1 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: FDR penjelasannya dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa nilai VIF dari kedua variabel bebas; PUAS dan SBIS, sama bernilai 5, berarti Ho, dan sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak terdapat multikolonieritas.

2. Pengujian Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila suatu model memilki variansi yang tidak konstan, sehingga akan ada beberapa kelompok data yang memiliki error yang berbeda-beda. Apabila diplotkan akan membentuk suatu pola. Heteroskedastisitas akan terdeteksi bila plot menunjukan pola yang sistematis. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Summary b .377 a .14 .071 .06571265 .142 1.992 2 24 .158 .505 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics Durbin- W atson Predictors: Constant, SW BI, PUAS a. Dependent Variable: FDR b. Dari gambar diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa plot dari model tersebut tidak menunjukan pola yang sistematis, sehingga dapat disimpulkan model tersebut terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

3. Pengujian Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Respon perbankan Syariah terhadap krisi keuangan global 2008 dalam penempatan dana pada SBIS dan puas

0 23 132

Analisis inlfansi, Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBSIS) dan pasar uang antra bank syariah (PUAS) tehadap financing deposit ratio (FDR) serta inplikasinya kepada return on assets (ROA) Bank Syariah di Indonesia

2 10 155

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Pengaruh financing to deposit ratio, pendapatan bagi hasil dan total asset terhadap profitabilitas industri perbankan syariah di Indonesia

0 9 108

Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pembiayaan bagi hasil perbankan syariah

1 8 126

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

Pengaruh Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2010-2014

4 36 130