53
hasil uji analisis yang menunjukan bahwa sistem heterotrofik tidak berpengaruh nyata terhadap nilai VSS, hal ini dapat diperhatikan dari nilai F hitung yang lebih
kecil dari F Tabel dan dari nilai probabilitas P0.05 Lampiran 9. Disamping itu dari hasil uji Duncan menunjukkan tidak adanya perbedaan nilai VSS yang
nyata pada tiap-tiap perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari kolom pada uji Duncan dimana nilai rata-rata VSS terletak pada kolom yang sama.
4.2. Dinamika Kadar Limbah Nitrogen
Hasil penelitian mengenai dinamika kadar limbah nitrogen selama penelitian meliputi amonia, nitrit, dan nitrat. Hasil penelitian dinamika limbah
nitrogen selama 21 hari dapat dilihat pada subbab berikut:
4.2.1 Amonia
Amonia merupakan senyawa utama limbah metabolisme ikan dan sering menjadi masalah dalam budidaya ikan. Amonia merupakan salah satu bentuk N-
anorganik yang berbahaya bagi ikan. Penambahan molases dan bakteri heterotrofik diharapkan dapat menurunkan jumlah limbah nitrogen yang terdapat
dalam corong, yaitu dengan cara mengubah amonia menjadi biomassa sel dan mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Kadar amonia hasil pengamatan
selama 21 hari dapat dilihat dalam Gambar 6.
54
Gambar 6. Kadar Amonia Selama Penelitian
Dinamika kadar amonia hasil pengamatan selama 21 hari secara keseluruhan mengalami penurunan. Kisaran kadar amonia secara keseluruhan dari
ke empat perlakuan yaitu 0,98-21,50 mgL. Kadar amonia rata-rata pada perlakuan A adalah 9,39 mgL, pada perlakuan B adalah 7,31 mgL, pada
perlakuan C adalah 9,14 mgL, dan pada perlakuan D adalah 7,27 mgL. Kadar amonia rata-rata tertinggi yaitu pada perlakuan A sebesar 9,39 mgL dan terendah
yaitu pada perlakuan D sebesar 7,27 mgL. Kadar amonia pada ke-empat perlakuan tidak terlihat adanya perbedaan
yang sangat signifikan. Kehilangan amonia terjadi pada ke-empat perlakuan ini, namun dalam proses yang berbeda. Pada perlakuan A dan C, proses kehilangan
amonia terjadi melalui proses nitrifikasi oleh bakteri kemoautotrofik yang mengubah amonia menjadi nitrit dan seterusnya menjadi nitrat. Pada perlakuan B
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
H0 H2
H4 H6
H8 H10 H13 H16 H19 H21
A m
o n
ia m
gL
A nobak+nomol B nobak+mol
C bak+nomol D bak+Mol
55
dan D proses kehilangan amonia terjadi karena penggunaan amonia oleh bakteri heterotrofik sebagai sumber energi yang diubah menjadi biomassa bakteri.
Pada awal penelitian tepatnya pada hari ke-2 kadar amonia sangat tinggi hingga 21.50 mgL. Tingginya kadar amonia diakibatkan oleh adanya akumulasi
hasil metabolit ikan dan sisa pakan. Setelah itu terjadi penurunan yang bertahap pada tiap-tiap perlakuan akibat adanya aktivitas mikroorganisme. Penurunan ini
diakibatkan adanya aktivitas mikroorganisme yang mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat bakteri autotrofik nitrifikasi pada perlakuan A dan C serta yang
mengubah amonia menjadi biomassa bakteri bakteri heterotrofik pada perlakuan B dan D. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brune et al., 2003 bahwa penurunan
kadar amonia terjadi antara lain karena adanya pemanfaatan amonia oleh proses heterotrofik biosintesis bakteri yang menghasilkan biomassa bakteri dan proses
kemoautotrofik nitrifikasi yang menghasilkan senyawa nitrit yang selanjutnya diubah lagi menjadi nitrat.
Pada perlakuan A dan C terus mengalami penurunan hingga hari ke-16. Hal ini terjadi karena adanya proses nitrifikasi oleh bakteri autotrofik yang
mengubah amonia menjadi nitrit. Pada hari ke-16 sampai hari ke-21 terjadi kenaikan kadar amonia kembali yang signifikan pada kedua perlakuan ini. Hal ini
terjadi karena besarnya produksi amonia yang berasal dari hasil metabolisme ikan dan sisa pakan dibandingkan dengan proses nitrifikasi yang terjadi.
Pada perlakuan B dan D terjadi penurunan terus menerus pada hari ke-4 sampai hari ke-21. Hal ini menunjukan adanya aktivitas bakteri heterotrofik yang
mengubah amonia menjadi biomassa sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sylvia
56
et al., 1990 bahwa penurunan kadar amonia disebabkan oleh penggunaan amonia sebagai sumber energi oleh bakteri heterotrofik untuk sintesis biomassa
sel. Selain itu Montoya dan Velasco 2000 mengatakan bahwa amonia yang dikeluarkan oleh ikan di dalam air akan membentuk kesetimbangan dengan ion
ammonium. Amonia dalam bentuk ion ammonium akan mengalami proses nitrifikasi, namun demikian dengan adanya bahan organik, proses mikrobial yang
berlangsung didominasi oleh bakteri heterotrofik yang lebih cepat menyerap ammonium menjadi biomasa bakteri. Bakteri ini bisa menyerap sampai 50 dari
jumlah ammonium terlarut dalam air. Pernyataan diatas membuktikan bahwa pada perlakuan B dan D terjadi proses kehilangan amonia oleh bakteri heterotrofik
karena dilakukan perlakuan pemberian molases yang merupakan sumber karbon organik.
Hasil uji analisis menunjukan bahwa sistem heterotrofik tidak berpengaruh nyata terhadap kadar amonia, hal ini dapat diperhatikan dari nilai F
hitung yang lebih kecil dari F Tabel dan dari probabilitas P0.05 Lampiran 9. Di samping itu hasil dari uji Duncan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan
kadar amonia yang nyata pada tiap-tiap perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari kolom pada uji Duncan dimana semua rata-rata kadar amonia terletak pada kolom yang
sama.
57
4.2.2 Nitrit