Perbandingan Kadar Amonia, Nitrit, Dan Nitrat.

64 mendominasi di dalam corong, sehingga kadar nitrat yang dihasilkanpun lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar nitrat pada perlakuan A dan C. Nitrat memiliki ambang batas 1000-3000 ppm, sehingga sangat jarang sekali menjadi penyebab kematian pada ikan. Hanggono 2004 menyatakan bahwa nitrat berbeda dengan amonia maupun nitrit, nitrat jarang sekali menjadi masalah dalam budidaya hewan akuatik baik di tawar, payau maupun laut. Efek nitrat pada hewan akuatik hampir sama dengan nitrit yaitu pada transportasi oksigen dan proses osmoregulasi. Kadar nitrat dalam air yang berbahaya bagi ikan maupun invertrebata berkisar antara 1.000 –3.000 ppm. Oleh karena itu, keracunan nitrat pada hewan akuatik sangat jarang terjadi. Hasil uji analisis menunjukan bahwa sistem heterotrofik berpengaruh nyata terhadap kadar nitrat, hal ini dapat diperhatikan dari nilai F hitung yang lebih besar dari F Tabel dan dari probabilitas P0.05 Lampiran 9. Kesimpulan dari uji Duncan yaitu terjadi perbedaan pada tiap-tiap perlakuan terhadap kadar nitrat. Hal ini dapat dilihat dari kolom pada uji Duncan dimana beberapa kadar nitrat rata-rata dari ke-4 perlakuan terletak pada kolom yang berbeda.

4.2.4 Perbandingan Kadar Amonia, Nitrit, Dan Nitrat.

Perbandingan nilai rata-rata kadar ammonia, nitrit, dan nitrat pada tiap- tiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 9. 65 Gambar 9. Perbandingan Kadar Rata-rata Amonia, Nitrit, dan Nitrat Dari Gambar 9 diatas dapat dilihat perbedaan kadar rata-rata amonia, nitrit, dan nitrat dari tiap-tiap perlakuan. Pada perlakuan A dan C sangat terlihat adanya proses nitrifikasi pada kedua perlakuan tersebut. Amonia yang ada diubah menjadi nitrit melalui proses oksidasi, sehingga kadar nitrit yang dihasilkan lebih tinggi dari kadar amonia. Begitu pula dengan kadar nitrat, kadar nitrat yang dihasilkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kadar nitrit. Hal ini menunjukkan adanya proses oksidsi nitrit menjadi nitrat melalui proses nitrifikasi oleh bakteri autotrofik. Pada perlakuan C terlihat bahwa nilai rata-rata kadar nitrit pada perlakuan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A. kedua perlakuan ini dianggap sama, perbedaannya hanya inokulasi bakteri komersial yang dilakukan pada perlakuan C. Inokulasi bakteri ini diduga sebagai penyebab tingginya kadar nitrit pada perlakuan C. Pada bakteri komersial tersebut diduga terdapat bakteri heterotrofik yang bersifat fakultatif yang dapat berubah menjadi 9,39 7,31 9,14 7,27 11,20 6,92 18,72 3,36 19,53 5,11 21,21 12,95 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 A nobak+nomol B nobak+mol C bak+nomol D bak+Mol mgl perlakuan amonia nitrit nitrat 66 autotrof jika tidak adanya sumber karbon. Dengan demikian tingginya kadar nitrit pada perlakuan C diakibatkan adanya bakteri heterotrofik fakultatif yang diinokulasikan ke dalam perlakuan ini sehingga proses nitrifikasi yang terjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan perlakuan A yang merupakan kontrol. Pada perlakuan B kadar rata-rata amonia, nitrit, dan nitrat berturut-turut menurun. Kadar amonia lebih tinggi dibandingkan kadar nitrit dan nitrat. Kadar nitrit lebih tinggi dibandingkan kadar nitrat. Hal ini disebabkan adanya aktifitas bakteri heterotrofik yang merubah amonia menjadi biomassa sel. Amonia dirubah menjadi biomassa sel dan sangat sedikit yang dirubah menjadi nitrit. Hal tersebut diduga bahwa bakteri pengoksidasi nitrit berjumlah lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri pengoksidasi nitrat. Kadar rata-rata amonia, nitrit, dan nitrat pada perlakuan D masing- masing kadar terlihat sangat berbeda. Pada perlakuan ini kadar rata-rata limbah nitrogen yang didapatkan tidak sama dengan perlakuan B. Kadar nitrat pada perlakuan D lebih tinggi dibandingkan perlakuan B. Hal ini disebabkan oleh bakteri autotrofik yang berada pada perlakuan D. Bakteri ini juga berperan dalam proses pemanfaatan amonia melalui proses nitrifikasi di dalam corong perlakuan D, sehingga kadar nitrat yang didapat melebihi kadar nitrit. Namun tetap saja jumlah kadar nitrit dan nitrat pada perlakuan D jauh lebih rendah dari perlakuan A dan C. 67

4.3. Kualitas Air Pendukung