Perbandingan Antara SWBI dan SBIS

2. Apabila dalam kurun waktu 6 enam bulan, BUS atau UUS telah mendapatkan teguran tertulis sebanyak 3 tiga kali, maka selain mendapatkan sanksi teguran tertulis dan kewajiban membayar, BUS atau UUS juga dikenakan sanksi larangan mengajukan Repo SBIS selama 5 lima hari kerja berturut-turut dan pemberhentian sementara untuk mengikuti lelang SBIS sampai dengan lelang minggu berikutnya. 3. Penghitungan 3 tiga kali teguran tertulis tersebut memperhitungkan juga pembelian SBIS oleh BUS atau UUS yang dinyatakan batal.

C. Perbandingan Antara SWBI dan SBIS

Sebagaimana peraturan yan telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1011PBI2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS yang mana peraturan ini telah mengganti kebijakan Peraturan Bank Indonesia No. 67PBI2004 tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI. Dan dengan dikeluarkannya peraturan baru ini, peraturan Bank Indonesia No. 67PBI2004 tanggal 16 februari 2004 tentang SWBI dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dalam prakteknya menggunakan akad Ju’alah yaitu mekanisme transaksinya dalam bentuk lelang, dan lelang tersebut akan dimenangkan oleh salah satu BUS atau UUS yang mengikuti lelang tersebut, sedangkan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia memakai akad Wadiah yang berarti titipan dana bank yang menyimpan dananya di SWBI akan mendapatkan bonus yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penempatan dana perbankan syariah pada instrument Bank Indonesia selama ini terbilang kecil, pada akhir November 2007, misalnya, total dana bank syariah yang mengendap di SWBI tercatat hanya sebesar 1.64 Triliun. Sedangkan nilai posisi out standing pembiayaan mengucur dari bank syariah mencapai Rp. 26.55 Triliun. Dengan total DPK dibank syariah mencapai Rp. 25.66 Triliun. Jadi rata-rata FDR perbankan syariah adlah 103.5. Bank Indonesia untuk pertama kalinya melakukan lelang SBIS, instrument SBIS ini dilelang bersamaan dengan SBI 1 buulan dan SBI 3 bulan. Dalam lelang perdana, SBIS ini berjanga 1 bulan 28 hari dengan tingkat imbalan 7.97 persen menyerap semua penawaran yang masuk dari investor sebesar 1.14 Triliun. Frekuensi penawaran lelang adalah 16 transaksi, tanggal setelmen dilakukan 2 April 2008 yang akan jatuh tempo pada 30 April 2008. Kehadiran SBIS setidaknya merupakan awal da sinyal dari berbagai masalah krusial yang harus segara diselesaikan oleh pemerintah, DPR dan Bank Indonesia. Terlebih, SBIS dengan tingkat return yang setara atau mendekati bunga SBI konvensional akan menjadi pilihan instrument investasi yang cukup menarik disaat bank syariah mengalami kelebihan likuiditas serta akan membuat perbankan syariah aktif menggenjot perolehan dan apihak ketiga DPK yang selama ini masih banyak membatsi diri. Dengan adanya instrument baru tersebut, bank syariah tidak perlu takut untuk menerima dana dari pihak ketiga dari individu atau korporat dalam jumlah besar. Saat ini banyak bank umum ataupun unit usaha syariah yang enggan menerima dana masyarkat yang bernilai besar karena kuatir tidak mampu menyalurkannya. Bila hal tersebut dipaksakan, akibatnya bagi hasil yang diterima pemilik dana justru akan mengecil dan tingkat pembiayaan bermasalah akan meningkat. Dalam skripsi ini penulis menggunakan laporan bulanan yatiu dari bulan Januari 2004 sampai Maret 2006, yang mana pada saat itu masih menggunakan kebijakan SWBI dan masih belum bisa dikeluarkannya data SBIS dikarenakan belum mencapai satu tahun, dan oleh karena itu data yang diperoleh dan diolahpun adalah menggunakan data SWBI tahun 2004-2006. 24

D. Pengertian Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah PUAS

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Respon perbankan Syariah terhadap krisi keuangan global 2008 dalam penempatan dana pada SBIS dan puas

0 23 132

Analisis inlfansi, Sertifikat Bank Indonesia syariah (SBSIS) dan pasar uang antra bank syariah (PUAS) tehadap financing deposit ratio (FDR) serta inplikasinya kepada return on assets (ROA) Bank Syariah di Indonesia

2 10 155

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Pengaruh financing to deposit ratio, pendapatan bagi hasil dan total asset terhadap profitabilitas industri perbankan syariah di Indonesia

0 9 108

Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pembiayaan bagi hasil perbankan syariah

1 8 126

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

Pengaruh Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2010-2014

4 36 130