ANALISIS DATA HASIL DAN PEMBAHASAN

Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tungal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah. 42

B. ANALISIS DATA

Untuk mengetahui data FDR Perbankan Syariah SBIS dan PUAS, dapat dilihat dari data yang disajikan pada tabel 4.1 sampai 4.3 berikut: Tabel 4.1 Financing to deposit Ratio FDR dalam persen Jan - 04 0.884873838 Mar - 05 1.057146 Feb - 04 0.845413523 April - 05 1.053528 Mar - 04 0.913586132 Mei - 05 1.091468 April - 04 0.951602363 Juni - 05 1.06834 Mei - 04 0.975652323 Juli - 05 1.084536 Juni - 04 1.004849775 Agus - 05 1.084862 Juli - 04 1.020291355 Sept - 05 1.104456 Agus - 04 1.020697634 Okto - 05 1.113061 42 http:bi.go.idNRrdonrlyres832BI697-87E5-4735 , diakses pada tanggal 5 Agustus 2008 Sept - 04 1.047057 Nov - 05 1.109012 Okto - 04 1.057734 Des - 05 0.977514 Nov - 04 1.039738 Jan - 06 0.99387 Des - 04 0.968624 Feb - 06 1.03121 Jan - 05 0.980992 Mar - 06 1.069622 Feb - 05 1.031945 Sumber: BI 2008 Berdasarkan tabel 4.1 diatas, kegiatan pembiayaan terhadap penghimpunan dana pihak ketiga FDR perbankan syariah selama tahun 2004- 2006 berfluktuasi, pada Januari hingga November 2005 FDR Perbankan Syariah berada diatas 100, walaupun sempat mengalami penurunan, tingkat FDR perbankan syariah minimal berada pada tingkat 84. Hal ini menunjukan pada priode ini fungsi intermediasi perbankan syariah dalam menyalurkan kredit atau pembiayaan berjalan dengan sangat baik. Pada posisi Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dalam jutaan rupuah Jan - 04 205.1000 Mar - 05 489000 Feb - 04 198.8000 April - 05 449000 Mar - 04 156.7000 Mei - 05 413000 April - 04 125.0000 Juni - 05 538000 Mei - 04 106.2000 Juli - 05 439000 Juni - 04 444000 Agus - 05 360000 Juli - 04 309000 Sept - 05 507000 Agus - 04 540000 Okto - 05 507000 Sept - 04 415000 Nov - 05 532000 Okto - 04 369000 Des - 05 2395000 Nov - 04 447000 Jan - 06 2156000 Des - 04 1094000 Feb - 06 1696000 Jan - 05 883000 Mar - 06 2508000 Feb - 05 628000 Sumber BI 2008 Berdasarkan pada tabel ini posisi SBIS yang ada di Bank Indonesia mengalami peningkatan pada bulan Januari 2004, kemudian posisi terus menurun sampai bulan November 2004 dengan posisi terendah pada posisi Juli 2004. Faktor yang diprediksikan mendukung peningkatan posisi SBIS adalah Perbankan Syariah membutuhkan alokasi pada kelebihan likuiditas yang dialami, sementara pada saat yang sama terjadi berbagai penyebab yang membuat perbankan syariah tidak menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan kepada sektor riil, diantaranya faktor risiko. Hal ini juga diperkirakan berarti bahwa penempatan dana pada SBIS cukup menarik perbankan syariah pada saat terjadi kelebihan likuiditas. Bonus Pasar Uang Antarbank berdasarkan Prinsip Syariah PUAS dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah PUAS dalam persen Jan - 04 4.85 Mar - 05 3.58 Feb - 04 3.15 April - 05 4.49 Mar - 04 3.34 Mei - 05 3.75 April - 04 2.1 Juni - 05 4.62 Mei - 04 2.1 Juli - 05 5.56 Juni - 04 3.85 Agus - 05 3.92 Juli - 04 4.12 Sept - 05 4.11 Agus - 04 3.15 Okto - 05 4.77 Sept - 04 4.3 Nov - 05 5.17 Okto - 04 5.08 Des - 05 5.42 Nov - 04 5.76 Jan - 06 4.32 Des - 04 4.78 Feb - 06 4.62 Jan - 05 4.11 Mar - 06 4.75 Feb - 05 3.75 Sumber BI 2008 Berdasarkan pada tabel 4.3 tingkat bonus pada PUAS terlihat cukup berfluktuasi sejak bulan Januari 2004 sampai Maret 2006 berada pada kisaran 2.1 hingga 10.32. tingkat bonus paling rendah berada pada bulan April dan Mei 2004. sedangkan tingkat bonus yang paling tinggi berada pada bulan Juli 2005 sebesar 5.56.

C. UJI STASIONERITAS

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Respon perbankan Syariah terhadap krisi keuangan global 2008 dalam penempatan dana pada SBIS dan puas

0 23 132

Analisis inlfansi, Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBSIS) dan pasar uang antra bank syariah (PUAS) tehadap financing deposit ratio (FDR) serta inplikasinya kepada return on assets (ROA) Bank Syariah di Indonesia

2 10 155

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Pengaruh financing to deposit ratio, pendapatan bagi hasil dan total asset terhadap profitabilitas industri perbankan syariah di Indonesia

0 9 108

Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pembiayaan bagi hasil perbankan syariah

1 8 126

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

Pengaruh Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2010-2014

4 36 130